Sikap santai Dedi Mulyadi ditolak ulama Purwakarta maju Pilgub Jabar
Dedi mengakui protes dari para ulama dijadikan sebagai nasihat untuknya.
Puluhan ulama yang berasal dari Purwakarta menolak nama Dedi Mulyadi dicalonkan oleh Partai Golkar dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat tahun 2018. Mereka menilai Bupati Purwakarta itu telah menistakan agama.
Puluhan ulama mendatangi DPP Partai Golkar di kawasan Slipi, Jakarta Barat untuk menyampaikan penolakan ini. Mereka ditemui oleh Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid, Rabu (30/8) malam.
Ditolak oleh para ulama di kotanya, Dedi Mulyadi menanggapinya dengan santai. Dia menilai sikap para ulama itu dibumbui aroma politis.
"Misalnya yang protes itu lembaga ulama atau bagian Purwakarta ulama. Harusnya itu. Tetapi yang datang itu bukan kader Golkar, malah calon legislatif dari partai lain, kemudian menyampaikan aspirasi ke Golkar, menurut saya baik. Tapi tidak tepat," kata Dedi di Jakarta, Kamis (7/9).
Meski demikian, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat tersebut mengakui sikap para ulama yang melakukan penolakan tersebut sebagai bahan nasihat olehnya.
"Iya yang pertama saya anggap ini nasihat," ujarnya.
Nurdin Halid menjelaskan, para ulama membawa surat pernyataan dengan memperlihatkan video yang berisi pidato Dedi. Dalam video tersebut, kata Nurdin, terdapat kalimat Dedi yang menyakiti para ulama. "Lah iya itu dia mengatakan saya juga tidak terlalu detail. Dia mengatakan memindahkan Kabah. Tidak perlu orang pergi haji nah itu aja," tambah dia.
Kemudian atas laporan tersebut, pihak Partai Golkar, kata dia, akan menelusuri hal tersebut. Dan informasi dari para ulama perlu diverifikasi. "Kita akan telusuri nanti DPP tim fact finding," pungkas dia.