Sindir Airlangga Hartarto, Priyo minta jangan seolah ada putra mahkota
Sindir Airlangga Hartarto, Priyo minta jangan seolah ada putra mahkota. Dia menilai, hal tersebut akan merusak demokrasi yang sudah dibangun Golkar. Dia juga mengusulkan untuk membuka pendapat dan memunculkan figur-figur lain untuk pengganti Setya Novanto.
Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Golkar Priyo Budi Santoso menilai, sosok Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bukan satu-satunya tokoh potensial ketua umum Golkar. Dia juga menilai, jangan jadikan ada seolah-olah muncul putra mahkota untuk dipilih secara aklamasi.
"Saya akui dia memang figur yang potensial, tetapi dia bukan satu-satunya tokoh yang potensial di Golkar. He is not the only one dalam partai Golkar, masih bertebaran tokoh-tokoh lain," kata Priyo di Gedung DPR, Selasa (5/12).
"Jangan lah hendaknya menimbulkan seolah-olah adanya putra mahkota lalu diketok palu saja," tambah Priyo.
Dia menilai, hal tersebut akan merusak demokrasi yang sudah dibangun Golkar. Dia juga mengusulkan untuk membuka pendapat dan memunculkan figur-figur lain untuk pengganti Setya Novanto yang sedang terjerat kasus proyek e-KTP.
"Saya mengusulkan bukalah seluas-luasnya, yang saya hitung dalam waktu yang tidak lama ada 3 atau lima figur-figur lain yang akan muncul. Misalnya Mbak Titik, Idrus Marham, Azis Syamsuddin, Mahyudin mungkin Priyo Budi Santoso. Tetapi saya belum memutuskan," ungkap Priyo.
Baca juga:
Gerindra prediksi ketum baru Golkar akan tarik dukungan buat Ridwan Kamil
Priyo: Berilah sedikit napas kehormatan terakhir pada Pak Setnov
Besok, DPD I Golkar berkumpul bahas Munaslub
Golkar pesan Hadi Tjahjanto tak main politik praktis saat pimpin TNI
Sering bertemu Jokowi, Idrus pastikan tak ada intervensi pergantian Novanto
Ketua DPD I Golkar Sultra usulkan munaslub aklamasi agar tak pecah
Soal wacana Airlangga menang aklamasi, Idrus bilang 'usaha boleh saja'
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.