Profil Basuki Hadimuljono: Mantan Menteri PUPR yang Kini Memimpin Otorita IKN
Pada hari ulang tahunnya yang ke-70, Basuki Hadimuljono resmi dilantik sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN).
Mochamad Basuki Hadimuljono, yang lebih dikenal dengan nama Basuki Hadimuljono, saat ini menjabat sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara. Ia mengambil alih posisi ini setelah sebelumnya berfungsi sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Penunjukan Basuki berlangsung pada 5 November 2024, yang juga merupakan hari ulang tahunnya yang ke-70. Momen ini menandai awal tanggung jawabnya dalam mengembangkan serta memimpin ibu kota baru Indonesia.
- Basuki Hadimuljono jadi Kepala OIKN, Ketua Komisi II DPR Dorong Proyek IKN Bisa Dipercepat
- Dilantik Prabowo, Basuki Hadimuljono Resmi Jabat Kepala Otorita IKN
- Tak Lagi Menjabat Menteri PUPR, Basuki Diangkat Jadi Kepala Otorita IKN
- Menteri Basuki Baru Akan Pindah ke IKN Bulan Juli 2024, Ini Pertimbangannya
Basuki adalah sosok yang sangat berkomitmen dalam bidang infrastruktur nasional, terlibat dalam berbagai proyek besar seperti pembangunan jalan tol, jembatan, dan bendungan untuk mendukung visi pembangunan Indonesia.
Pengalaman panjangnya dalam karier tidak terlepas dari latar belakang masa kecil dan pendidikan tinggi yang membentuknya menjadi salah satu insinyur dan birokrat terkemuka di tanah air.
Kehidupan Awal: Anak Tentara yang Pindah-Pindah Sekolah
Basuki lahir pada tanggal 5 November 1954 di Surakarta dalam sebuah keluarga yang memiliki latar belakang militer. Sebagai anak dari seorang anggota TNI Angkatan Darat, ia sering berpindah tempat tinggal mengikuti tugas ayahnya.
Perpindahan tersebut mengharuskannya untuk menempuh pendidikan di berbagai daerah, mulai dari SD di Palembang, SMP di Papua, hingga SMA di Surabaya. Meskipun harus sering berpindah, Basuki berhasil menyelesaikan pendidikan dengan baik.
Ia juga menunjukkan minat yang besar terhadap musik selama masa SMA, di mana ia aktif bermain drum dalam kelompok musik di sekolahnya. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Surabaya, ia melanjutkan studinya di Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan mengambil jurusan geologi rekayasa dan berhasil lulus pada tahun 1979.
Meraih Gelar Master dan Doktor di Amerika Serikat
Setelah bergabung dengan Kementerian Pekerjaan Umum, Basuki mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Pada usia 35 tahun, ia meraih gelar Master of Science di bidang Teknik Sipil dari Colorado State University, Amerika Serikat, dan kemudian memperoleh gelar doktor di universitas yang sama pada usia 38 tahun. Kembali ke Indonesia, Basuki menerapkan pengetahuannya di kementerian dan terlibat dalam berbagai proyek penting serta menjabat di berbagai posisi strategis.
Selama menjalani karier di Kementerian PUPR, Basuki sering kali diberikan kepercayaan untuk memimpin tim dalam penanganan bencana. Di antara tugas-tugas tersebut, ia terlibat dalam rehabilitasi pasca-tsunami Aceh pada tahun 2004 dan penanggulangan lumpur Sidoarjo.
Dedikasi dan kerja kerasnya dalam tugas tersebut mengantarnya meraih penghargaan sebagai pegawai terbaik pada tahun 1995. Hal ini menunjukkan komitmennya yang tinggi terhadap pekerjaan dan tanggung jawabnya dalam melayani masyarakat.
Karier di Kementerian PUPR
Pada tahun 2014, Presiden Joko Widodo mengangkat Basuki sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) setelah sebelumnya menjabat sebagai Direktur Jenderal Penataan Ruang.
Di bawah kepemimpinannya, Kementerian PUPR mendapatkan alokasi anggaran yang signifikan untuk proyek infrastruktur nasional, termasuk pembangunan jalan tol, jembatan, perumahan, dan bendungan. Pada tahun 2018, anggaran Kementerian PUPR mencapai Rp107,3 triliun untuk mendukung pelaksanaan proyek-proyek tersebut.
