Pilwalkot Semarang: Marmo nomor 1, Hendi salam 2 jari, Sigit metal
Ratusan pendukung masing-masing paslon yang hadir saling 'perang' yel-yel.
Paska penetapan Calon Walikota (Cawali) dan Wakil Walikota (Cawawali) yang akan bertarung pada Pilkada serentak pada 9 Desember mendatang, KPUD Kota Semarang Selasa (25/8) menggelar rapat pleno pengundian nomor urut ketiga calon di Gedung Serba Guna, Kompleks Balaikota Semarang Jalan Pemuda, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Hasilnya, pasangan calon (paslon) Soemarmo HS-Zubeir Syafawi yang diusung PKB dan PKS mendapat nomor urut pertama. Kemudian paslon Hendrar Prihadi-Hevearita GR yang diusung PDIP, Hanura, Nasdem dan Demokrat meraih nomor urut dua dan paslon Sigit Ibnugroho-Agus Sutyoso yang diusung Partai Gerindra, PAN dan Golkar meraih nomor urut tiga.
Sebetulnya, acara rapat pleno dijadwalkan akan digelar pada siang hari. Namun, banyaknya massa para pendukung yang mengikuti dan mengawal masing-masing paslon mengakibatkan acara berlangsung hingga sore hari.
Bahkan, untuk menenangkan masa pendukung yang dikawal ketat aparat TNI-Polri, beberapa kali pembawa acara termasuk Ketua KPUD Kota Semarang Henry Wahyono harus menegur untuk menenangkan mereka.
Cawali Soemarmo HS, yang biasa disapa Marmo, usai meraih nomor urut pertama menyatakan nomor urut pertama adalah number one. Diharapkan dengan memperoleh nomor satu maka dia akan menjadi pemenang dan meraih suara terbanyak atau nomor satu dalam Pilwakot Semarang nanti.
"Sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Saya mendapatkan nomor urut pertama. Itu adalah number one. Kami optimis bila nanti ke depan perolehan suara kita juga nomor satu," ungkap Soemarmo mantan Wali Kota Semarang yang menjadi mantan narapidana kasus korupsi APBD 2012 Pemkot Semarang usai acara.
Cawali Hendrar Prihardi yang akrab disapa Hendi dengan gembira dan bangga mengaku sangat senang setelah memperoleh nomor urut kedua selayaknya nomor urut Jokowi saat maju Pilpres lalu. Diharapkan jejak kemenangan Jokowi bisa menjadi simbol kemenangan pula bagi dirinya.
"Nomor dua adalah simbol kemenangan senior kita Pak Jokowi pada saat maju pilpres dan menang menjadi presiden. Semoga jejak senior kita Pak Jokowi di Jakarta bisa menjadi titik perjuangan kita memenangkan pula Pilwalkot Semarang nanti dengan salam dua jari," ungkapnya usai acara.
Cawali Sigit mengaku senang mendapat nomor urut tiga karena sebelum pengambilan nomor urut yang ditetapkan oleh KPUD Kota Semarang, dilakukan pengambilan nomor urut pengambilan oleh Wakilnya Agus Sutyoso yang juga mendapatkan nomor urut pengambilan tiga. Menurutnya, ini menunjukkan ke depan jika dirinya berhasil memenangkan Pilwalkot Semarang akan tetap konsisten dalam memimpin Kota Semarang.
"Tadi kan waktu ambil nomor urut Pak Agus dapat nomor tiga dan saya yang ambil nomor urut resmi dapat nomer tiga Insyallah kita akan konsisten dalam memimpin Kota Semarang nanti jika menang," ungkapnya.
Ketua KPUD Kota Semarang Henry menyatakan siapapun calon yang memperoleh nomer urut berapapun patut disyukuri. Jangan sampai nomor urut menjaga mitologi apalagi mitos bagi pasangan calon.
"Siapa pun dan berapapun bisa disyukuri. Nomor urut berapapun akan baik yang mendapatkannya. Mitologi nomor urut semoga tidak menjadi mitos para calon. Nomor urut akan kita masukan ke jadwal kampanye seperti tahun lalu," ungkapnya saat membuka acara.
Penjabat Wali Kota Semarang, Tavip Supriyanto mengajak kepada semua paslon yang telah mengambil nomor urut resmi untuk bersama-sama menjaga kondusivitas dalam pilkada nanti.
"Semua saja nanti saling menghormati apa saja nomor urut yang akan diperoleh. Pilwalkot jangan sampai cari kejelekan apalagi memushi pasangan lainnya. Kita harus sepakat patuhi aturan yang ada. Setiap kemenangan mari sikapi dengan kewajaran dan kekalahan harus diterima dengan kebijakan," ungkapnya.
Zona Kampanye
Selain mengambil undian nomor urut, dalam acara juga dilakukan penandatanganan jadwal kampanye yang dilakukan dan dibagi dalam tiga zona (wilayah) kampanye masing-masing calon yang didasarkan pada daerah pemilihan (dapil).
Zona Pertama pemilihan Dapil 1 dan Dapil 2 terdiri dari wilayah Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Semarang Utara, Kecamatan Semarang Tengah dan Semarang Timur.
Kemudian zona kedua Dapil 3 dan Dapil 4 terdiri dari Kecamatan Genuk, Kecamatan Pedurungan, Kecamatan Gayamsari, Kecamatan Tembalang dan Kecamatan Candisari. Dan terakhir zona ketiga adalah Dapil 5 dan Dapil 6 terdiri dari Kecamatan Banyumanik, Kecamatan Gajahmungkur, Kecamatan Mijen dan Kecamatan Kuningan.
Kemudian acara ditutup dengan penandatanganan kesepakatan dan komitmen dana kampanye yang dibatasi oleh ketiga pasangan calon.
Acara rapat pleno pengundian nomor urut berjalan dengan lancar dan aman dengan pengawalan ketat dari petugas TNI-Polri, meski ratusan pendukung masing-masing paslon yang hadir saling 'perang' yel-yel. Pendukung Marmo meneriakkan nomor satu, pendukung Hendi menyanyikan lagu salam dua jari dan pendukung Sigit meneriakkan yel-yel salam metalnya.
Baca juga:
Emosi, Ketua PP Semarang bantah pukul anak buahnya
3 Korban amukan Ketua PP Semarang lapor polisi
Ketua PP ngamuk usai penetapan pasangan calon Pilwalkot Semarang
KPUD Semarang ngeluh marak APK berseliweran jelang pilkada damai
Ratusan Brimob Polda Jateng bakal kawal Pilwalkot Semarang
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Kapan wabah kelaparan terjadi di Semarang? Pada tahun 1901, muncul wabah kelaparan di Semarang dan Demak.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.