Menteri Tjahjo sebut kepala daerah mundur menyalahi etika politik
"Kalau secara etika politik, dia kontrak politiknya di pilkada kan lima tahun," kata Tjahjo Kumolo.
Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo menilai permohonan beberapa kepala daerah untuk mundur dari jabatannya menyalahi etika politik. Terlebih lagi, niat mundur itu didasari oleh rencana agar keluarganya bisa maju dalam pemilihan kepala daerah.
"Kalau secara etika politik, dia kontrak politiknya di pilkada kan lima tahun," kata Tjahjo di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (18/6).
Menurutnya, permohonan untuk mundur di tengah masa jabatan diakui memang tidak bersanksi. Namun, sikap seperti itu akan mengorbankan banyak hal.
"Kecuali dia berhalangan tetap. ini tidak berhalangan tetap tapi dia punya maksud tertentu, kan enggak baik mengorbankan tata pemerintahan. Kak ada sanksi memang," terang dia.
Diketahui, setidaknya sudah tiga kepala/ wakil kepala daerah yang siap mundur dari posisinya semata agar keluarganya bisa maju dalam pilkada tahun ini. Ketiganya adalah Wali Kota Pekalongan Basyir Ahmad, Bupati Ogan Ilir Mawardi Yahya, dan Wakil Wali Kota Sibolga Marudut Situmorang.
Mereka harus mundur karena Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menyebutkan, calon kepala/wakil kepala daerah tidak boleh memiliki konflik kepentingan dengan petahana.
Dalam penjelasan pasal itu disebutkan, konflik kepentingan itu berarti petahana berhubungan darah, ikatan perkawinan dan/atau garis keturunan satu tingkat lurus ke atas, ke bawah, ke samping dengan petahana, yaitu ayah, ibu, mertua, paman, bibi, kakak, adik, ipar, anak, menantu. Kecuali, telah melewati jeda satu kali masa jabatan.
Baca juga:
Cawabup Bulukumba diprotes kampanye pakai jargon pengusaha baju
DPP PKB mulai gelar fit dan proper test calon dari daerah
Golkar putus asa relakan kader maju pilkada dari partai politik lain
NasDem beri restu 5 calon bupati maju di Pilkada Jawa Tengah
Idrus Marham persilakan kader Golkar maju pilkada dari parpol lain
PPP kubu Romi belum tertarik dukung Ahok jabat gubernur DKI lagi
Dinilai kasar dan tak santun, Ahok masih laku di Pilgub 2017?
-
Siapa saja keturunan Syekh Jumadil Kubro? Secara keturunan, Syekh Jumadil Kubro merupakan ayah dari Sunan Ampel dan Sunan Giri.
-
Siapakah Letkol Atang Sendjaja? Nama Atang Sendjaja diketahui berasal dari seorang prajurit kebanggaan Jawa Barat, yakni Letnan Kolonel (Letkol) Atang Sendjaja.
-
Kenapa Senandung Jolo penting? Tradisi tutur sastra ini juga menjadi media pengetahuan budaya bagi masyarakat lokal hingga luar daerah.
-
Siapa yang kuliah di Jogja? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.“Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,” ucap perempuan tersebut.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"