PKB Tak Undang Gus Yahya dan Yaqut Cholil ke Muktamar Bali: Keanggotaan Mereka Gugur
PKB menyatakan Yahya Cholil Staquf, Lukman Edi, Yaqut Cholil Qoumas, hingga Effendy Choirie tak diundang ke muktamar Bali.
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan melaksanakan Muktamar di Bali pada 24-25 Agustus 2024 mendatang. Persiapan terus dimatangkan untuk menyukseskan agenda tersebut.
Salah satu hal yang disorot yakni kehadiran peserta Muktamar. Para peserta Muktamar adalah pengurus DPP, utusan DPW, utusan DPC, pimpinan dan Anggota FPKB DPR RI, serta Ketua Badan Otonom dan lembaga tingkat pusat.
- Cak Imin Ogah Komentari Isu Muktamar PKB Tandingan: Wong Nggak Jelas
- Yaqut Sebut Kabar Pemecatan Dirinya dari PKB Cuma Dagelan: Sampai Detik Ini Saya Masih Anggota
- PKB Bakal Umumkan Cagub Pilkada Jakarta Pada 23 Agustus 2024, Anies Hanya Usulan
- PBNU Belum Dapat Undangan Muktamar PKB di Bali, Ini Kata Gus Yahya
Selain itu, tamu undangan akan hadir atas undangan DPP PKB selaku penyelenggara muktamar. Termasuk di dalamnya adalah pimpinan negara hingga pimpinan partai politik.
Wakil Ketua Umum DPP PKB Hanif Dhakiri menyatakan, hanya peserta Muktamar dan tamu undangan yang diizinkan memasuki arena Muktamar di Bali. Di luar itu tidak diizinkan masuk.
Ditanya soal nama Yahya Cholil Staquf, Lukman Edi, Yaqut Cholil Qoumas, hingga Effendy Choirie, Hanif menyatakan mereka tidak diundang. Alasannya karena ada yang sudah jadi pengurus partai lain secara otomatis keanggotaannya gugur.
Hanif mengatakan mereka juga telah berkampanye untuk partai lain pada pemilu atau menyerang dan merusak kehormatan partai.
"Pak Effendy Choirie ya pasti enggak diundang karena pengurus partai lain. Pak Yahya, Pak Lukman dan Pak Yaqut keanggotaannya otomatis gugur. Kan sudah kampanye partai lain dan bahkan menyerang dan merusak kehormatan partai di publik," kata Hanif di Jakarta, Senin (19/8).
Alasan Tak Diundang
Tak hanya mengampanyekan partai lain, kata Hanif, pihak yang tidak diundang tersebut menyerang dan mencemarkan nama baik PKB di publik. Sehingga, para tokoh tersebut dinilai tidak loyal pada partai dan bahkan merusak partai.
"PKB sudah sukses pada Pemilu lalu dengan penambahan kursi di legislatif di berbagai tingkatan. Nah, mereka ini tidak mendukung bahkan menyerang kita (PKB) di ranah publik," tegasnya.
"Jadi andai saja mereka istiqomah di PKB, mau bersama-sama membesarkan PKB, ya tentu dan pasti kami undang," tukas Hanif.