Rencana Duet Anies-Cak Imin, Ini Respons PKS
Riefky menyebut, keputusan Surya Paloh itu mengkhianati mandat yang sudah diberikan kepada Anies untuk memimpin Koalisi Perubahan.
Surya Paloh memilih Cak Imin.
Rencana Duet Anies-Cak Imin, Ini Respons PKS
Partai Demokrat meradang usai mengetahui Ketum NasDem Surya Paloh memilih Cak Imin sebagai Cawapres untuk Anies Baswedan. Dampaknya, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bergejolak hingga diambang perpecahan.
- Respons KPU Jelang Putusan MK Terkait Batas Usia Capres Cawapres
- Nyaris Dimangsa Ramai-Ramai, Penyelam Bikin Konten di Tengah Puluhan Gerombolan Hiu Malah Digigit
- Reaksi Koalisi Prabowo Subianto soal Wacana Duet Sandiaga-AHY
- Respons Puan Maharani Soal Kader PDIP Jadi Tersangka Pemalsuan Dokumen Izin Tambang
Sementara itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai fraksi partai yang mengusung Anies sebagai Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies BAswedan, merespons konflik tersebut dengan tetap berkomitmen terhadap pilihannya.
"Hingga saat ini, PKS masih tetap dukung dan usung Anies sebagai capres,"
tegasnya dalam postingan yang diupload di akun resmi @fraksipksdprri, Jumat (1/8).
Sebelumnya, Sekjen DPP Partai Demokrat dan anggota Tim 8 Koalisi Perubahan, Teuku Riefky Harsya mengungkapkan kabar mengejutkan.
Dia menyebut, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menetapkan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan. Keputusan ini dilakukan sepihak oleh Surya Paloh tanpa sepengetahuan Demokrat dan PKS.
Demokrat mendapatkan informasi dari Juru Bicara Anies Sudirman Said bahwa Surya Paloh menetapkan Cak Imin sebagai cawapres pada Selasa (29/8) malam di NasDem Tower. Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya menilai, keputusan tersebut bentuk pengkhianatan terhadap piagam koalisi yang sudah diteken NasDem, PKS, dan Demokrat.
“Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap piagam koalisi yang telah disepakati oleh ketiga parpol,”
kata Riefky dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8).
Selain piagam kerja sama, Riefky menyebut, keputusan Surya Paloh itu mengkhianati mandat yang sudah diberikan kepada Anies untuk memimpin Koalisi Perubahan. Sebelumnya, Surya Paloh mempersilakan Anies menentukan sendiri cawapresnya.
Riefky mengungkap, Anies Baswedan sebetulnya sudah memilih Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapresnya sejak 14 Juni 2023. Namun, NasDem bermanuver dan menyiapkan koalisi bersama PKB.
"Pada 14 Juni 2023, capres Anies memutuskan untuk memilih Ketum AHY sebagai cawapresnya,"
kata Riefky.
Menurut Riefky, keputusan Anies memilih AHY sebagai cawapres telah disampaikan kepada pimpinan partai pendukungnya. Seperti Ketum NasDem Surya Paloh, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, dan AHY serta Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu, tidak ada satupun yang menolak nama AHY.