Mantan pimpinan KPK: Selama Anies menteri tak satu sen pun dikorupsi
Mantan pimpinan KPK, Bambang Widjajanto, ditunjuk sebagai juru bicara tim pemenangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam kampanye Pilgub DKI. Bambang bahkan mengaku salut atas kinerja Anies selama jabat menteri pendidikan dan kebudayaan. Sebab, Anies sosok jujur dalam bekerja dan tak pernah korupsi sekecil apapun.
Mantan pimpinan KPK, Bambang Widjajanto, ditunjuk sebagai juru bicara tim pemenangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam kampanye Pilgub DKI. Bambang bahkan mengaku salut atas kinerja Anies selama jabat menteri pendidikan dan kebudayaan. Sebab, Anies sosok jujur dalam bekerja dan tak pernah korupsi sekecil apapun.
Bambang menuturkan, Anies juga memiliki kecerdasan dalam memimpin. Dengan kecerdasannya itu, Anies diyakini masih memiliki kemampuan untuk membangun peradaban dan kepedulian terhadap masyarakat.
"Anies salah satu menteri yang luar biasa. Waktu memimpin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak ada satu sen pun yang dikorupsi. Penyerapan anggaran pun termasuk departemen paling besar," kata Bambang di hadapan peserta kampanye di kediaman mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (8/12).
Bambang menuturkan, selama ini kondisi Jakarta semakin parah, terutama dalam masalah kesenjangan sosial. Apalagi angka kemiskinan di ibu kota juga masih tinggi.
"Ada 400 ribu yang orang miskin di Jakarta. Dan dalam 2 tahun terakhir masih ada kesenjangan sosial makin tinggi. Angka kemiskinan terus meningkat dalam 2 tahun terakhir dari 0,41 jadi 0,44," ungkapnya.
Bambang melanjutkan, kesenjangan ekonomi meningkat ketika pembangunan untuk fisik dan infrastruktur gencar dilakukan Pemprov DKI. Katanya, pembangunan banyak itu bukan atas kemaslahatan rakyat.
Bambang juga sempat menyinggung soal penyerapan anggaran Pemprov DKI dalam 2 tahun terakhir, atau semasa dijabat Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki T Purnama (Ahok). Kata dia, Pemprov DKI Jakarta menduduki peringkat kelima terbawah paling buruk dalam masalah penyerapan anggaran.
"Apalagi bapak ibu tahu penyerapan anggaran selama dua tahun terakhir, DKI Jakarta menempati posisi nomor 5 dirangking terbawah. Makanya program kemaslahatan rakyat tidak menyentuh masyarakat," kata Bambang.
Terakit program Anies dan Sandiaga, Bambang mengaku sepakat. Terutama mengenai program mencetak 200 ribu wirausaha guna mengentaskan kemiskinan Jakarta. Sebab, program itu bukan menawarkan uang puluhan juta.
"Bukan dengan menjanjikan uang Rp 10 juta, Rp 50 juta, Rp 1 miliar tapi dibangun kewirausahaan. Kenapa penting karena sebanyak apapun dana yang diberikan kalau tidak diberikan pada kepentingan dan cara-cara yang baik lewat usaha maka itu tidak akan menghasilkan apapun," ujarnya.
Masalah di Jakarta lainnya, lanjut Bambang, tentang masyarakat menghadapi persoalan ditimbulkan akibat kepemimpinan penguasa tidak amanah. Sehingga menyebabkan banyak persoalan, mulai dari tingginya harga bahan pokok hingga masalah sosial lainnya. "Kepemimpinan macam apa yang bisa menyebabkan seperti ini?"
"Jadi kenapa harus pilih nomor 3 (Anies dan Sandiaga) karena kalau kita mau bangun usaha untuk tingkatkan kesejahteraan maka korupsi harus dihapuskan. Selama ini kan kalau jual beli yang dapat untung cuma pedagang saja. Selama ini banyak orang tidak bisa berkembang, karena pasarnya itu itu dikorup," tegas Bambang.
Selama ini banyak pejabat diakuinya belum memenuhi janji. Kondisi ini kata Bambang, juga bisa masuk dalam kategori korupsi. Sebab, mereka tidak amanah terhadap janjinya.
"Karena kalau pejabat dikasih wewenang menyejahterakan rakyat tapi kalau enggak dipenuhi itu masuk dalam kategori koruptif. Berapa banyak janji ditebar tapi sebanyak itu juga janji dilupakan," ujarnya.
"Saya tidak mau menunjuk itu siapa. Tapi ketika Anies jadi menteri, dia menunjukkan kehormatan dan karena kehormatannya itu dia dimuliakan," tambahnya.