Pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 Dinilai Berjalan Efektif dan Transparan
Penyelenggaraan Pilkada Serentak tahun 2020 dihadapkan banyak tantangan karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Meski begitu, para penyelenggara pilkada dinilai mampu menghadirkan proses demokrasi yang sukses, efektif dan transparan.
Penyelenggaraan Pilkada Serentak tahun 2020 dihadapkan banyak tantangan karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Meski begitu, para penyelenggara pilkada dinilai mampu menghadirkan proses demokrasi yang sukses, efektif dan transparan.
"Banyak tantangan, karena pelaksanaan di tengah pandemi COvid-19, dan semua itu bisa dilewati dengan penyelenggaraan pilkada yang lebih efektif, efisien dan transparan," ungkap Prof Bambang Supriyono, akademisi dari Universitas Brawijaya di Jakarta, Minggu (13/12).
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Siapa yang berpartisipasi dalam Pilkada Serentak 2015? Pilkada serentak 2015 digelar untuk daerah-daerah dengan masa jabatan kepala daerah yang habis pada periode 2015 sampai Juni 2016.
Bambang menambahkan, dari pilkada serentak 2020 bisa diambil pengalaman berharga yakni, penyelenggaraan pilkada tidak harus disertai dengan pengerahan massa. "Proses demokrasi perlu patuh pada semua aturan termasuk protokol kesehatan," terangnya.
Selain itu, Bambang menilai, dukungan teknologi informasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan pilkada. Yang terpenting, bahwa pilkada yang berkualitas di antaranya jika diikuti banyak kontestan yang visioner.
"Banyaknya kontestan yang berkualitas perlu menjadi catatan penting untuk mendukung terwujudnya kualitas demokrasi," tegasnya.
Sementara, Sekretaris Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo Paulus C Siswantoko Pr, di Jakarta, Minggu (12/12) mengatakan, secara keseluruhan Pilkada Serentak 9 Desember 2020 telah berlangsung dengan aman dan lancar. Kekhawatiran banyak orang pun, terbantahkan.
"Pilkada benar-benar dijalankan dengan tingkat kepatuhan pada protokol kesehatan Covid-19 yang tinggi," katanya.
Menurut Romo Paulus, keberhasilan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 dengan protokol kesehatan ini jadi cermin bahwa kepercayaan publik pada pemerintah makin besar. Sehingga, pelaksanaan Pilkada di tengah pandemi yang dikhawatirkan jadi klaster penyebaran Covid-19 tidak terjadi.
Ia pun mengapresiasi kerja keras yang ditunjukkan oleh penyelenggara pemilu, pemerintah dalam hal Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Satgas Covid, dan Polri serta TNI.
"Tentunya kami mengapresiasi kepada penyelenggara Pilkada, dalam hal ini KPU, Bawaslu dan tentu juga Kementerian Dalam Negeri sebagai representasi pemerintah, yang telah merencanakan dan merealisasikan Pilkada secara baik, lancar, dan aman sesuai dengan protokol kesehatan," tutur Romo Paulus.
Menurut dia, KWI yang merupakan organisasi Gereja Katolik beranggotakan para uskup dan keuskupan di seluruh Indonesia, menilai Pilkada Serentak 9 Desember 2020 yang telah berlangsung dengan baik. Memenuhi ekspektasi publik dan hal ini layak disyukuri.
"Kami pikir Pilkada kali ini mencerminkan tingginya kesadaran masyarakat terhadap tanggung jawab politik yang diwujudkan dalam partisipasi untuk memberikan hak suaranya meskipun di tengah pandemi Covid-19," ujarnya.
Romo Paulus menambahkan, Pilkada Serentak 2020 dapat dikatakan merupakan salah satu pemilihan umum terbesar di dunia tahun ini. Ini setidaknya jika dilihat dari skala geografis dan jumlah penduduk yang turut serta. Dan bukan perkara gampang menyelenggarakan Pilkada sebesar ini. Terlebih di tengah merebaknya wabah Covid-19 yang telah jadi pandemi dunia.
Baca juga:
Tim Akhyar-Salman Ungkap Kejanggalan Pilwalkot Medan, Tolak Hasil Quick Count
Pleno KPU Lampung Timur Tuntas, Pasangan DA-DI Dipastikan Menang
Lembaga Pemantau Pilkada Temukan Banyak Kendala Penggunaan Sirekap
Riset Perludem dan Kode: 93,7% Paslon Kepala Daerah Patuh Prokes saat ke TPS
Dua TPS di Indramayu Gelar PSU Pilkada, Jumlah Pemilih Berkurang Setengah
Pemungutan Suara Ulang Dilakukan di TPS 57 Nagari Lubukbasung Sumbar