Suara Jokowi turun karena kesenjangan ekonomi, NasDem sebut tak separah era SBY
Lembaga survei Median menyebut elektabilitas Joko Widodo merosot jelang dimulainya tahapan Pemilihan Presiden 2019. Elektabilitas Jokowi berada di angka 35 persen.
Lembaga survei Median menyebut elektabilitas Joko Widodo merosot jelang dimulainya tahapan Pemilihan Presiden 2019. Elektabilitas Jokowi berada di angka 35 persen.
Ketua DPP Partai NasDem, Irma Suryani menegaskan hasil survei Median akan dijadikan bahan evaluasi untuk bekerja lebih keras menaikkan elektabilitas Jokowi.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Bagaimana pengaruh Presiden Jokowi pada Pilkada Jateng? Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh," imbuh dia.
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
"Kami tetap memandang hasil survei ini sebagai cambuk untuk bekerja lebih baik lagi," kata Irma saat dihubungi merdeka.com, Jumat (23/2).
Sebagai partai pendukung, kata Irma, seluruh kader Partai NasDem akan melakukan kerja-kerja pemenangan Jokowi.
"Supporting parpol terhadap program pemerintah untuk rakyat harusnya di atas kepentingan kekuasaan kelompok," ujarnya.
Median menyatakan penyebab merosotnya elektabilitas Jokowi karena beberapa faktor, salah satunya kesenjangan ekonomi di Indonesia. Irma menilai kesenjangan ekonomi memang terjadi, namun tidak separah di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurutnya, pemerintah saat ini tengah bekerja optimal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan gencar membangun infrastruktur.
"Pemerintah sedang melakukan kerja untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara merata," tegasnya.
Dalam hal ini, peran partai politik pun dibutuhkan untuk mendukung program kemandirian ekonomi yang dilakukan pemerintah.
"Harga kebutuhan pokok tidak akan turun jika fasilitas untuk kemandirian ekonomi, irigasi, jalan dan distribusi pupuk serta teknologi yang sekarang sedang digalakkan tidak disupport oleh partai partai politik," klaimnya.
Selain itu, Irma mengakui, dalam 3 tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla memang belum membuat seluruh rakyat sejahtera. Akan tetapi, pembangunan infrastruktur yang dilakukan diklaim telah dirasakan oleh rakyat di daerah pelosok Indonesia.
"Tetapi kemajuan infrastruktur dan lain-lain yang sudah dilakukan tentu dapat dirasakan berkeadilan bagi seluruh wilayah yang selama ini tidak pernah tersentuh," ungkap Irma.
"Masih ada yang teriak-teriak setop pembangunan infrastruktur, padahal tanpa infrastruktur yang memadai tidak mungkin bisa mensejahterakan rakyat contohnya kasus Asmat," sambungnya.
Hasil survei Media Survei Nasional (Median) menunjukkan suara Joko Widodo mengalami penurunan untuk maju dalam laga Pilpres 2019. Hal tersebut menurut Direktur eksekutif Median, Rico Marbun suara Jokowi mengalami penurunan dari 36,9% di April 2017, 36,2% di Oktober 2017, dan terakhir merosot menjadi 35% di Februari 2018.
"Karena suara Pak Jokowi secara konsisten mengalami penurunan dari bulan ke bulan. Sehingga secara konsisten mengalami lampu kuning dan secara konsisten menurun," kata Rico.
Ada beberapa faktor lantaran suara Jokowi terus merosot, yaitu masalah kesenjangan ekonomi di Indonesia terdapat 15,6%. Kemudian harga kebutuhan pokok yang terus meningkat terdapat 13,1%, masalah korupsi 10,1%, tarif listrik yang tinggi 9,7%. Hal tersebut kata Rico yang jadi alasan suara Jokowi terus merosot.
Baca juga:
Hanura dinilai terburu-buru deklarasi Wiranto sebagai Cawapres
Survei Median: Pemilih Partai Demokrat lebih pilih Jokowi dibanding SBY & AHY
Survei Median: Suara Jokowi terus melorot menjadi 35 persen
Survei Median elektabilitas Jokowi turun, PDIP cermati metode penelitian
Survei Median: Elektabilitas Jokowi turun, Gatot, Anies dan AHY naik