Nyoblos di Bali, Menteri Luhut: Dari Survei Pilpres Terlihat Satu Putaran
Menteri Luhut mengatakan, bahwa dirinya sengaja memilih nyoblos di Pulau Dewata karena kebetulan bersamaan dengan rapat persiapan World Water Forum 2024 di Bali
Menteri Luhut, terlihat mengenakan kaus polo dengan warna merah-puti
- TNI-Polri Buat Pengamanan Tiga Lapis Selama World Water Forum Ke-10 di Bali
- Indonesia Jadi Tuan Rumah World Water Forum, Digelar di Bali 18-25 Mei
- Polisi Minta Pemda Bali Buat Kebijakan WFH Selama Gelaran World Water Forum 18-24 Mei
- Nyoblos di Kampung Halaman, Koster Optimis Ganjar-Mahfud Kantongi 80 Persen Suara di Bali
Nyoblos di Bali, Menteri Luhut: Dari Survei Pilpres Terlihat Satu Putaran
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bersama istrinya Devi Simatupang mendatangi TPS 14 di Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, pada Rabu (14/2) siang.
Menteri Luhut, terlihat mengenakan kaus polo dengan warna merah-putih dan usai menyoblos Menteri Luhut memamerkan jarinya yang sudah tertanda tinta.
Menteri Luhut mengatakan, bahwa dirinya sengaja memilih nyoblos di Pulau Dewata karena kebetulan bersamaan dengan rapat persiapan World Water Forum 2024 di Bali.
"Saya pas ada rapat mengenai mengenai world water forum di Bali, besok. Iya karena ada rapat water forum kan nanti Mei ada 52 negara," kata Luhut.
Kemudian, saat ditanya apakah optimis pasangan calon (Paslon) Capres dan Cawapres 02 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menang dalam Pilpres 2024 nanti.
Menteri Luhut mengatakan kalau soal itu bisa dilihat survei-survei yang ada dan menurutnya kalau melihat survei bisa satu putaran.
"Kita lihat survei-survei saja kalau (saya lihat) satu putaran," ungkapnya.
Menteri Luhut juga berharap dalam pemilu 2024 ini berjalan damai dan guyup untuk Indonesia lebih baik ke depannya.
"Saya harap semua damai walaupun kemarin kita banyak beda-beda itu sah-sah demokrasi. Dan nanti presiden terpilih, nanti sore kita sudah tahu ini siapa yang terpilih. Kita guyub lagi, karena kita harus patuh untuk membangun Indonesia lebih bagus. Kalau kita tidak kompak kan tidak bisa," ujarnya.