Masing-masing cari aman, sulit melihat parpol Islam berkoalisi
Sikap parpol Islam begitu cair karena semuanya ingin bermain aman dan tetap merasa nyaman di koalisi yang memerintah.
Raihan suara parpol-parpol berbasis Islam di pemilu legislatif 2014 seperti yang dilansir berbagai hasil hitung cepat menunjukkan ada yang mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Jika diakumulasi, suara mereka sebenarnya mampu untuk mengusung sendiri pasangan capres dan cawapres. Tapi beranikah mereka?
Dari beberapa parpol Islam dan parpol yang berbasis massa Islam, PKB meraih kenaikan perolehan suara tertinggi dibandingkan pemilu 2009. PKB dengan menjual nama Rhoma Irama , Mahfud MD dan Jusuf Kalla mampu meraih 9.20 persen di quick count sejumlah lembaga survei.
Sementara Partai Amanat Nasional bisa menggapai 7,50 persen, Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ) 6,90 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 6,70 persen dan Partai Bulan Bintang (PBB) 1,60 persen. Alhasil jika suara parpol-parpol Islam dikumulatifkan, jauh melebihi persyaratan ambang batas pengajuan pasangan capres dan cawapres sendiri.
Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi melihat kendala besar untuk menyatukan aspirasi parpol Islam dalam bangunan koalisi. Karakter parpol-parpol Islam sendiri memang tidak memiliki sikap moderat dan pembaharu. Sikap parpol-parpol Islam begitu cair karena semuanya ingin bermain aman dan tetap merasa nyaman di koalisi yang memerintah. Tidak ada jiwa oposisi dari mereka.
"PPP sejak awal berdirinya hingga kini bersikap oportunis sejati. Posisi jabatan menteri agama sudah lebih dari cukup. Padahal PPP punya sejarah manis dengan keberanian kadernya HJ Naro yang pernah nekat ingin menjadi wakil presiden di era Soeharto. Bahkan Hamzah Haz, pernah menjadi RI-2 ketika rezim Megawati. Dengan raihan suara PPP yang minim, tentu ikut dalam gerbong koalisi parpol yang berpotensi memimpin menjadi langkah cari aman. Kenangan indah pembentukan Poros Tengah yang dimotori Amien Rais kini tinggal cerita usang," ujar Ari kepada merdeka.com, Kamis (10/4).
Menurut pengajar Program Pascasarjana di beberapa universitas ini, PKB yang paling unggul dalam raihan suara serta PAN di urutan kedua di blok parpol Islam justru memiliki posisi tawar yang tinggi dalam rancang bangun koalisi.
Ari menilai, melihat peta koalisi yang kemungkinan terbentuk serta melihat intensitas pertemuan antar elite parpol, sepertinya parpol-parpol Islam akan 'pecah'. PKB dan PAN akan merapat ke PDIP sedangkan PKS yang memang sulit menyatu dengan kandang banteng akan berkoalisi dengan Gerindra.
"Sebaliknya bagi PPP, mengikuti arah angin menjadi pilihan sejatinya. PBB karena tergolong partai Islam yang paling fakir tentu akan mewakafkan suaranya untuk kemaslahatan ummat, yakni memberikan suaranya untuk PDIP, Golkar atau Gerindra," pungkas Ari.
Baca juga:
Sekarang Jokowi dinilai jadi 'musuh media' milik calon seteru
Ketua Umum Gerindra sebut kombinasi dengan PDIP ideal
Soal koalisi, Suryadharma sebut seperti orang kawin
Ini syarat berkoalisi dengan Partai Gerindra
4 Ramalan peta koalisi Pilpres 2014
-
Mengapa perolehan suara Partai Demokrat merosot di Pemilu 2014? Merosotnya perolehan suara ditengarai karena konflik internal dan beberapa tokoh partai yang terciduk kasus korupsi.
-
Apa itu koalisi dalam konteks politik? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen. Sementara, Andrew Heywood berpendapat koalisi adalah penggabungan sekelompok partai politik yang berkompetisi, secara bersama-sama memiliki persepsi tentang kepentingan, atau dalam menghadapi ancaman serta dalam penggalangan energi kolektif.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana perolehan suara Gerindra di Pemilu 2014? Pemilu 2014, Perolehan Suara Meroket
-
Kapan Partai Kasih dideklarasikan? Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
-
Bagaimana Partai Demokrat menarik suara pada Pemilu 2004? Partai Demokrat yang lahir sebelum Pemilu 2004 merupakan partai yang mampu menarik suara dengan mengandalkan popularitas seorang tokoh, yakni Susilo Bambang Yudhoyono.