Pimpinan Komisi III: Kalau Anak Jenderal Jaga Nama Baik, Bukan Petantang Petenteng
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengatakan, sebagai keluarga anggota TNI, perbuatan perempuan yang memaki ibu anggota DPR Arteria Dahlan tidak dapat diterima. Sahroni mengatakan, sebagai keluarga TNI seharusnya menjaga nama baik institusi dan tidak bersikap arogan.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengatakan, sebagai keluarga anggota TNI, perbuatan perempuan yang memaki ibu anggota DPR Arteria Dahlan tidak dapat diterima. Sahroni mengatakan, sebagai keluarga TNI seharusnya menjaga nama baik institusi dan tidak bersikap arogan.
"Bisa dilihat di video baik saudara saya Arteria maupun ibunya sama-sama berusaha menjaga kondusifitas suasana dengan tidak balik berteriak-teriak. Apalagi membawa-bawa nama institusi seperti yang dilakukan oleh perempuan tersebut. Jadi ini sama sekali tidak bisa diterima, karena sangat arogan," tegas Sahroni dalam keterangannya, Senin (22/11).
-
Bagaimana Dahlan Djambek terlibat dalam PRRI? Pembentukan PRRI di Sumatera Barat karena tidak puas dengan kinerja pemerintah Orde Lama.Dahlan bergabung dengan PRRI bersama tokoh-tokoh besar lainnya seperti Syafruddin Prawiranegara, Soemitro Djojohadikoesoemo, Ahmad Husein, dan Maludin Simbolon.
-
Apa yang dikerjakan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mendapat pujian dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni? “Sebagai mitra kerja kepolisian, Komisi III bangga sekali dengan kinerja Polri di bawah kepemimpinan Pak Kapolri Listyo Sigit. Polri tak hanya menjadi lebih humanis, tapi juga jadi jauh lebih inklusif. Kita bisa sebut semuanya, mulai dari kesetaraan gender, kesetaraan akses masuk tanpa pungli, dan kini pemberian kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengabdi. Terobosan yang luar biasa,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (27/2).
-
Kapan Gita KDI dilantik menjadi anggota DPR? Gita KDI dilantik menjadi anggota DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa pada 2011 lalu.
-
Siapa yang menjabat di Komisi IX DPR RI? Kris Dayanti, saat menjadi anggota DPR RI, menjabat di Komisi IX yang mengurusi kesehatan, tenaga kerja, dan kependudukan.
-
Siapa yang memimpin Kunjungan Kerja Komisi II DPR RI ke Medan? Selain bersilaturahmi, kunjungan kerja (kunker) Komisi II DPR RI yang diketuai Junimart Girsang ini dalam rangka mendengar dan mengetahui kesiapan Pemilu 2024 di Kota Medan.
-
Kenapa Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mendapat pujian dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni? “Sebagai mitra kerja kepolisian, Komisi III bangga sekali dengan kinerja Polri di bawah kepemimpinan Pak Kapolri Listyo Sigit. Polri tak hanya menjadi lebih humanis, tapi juga jadi jauh lebih inklusif. Kita bisa sebut semuanya, mulai dari kesetaraan gender, kesetaraan akses masuk tanpa pungli, dan kini pemberian kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengabdi. Terobosan yang luar biasa,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (27/2).
"Kalau memang benar keluarga TNI, harusnya dia bisa menjaga nama baik institusi dan emosi, bukannya malah petantang-petenteng di balik itu," ujarnya.
Politikus NasDem ini juga bilang, Arteria yang juga rekan satu komisi merupakan sosok sederhana dan tidak suka pamer posisi sebagai anggota DPR. Sahroni mengingatkan, kasus ini harusnya menjadi pelajaran tidak menilai orang dari luar.
"Arteria Dahlan memang kesehariannya adalah sosok yang sederhana, enggak ada kesan pejabat sama sekali. Ini pelajaran bagi siapapun agar jangan menilai orang dari luarnya. Hormati semua orang, mau dia pejabat, rakyat biasa, mau keren, atau gayanya sederhana, semua sama," ujarnya.
Mengenai kasus itu sendiri, Sahroni menyerahkan kepada Danpuspom TNI untuk menyelidikinya. Apalagi soal mobil dinas yang ditumpangi perempuan tersebut.
"Kita tunggu Danpuspom setelah penyelidikan mobil dinas tersebut milik siapa ya," ujarnya.
Duduk Perkara
Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan menceritakan duduk perkara keributan dengan perempuan mengaku anak jenderal TNI AD di Bandara Soekarno-Hatta. Peristiwa itu bermula saat penumpang akan keluar pesawat setibanya di Jakarta.
Arteria dan rombongan akan menurunkan bagasi kabin. Perempuan ngaku anak jenderal itu buru-buru dan merasa Arteria menghalangi jalan. Padahal, pintu pesawat belum juga terbuka.
"Dia itu di ekonomi sama dengan saya, tiba-tiba dia merasa terhambat mulai ngomel-ngomel, pintu belum dekat sudah bicara mana protokol," ujar Arteria ketika dihubungi, Senin (22/11).
Perempuan tersebut malah menendang tas milik Arteria. Sontak ibunda Arteria dan para penumpang terkejut dengan sikap perempuan tersebut.
"Karena dia merasa terhambat tas saya ditendang, ibu saya (bilang) kok begitu, penumpang belakang ngelihatnya sudah aneh," ujarnya.
Politikus PDIP itu kemudian menegur sikap perempuan tersebut. Tak terima dengan teguran tersebut, perempuan mengaku anak jenderal itu marah kepada Arteria.
(mdk/rnd)