Orang bermasalah di pengurus Golkar, MKGR minta tak lihat masa lalu
Golkar tak mencari sosok yang penuh pencitraan.
Sejumlah orang yang pernah terjerat persoalan hukum maupun etik, masuk ke dalam daftar sementara DPP Partai Golkar di bawah kepemimpinan Setya Novanto. Tentu hal ini mencuri perhatian publik, tak kecuali Ketua Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Idrus Leana.
Idrus menyebut nama-nama kader yang masuk ke dalam kepengurusan Partai Golkar merupakan hak prerogratif Ketua Umum Setya Novanto dan tim formatur.
"Saya kira kita yang melihat ke masa lalu dan sebagainya, selama mereka bisa berbuat bekerja dengan baik untuk kepentingan partai kenapa tidak? Ya jadi kita tidak boleh dikotomi bersih atau tidak bersih. Selama dia bisa besarkan partai, saya kira Insya Allah dan bekerja keras itu menurut saya yang terbaik untuk Partai Golkar," ujarnya kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (30/5).
Idrus mengklaim, partai berlambang beringin itu tidak mencari sosok nama kader yang penuh dengan pencitraan. Sebab, Partai Golkar berbeda dengan partai politik lainnya.
"Ya itu yang saya bilang kita tidak boleh mendikotomi ini yang masa lalu. Ini kita tidak berbicara citra. Partai Golkar itu partai kader, partai lain boleh (pencitraan) karena dia mempunyai figur, ketika figur nya tidak lagi menjual partainya menjadi kecil," jelas dia.
"Waktu itu ketika dihujat kita tetap nomor satu pada saat itu kemudian ketika pemilu yang lalu orang-orang mengatakan Golkar habis ternyata Golkar tetap nomor dua karena kenapa Partai Golkar itu Partai kader. Lalu, partai terbuka, tidak ekslusif, tidak ada tidaknya figur central yang jadi penguat. Ketiga di kampung saya, terbesar seluruh anggota DPR provinsi Riau karena ketukan saya di situ," ungkapnya.
Kendati demikian, dirinya menyarankan agar tim formatur lebih jeli memasukkan nama-nama kader dalam kepengurusan Partai Golkar yang anyar.
"Ya tentu kita juga harus hati-hati karena ya ini Partai Golkar, partai kader. Artinya seluruh kader punya hak yang sama untuk berkiprah membesarkan partai," tutup dia.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Siapa yang mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
Baca juga:
Orang bermasalah di pengurus Golkar, MKGR minta tak lihat masa lalu
Akom tak mau ikut campur dan komentari susunan pengurus Golkar
Soal pengurus Golkar, Akom bilang 'masa tak tahu baik dan buruk'
Idrus sebut tak masalah DPP Golkar ada eks napi & pelaku video mesum
Golkar umumkan pengurus baru DPP sore ini, kubu Akom akan diakomodir