Pernyataannya dipelintir dua media, SBY ngambek
Kali ini SBY mengaku ada dua media yang terus memojokkan dirinya dan membenturkan dengan pihak lain.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa kecewa dengan pemberitaan di media baru-baru ini. SBY merasa pernyataannya dipelintir oleh pers terkait beberapa isu nasional sehingga membiaskan maksud.
Hal itu diungkapkan SBY melalui Sekretaris Negara Sudi Silalahi usai rapat sidang kabinet paripurna hari ini. SBY menyebut ada dua media yang selalu mempelintir pernyataannya, dan sampai berhari-hari.
"Beberapa kali belakangan ini setiap presiden membuat pernyataan, itu ya kita berterima kasih umumnya rekan-rekan pers menyampaikan kepada publik sesuai apa yang disampaikan oleh bapak presiden. Tapi ada dua media yang memelintir selalu apapun pernyataan presiden itu dipelintir bahkan sampai berhari-hari gak habis-habis," ujar Sudi di Kantor Presiden Jakarta, Kamis (14/11).
Sudi mengatakan itulah alasan mengapa belakangan ini SBY kurang banyak memberikan rilis atau pernyataan kepada media. Sayangnya Sudi enggan membeberkan apa nama media yang sering memelintir pernyataannya.
"Sehingga mungkin itulah kira-kira alasan presiden sementara ini tidak begitu banyak memberikan rilis atau pernyataan. Saya tidak perlu sebutkan persnya, saya yakin rekan-rekan wartawan tahu," ujar Sudi.
Sudi menambahkan SBY sangat kecewa bahkan pernyataannya sampai dibenturkan dengan pihak lain. Padahal, maksud pernyataan SBY tidak demikian.
"Begitu presiden menyampaikan itu, itu langsung di oles-oles oleh timnya dan entah apa yang disampaikan pelintirannya, bahkan membentur-benturkan presiden dengan pihak-pihak lain dan sebagainya. Barangkali ini penyebabnya. Saya kira itu penyebabnya," ujarnya.
Diketahui, memang belakangan ini, ketika ada acara di Istana Negara, pers hanya diperbolehkan mengambil gambar. Media tidak diperbolehkan meliput acara sampai habis. Hal ini tidak seperti biasanya. Hal itu terjadi pada saat acara pemberian penghargaan oleh konfederasi insinyur ASEAN dan Pertemuan Kerukunan Antar Umat Beragama IV.