Penghargaan dan Kontribusi di Kancah Internasional
Dedikasi Basuki dalam pembangunan infrastruktur telah mendapat pengakuan yang signifikan dari berbagai pihak. Ia telah meraih sejumlah penghargaan, termasuk medali Satyalancana Karya Satya dan Bintang Bhayangkara Utama pada tahun 2017.
Selain itu, penghargaan internasional juga diberikan kepadanya, seperti The Order of the Rising Sun yang dianugerahkan oleh Kaisar Jepang pada tahun 2023. Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas kontribusi Basuki dalam memperkuat kerja sama antara Indonesia dan Jepang di sektor infrastruktur.
Di samping itu, pada tahun 2020, Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan gelar doktor honoris causa kepada Basuki. Gelar ini diberikan sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusinya dalam pengembangan infrastruktur yang tahan bencana serta manajemen sumber daya air di Indonesia. Dengan berbagai prestasi yang diraihnya, Basuki menunjukkan komitmennya yang tinggi dalam meningkatkan kualitas infrastruktur di tanah air.
Dilantik Jadi Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara
Pada tanggal 5 November 2024, Basuki resmi dilantik sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara, menggantikan posisinya sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Mengutip Liputan6.com, penugasan ini bersamaan dengan perayaan ulang tahunnya yang ke-70, yang menandai dimulainya perannya yang strategis dalam memimpin pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.
Tugas ini tidaklah ringan, mengingat banyaknya tantangan yang harus dihadapi dalam menciptakan kota baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur diharapkan dapat meringankan beban Jakarta dan berfungsi sebagai pusat pemerintahan yang modern serta futuristik.
Apa peran Basuki Hadimuljono di Kementerian PUPR?
Basuki telah menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak tahun 2014 dan akan berlanjut hingga 2024. Dalam periode tersebut, ia bertanggung jawab atas berbagai proyek infrastruktur yang signifikan, seperti pembangunan jalan tol, jembatan, perumahan untuk masyarakat, serta bendungan.
Selama kepemimpinannya, Basuki fokus pada pengembangan infrastruktur yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di seluruh wilayah Indonesia. Proyek-proyek yang dipimpinnya tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
Apa tantangan terbesar yang dihadapi Basuki dalam memimpin Ibu Kota Nusantara?
Tantangan utama yang dihadapi adalah menciptakan kota yang berkelanjutan serta ramah lingkungan di Kalimantan Timur. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi tekanan yang dialami Jakarta akibat kepadatan penduduk dan berbagai permasalahan lingkungan lainnya.
Dalam upaya ini, penting untuk melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan kota baru ini dapat menjadi solusi jangka panjang bagi masalah urbanisasi yang semakin meningkat.
Selain itu, pengembangan infrastruktur yang efisien dan penggunaan teknologi hijau sangat diperlukan untuk mendukung keberlanjutan kota. Tantangan terbesar adalah membangun kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Kalimantan Timur, yang bertujuan mengurangi beban Jakarta.
Dengan pendekatan yang tepat, Kalimantan Timur dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik. Upaya ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi penduduk setempat, tetapi juga untuk generasi mendatang.
Mengapa pemindahan ibu kota dianggap sebagai keputusan penting?
Pindahnya ibu kota ke Kalimantan Timur diharapkan dapat mengatasi masalah kepadatan yang ada di Jakarta. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk membangun pusat pemerintahan yang lebih modern dan efisien.
Seperti yang diungkapkan, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur diharapkan menjadi solusi untuk mengurangi kepadatan Jakarta sekaligus menciptakan pusat pemerintahan baru yang lebih modern dan efisien. Dengan demikian, diharapkan bahwa pemindahan ini tidak hanya mengurangi beban Jakarta, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perkembangan wilayah Kalimantan Timur.
Penghargaan apa saja yang telah diterima Basuki Hadimuljono?
Basuki telah mendapatkan sejumlah penghargaan baik di tingkat nasional maupun internasional.
Di antara penghargaan yang diterimanya adalah The Order of the Rising Sun yang diberikan oleh Kaisar Jepang serta Bintang Mahaputera Adipradana yang diterima pada tahun 2019.