PDIP: Rakyat Sumut yang terbuka ingin pemimpin berpengalaman
35 Hari jelang pemungutan suara Pilgub Sumut 2018, PDI Perjuangan terus memanaskan mesin politiknya. Mereka optimistis dapat memenangkan pasangan Cagub-Cawagub, Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss).
35 Hari jelang pemungutan suara Pilgub Sumut 2018, PDI Perjuangan terus memanaskan mesin politiknya. Mereka optimistis dapat memenangkan pasangan Cagub-Cawagub, Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss).
Partai Pancasilais ini menginstruksikan kadernya untuk terus menyatu dengan rakyat Sumut yang mendambakan pemimpin berpengalaman, bersih dan mampu mendorong perubahan tata kehidupan pemerintahan yang baik.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kenapa Pilkada itu penting? Pilkada artinya singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah, adalah salah satu momen krusial dalam sistem demokrasi kita.
-
Apa bentuk Situs Lebak Cibedug? Lokasi ini berbentuk punden berundak, dengan susunan batu yang mengerucut ke atas. Di sekitarnya tumbuh pohon-pohon besar.Lokasi ini dipercaya pernah jadi tempat beribadah warga di wilayah Citorek pada 2500-1500 SM.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
"Dari hasil survei kami semakin optimis. Masyarakat Sumut yang dikenal terbuka, mengejar prestasi, lebih memilih pemimpin berprestasi dan berpengalaman, semakin kuat memberikan dukungan kepada Djarot-Sihar," ujar Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dalam sambutannya pada rapat konsolidasi pemenangan Djoss di Hotel Aston, Medan, Selasa (23/5) malam.
Lebih lanjut Hasto menambahkan, dari hasil survei juga tergambarkan bahwa masyarakat Sumut dikenal sangat fair dalam menilai calon pemimpin.
"Dari dua kali debat publik, masyarakat ternyata menilai kombinasi pasangan Djarot-Sihar mampu membangun harapan baru. Banyak yang optimis bahwa Sumut akan maju dan berjaya di bawah kepemimpinan Djoss. Kami melihat antusiasme masyarakat Sumut terhadap Djoss," papar Hasto.
Hasto menjelaskan, masyarakat Sumut juga menilai kepemimpinan Djoss mampu menghadirkan kesejukan, karena keberpihakan pada masyarakat kecil dan mengedepankan cara-cara dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan masalah.
"Djarot-Sihar tidak memiliki tradisi kekerasan dan menentang premanisme. Pak Djarot juga dibesarkan dari perpaduan NU-Nasionalis," kata Hasto.
Pada kesempatan tersebut, Djarot-Sihar mengapresiasi kerja tim kampanye yang telah bekerja dengan ikhlas, penuh dengan semangat gotong royong.
"Saya sungguh terharu melihat spontanitas para relawan, ibu-ibu, kaum muda, dan para tokoh agama serta petani dan nelayan yang memberikan dukungan kepada kami. Kami akan gunakan kepercayaan ini dengan sebaik-baikya," kata Djarot.
Mantan Wali Kota Blitar dua periode ini mengatakan, jika dipercaya memimpin Sumut kelak, pihaknya akan membuat pelayanan satu atap untuk mempercepat pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan mendorong pembangunan infrastruktur demi menunjang peningkatan daya produksi rakyat.
"Pengalaman saya 10 tahun sebagai wali kota, sebagai anggota DPR RI, wakil gubernur dan gubernur DKI menjadi bekal saya untuk bertanggung jawab terhadap seluruh janji kampanye saya," tegas Djarot bersama Sihar.
Melihat semangat tim kampanye, Hasto juga menegaskan, semangat gotong-royong para kader di Sumut inilah yang menjadi energi perjuangan untuk terus bergerak membangun optimisme masyarakat Sumut.
"Djarot-Sihar berjanji untuk memutus mata rantai korupsi yang membuat pemerintahan Sumut berjalan kurang efektif," ujarnya.
Hasto menegaskan, gotong royong ini bukan semata-mata demi kemenangan Djoss saja. "Tapi soal martabat dan kehormatan partai. Ini perjuangan ideologi Pancasila," tegasnya.
Hasto mengungkapkan, walau Djoss terus mengalami kenaikan suara signifikan selama dua bulan kampanye berjalan, hal itu jangan membuat lengah tim kampanye dan relawan.
"Ini angin baik buat kita. Namun kita tidak boleh lengah. Energi perjuangan kita harus terus kita satukan," ujar Hasto.
(mdk/bal)