Mahfud Ogah Jadi ‘Ban Serep’ Jika Menang Pilpres: Saya dan Pak Ganjar Sepakat Bagi Peran
Mahfud mengaku akan mengambil peran pada persoalan hukum dan penegakan korupsi jika menang Pilpres 2024.
Mahfud menyebutkan stigma wakil presiden sebagai ban serep dari kepala negara hanya terjadi di era kepemimpinan Orde Baru.
Mahfud Ogah Jadi ‘Ban Serep’ Jika Menang Pilpres: Saya dan Pak Ganjar Sepakat Bagi Peran
Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud Md, menegaskan dirinya akan mengambil banyak peran terkait penegakan hukum dan pemberantasan korupsi jika menang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Pernyataan itu disampaikan Mahfud, saat ditanya seorang Kiai pengasuh pesantren di Tangerang, terkait pandangan masyarakat bahwa wakil presiden hanya menjadi ‘ban serep’. Biasanya, kinerja presiden lebih dominan dibandingkan wakilnya.
Mahfud menyebutkan stigma wakil presiden sebagai ban serep dari kepala negara hanya terjadi di era kepemimpinan Orde Baru. Namun setelah era reformasi, wakil presiden banyak mengambil peran-peran strategis pada tata kelola pemerintahan.
“Wapres yang lama itu hanya di zaman Soeharto. Kalau di zaman reformasi, Pak Jusuf Kalla, bagus, Moch Hatta berperan, Pak Habibi, tidak semua wapres tidak diberi peran,”
ungkap Mahfud di Ponpes Nur Antika, Desa Pete, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Jumat (1/12).
merdeka.com
Mahfud pun menegaskan, jika nantinya terpilih dan menang dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang, akan mengambil peran pada persoalan hukum dan penegakan korupsi.
“Maka wapres diminta tugas khusus agar persoalan hukum dan pemberantasan korupsi kasih ke saya. Itu informasi bahwa saya sudah bersepakat dengan pak Ganjar dan juga disetujui sama pimpinan partai,”
terang Mahfud.
merdeka.com
Mahfud menekankan pentingnya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi merupakan fondasi dalam membentuk iklim investasi yang sehat.
“Agar iklim usaha itu tenang, terlindungi dan rakyat tidak diperlakukan sewenang-wenang juga, sehingga kita akan tegakkan aturan hukum secara baik,” tegas Mahfud.
“Iya itu kesepakatan kok, malah dia (Ganjar) yang minta agar ada fokus seperti itu,” ungkap Mahfud.
Pada Selasa (14/11) pagi, Mahfud bertemu Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Solo yang juga Sekretaris Tim Monitoring Perjuangan Partai bentukan DPP PDI Perjuangan, FX Hadi Rudyatmo. Dalam pertemuan itu, Rudy menyampaikan beberapa pesan kepada Mahfud.
"Keputusan Ibu Megawati Soekarnoputri menyandingkan Pak Ganjar dengan Pak Mahfud sudah sangat sesuai dengan harapan rakyat. Bagi saya bersatunya kekuatan merah dan hijau ini adalah anugerah besar. Kalau merah dan hijau kultural ini bersatu, NKRI akan aman dan selamat," katanya.
"Tadi saya yakinkan juga kepada beliau bahwa nantinya beliau tidak akan sekadar menjadi ban serep saja jika telah menjabat wakil presiden. Kapasitas, kapabilitas dan kemampuan beliau yang mumpuni di bidang hukum dan berpengalaman matang di eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, sangat dibutuhkan untuk bersama-sama Pak Ganjar mengelola negara ini sebagai pasangan yang saling melengkapi," imbuh Rudy.
Masukan-masukan tersebut, lanjut Rudy, dapat diterima oleh Mahfud. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan Megawati kepada dirinya.