Syarief Hasan sebut zaman SBY tak ada menteri berani tantang wapres
Jika memiliki perbedaan pandangan, para menteri punya cara sendiri buat menyelesaikannya. Apa itu?
Partai Demokrat mengakui tidak pernah ada menteri yang menantang Wakil Presiden saat mantan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono memimpin Kabinet Indonesia Bersatu. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syariefuddin Hasan mengatakan, jika ada perbedaan pandangan lebih baik diselesaikan secara intern.
"Sebenarnya sangat disayangkan, seharusnya perbedaan itu biasa ya. Tapi pentingnya harus diselesaikan secara intern," kata Syarief Hasan usai mendampingi Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono saat diskusi di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Kamis (20/8).
Menurut dia, jika ada perbedaan dalam pemerintahan jangan dibuat menjadi konsumsi publik. Dia pun menyayangkan Menko Kemaritiman Rizal Ramli dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengumbar pernyataannya ke publik.
"Hidup selalu ada perbedaan, tapi manakala dibicarakan secara intern maka akan selesai persoalannya. Jadi sekali lagi keutuhan teamwork dibutuhkan kabinet ini, kerja sama dalam pemerintahan sangat dibutuhkan," kata dia.
Di tempat terpisah, mantan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) enggan mengomentari pernyataan Menko Kemaritiman Rizal Ramli yang menantang berdebat Wakil Presiden Jusuf Kalla di depan umum. "Maaf saya tidak mau ngomong politik," singkat Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain itu, meski ditanya tentang pernahkah adanya menteri yang buat kegaduhan di era pemerintahannya, SBY hanya tersenyum. Dia pun langsung menaiki mobil bersama istrinya Ani Yudhoyono.
Seperti diketahui, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan, seharusnya Menko Kemaritiman Rizal Ramli memahami terlebih dahulu setiap persoalan yang ada sebelum berkomentar. Menanggapi hal tersebut, Rizal Ramli justru menantang JK untuk berdiskusi di depan umum.
"Gini, kalau mau paham minta Pak Jusuf Kalla ketemu saya kita diskusi di depan umum, ya," kata Rizal usai mengikuti rapat terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta Selasa (18/8) kemarin.
Diketahui sebelumnya, JK menegaskan agar setiap menteri harus memahami setiap perkara sebelum mengeluarkan pernyataan atau komentar. Menurut JK, akan berbahaya apabila seorang menteri yang tidak memahami persoalan, lantas mengeluarkan pernyataan.
Baca juga:
Golkar soal RR vs JK: Ini baru awal, kita tunggu episode selanjutnya
Ini komentar SBY soal Rizal Ramli tantang JK debat di depan umum
NasDem ingatkan Menko Rizal, kalau tak bisa kerjasama mending mundur
Desmond soal Rizal-JK: Biarkan mereka bertarung!
Baru di era Jokowi, Menko ribut terbuka lawan wapres
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI saat Jenderal Surono berjuang bersama Barisan Keamanan Raktay (BKR)? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.