Pemred Obor Rakyat: Pertanyaan penyidik lebih sulit dari SNMPTN
Setriyadi mengaku memberitakan caleg PDI Perjuangan (PDIP) yang beragama non-muslim itu berdasarkan data KPU.
Tim penyidik Bareskrim Polri selesai memeriksa Pimpinan Redaksi Obor Rakyat Setriyadi Boediono sebagai saksi. Setriyadi mengaku penyidik banyak memberikan pertanyaan dan lebih sulit dari Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
"Adalah itu rahasia, tanya penyidik. Pertanyaannya banyak, lebih sulit dari test SNPTN, lebih sulit dari UAN. Wartawan kan biasa ngasih pertanyaan sulit, juga siap dikasih pertanyaan sulit," ujar Setriyadi kepada wartawan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/6).
Setriyadi mengaku memberitakan calon legislatif dari PDI Perjuangan (PDIP) yang beragama non-muslim itu berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dia mengklaim, jika pemberitaannya itu sudah memiliki unsur akurasi berita.
"Saya tunjukan, apa akurasi data. 184 Caleg non-muslim dari data laman KPU, terus sumber-sumber pemberitaan yang lain saya sebutkan," jelasnya.
Ketika salah satu wartawan MetroTV menanyakan, apakah ada motif politik untuk membuat Tabloid Obor Rakyat, dia pun menyindir kantor wartawan tersebut untuk tidak memberitakan miring terhadap capres Prabowo Subianto.
"Enggak ada. Anda dari MetroTV pertanyaannya ada motif politik enggak? Saya kira enggak ada yah. Anda tidak bermotif menyerang Prabowo kan?" jawab Setriyadi dengan nada tinggi.
Pantauan merdeka.com, Senin (23/6), Setriyadi yang ditemani pengacaranya Hinca Panjaitan diperiksa selama 7 jam oleh penyidik Bareskrim Mabes Polri. Sekeluarnya dari gedung, dia langsung memamerkan cover tabloid itu kepada sejumlah wartawan.