11 Makanan yang Bisa Berdampak Buruk dan Harus Dihindari Penderita GERD
Sejumlah makanan dan minuman bisa memperburuk kondisi GERD yang dialami seseorang.
Masalah asam lambung atau GERD merupakan kondisi tidak menyenangkan yang bisa dialami oleh seseorang. Sejumlah makanan dan minuman bisa memperburuk kondisi ini.
-
Apa yang dimaksud dengan penyakit GERD? Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan salah satu gangguan kesehatan umum yang kerap dialami di masyarakat. Ini merupakan kondisi di mana kandungan asam pada lambung mengalami peningkatan, sehingga menyebabkan berbagai gejala yang tidak nyaman.
-
Bagaimana mengatasi sakit perut karena GERD? "Jika kamu mengalami berbagai gejala ini, kamu bisa mengonsumsi produk penurun asam," terang dr. Omino.
-
Bagaimana cara mencegah GERD? Menjaga kesehatan lambung dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat. Konsumsi makanan bergizi, hindari makanan pemicu seperti makanan pedas atau berlemak, serta jaga porsi makan agar tidak berlebihan.
-
Apa itu GERD? GERD disebabkan oleh lemahnya katup antara lambung dan esofagus, yang dikenal sebagai lower esophageal sphincter (LES). Katup yang tidak berfungsi dengan baik ini memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan, sehingga menimbulkan berbagai gejala.
-
Kenapa GERD bisa terjadi? GERD terjadi ketika asam dari perut naik ke esofagus—saluran yang menghubungkan mulut ke perut. Biasanya, ada otot seperti karet gelang yang menjaga agar isi perut tidak kembali ke esofagus. Namun, jika otot ini melemah atau tekanan di perut terlalu tinggi, isi perut bisa masuk ke esofagus.
11 Makanan yang Bisa Berdampak Buruk dan Harus Dihindari Penderita GERD
Pola makan yang tepat menjadi kunci untuk mengurangi gejala yang dirasakan. Gejala GERD atau asam lambung meliputi batuk kering yang persisten, kesulitan menelan, napas tidak sedap, rasa asam di mulut, dan bersendawa berlebihan.
GERD adalah bentuk kronis yang lebih parah dari asam lambung. Hal ini terjadi ketika bagian otot di bagian bawah esofagus, yang seharusnya menutup untuk mencegah naiknya makanan dan asam dari perut ke tenggorokan, tidak berfungsi optimal. Ketidaksempurnaan ini menyebabkan terjadinya sensasi terbakar akibat terpaparnya esofagus dengan asam secara berulang.
Dilansir dari Livestrong, salah satu pengobatan kunci berfokus pada diet dan perubahan gaya hidup, kata David M. Poppers, MD, PhD, gastroenterologis bersertifikat di NYU Langone Health di New York. Meskipun ada berbagai obat antasida yang tersedia untuk mengatasi gejalanya, penyesuaian pola makan dan gaya hidup menjadi kunci utama dalam penanganannya.
Berikut sejumlah makanan dan minuman yang harus dihindari oleh penderita GERD:
- 3 Penyebab Perut Berbunyi Setelah Makan yang Harus Diwaspadai oleh Penderita GERD
- 8 Makanan yang Dihindari saat Haid, Makanan Berlemak hingga Makanan Manis
- Hindari Konsumsi 6 Makanan dan Minuman Ini saat Mengalami Masalah Tenggorokan
- 4 Makanan dan Minuman yang Perlu Dihindari saat Mencoba Berhenti Merokok
Gorengan dan Makanan Cepat Saji
Makanan seperti kentang goreng, ayam goreng, donat, dan makanan instan yang berminyak dan digoreng dapat memperburuk gejala GERD.
Sebuah studi pada Oktober 2014 di Przegląd Gastroenterologiczny menemukan hubungan antara keparahan gejala GERD dan konsumsi makanan berminyak. Penelitian ini mengindikasikan bahwa menghindari makanan goreng dapat membantu mengurangi gejala GERD.
Daging Berlemak
Daging berlemak seperti bacon dan sosis dapat menjadi pemicu gejala GERD karena kandungan lemak jenuhnya dapat mengganggu penutupan sfingter esofagus dan memperlambat proses pencernaan.
Makanan Pedas
Makanan pedas seperti bubuk cabai dan merica dapat menyebabkan iritasi pada mukosa esofagus, meniru gejala GERD. Menurut laporan di Journal of Thoracic Disease pada Agustus 2019, konsumsi makanan pedas dapat memicu ketidaknyamanan yang signifikan pada penderita GERD.
Tomat
Tomat segar dan produk berbasis tomat seperti saus dan jus dapat menyebabkan refluks asam karena sifat asam pada buah tomat. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara konsumsi tomat dan peningkatan gejala GERD.
Jeruk
Jeruk, jeruk manis, lemon, dan jeruk nipis, yang memiliki sifat asam, dapat memicu refluks asam. Johns Hopkins Medicine menyarankan untuk menghindari buah-buahan asam ini untuk mengurangi ketidaknyamanan dari GERD.
Bawang
Sayuran seperti bawang, bawang putih, dan bawang prei yang tinggi FODMAPs dapat meningkatkan gejala GERD, meskipun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami. Penelitian di Primary Care pada Juni 2018 menemukan keterkaitan antara konsumsi alliums dan peningkatan gejala GERD.
Cokelat
Cokelat, terutama yang mengandung kafein, dapat memicu refluks dan mengekspos esofagus pada asam yang mengganggu.
Sebuah penelitian dalam Current Medicinal Chemistry menyoroti bahwa cokelat termasuk dalam makanan yang sebaiknya dihindari untuk penderita GERD.
Peppermint
Produk peppermint seperti teh mungkin terasa menenangkan, tetapi mint sebenarnya dapat memicu refluks asam. Johns Hopkins Medicine mencatat bahwa mint dapat membuat sfingter esofagus rileks, memungkinkan asam untuk mengalir mundur.
Kafein
Kafein, yang ditemukan dalam kopi dan teh berkafein, adalah iritan yang dapat memicu gejala GERD. Meskipun sulit untuk memotong kafein sepenuhnya, membatasi konsumsi kafein dapat membantu mengelola gejala GERD.
Minuman Berkarbonasi
Minuman berkarbonasi, terutama yang mengandung kafein dan memiliki tingkat keasaman tinggi, dapat meningkatkan risiko refluks. Studi menunjukkan bahwa gas yang dikeluarkan dari minuman berkarbonasi dapat meningkatkan tekanan lambung.
Alkohol
Alkohol dapat merusak sfingter esofagus, meningkatkan produksi asam, dan mengganggu pengosongan lambung. Studi pada Agustus 2014 di BMC Gastroenterology menunjukkan bahwa alkohol dapat menjadi pemicu utama gejala GERD. Menghindari atau membatasi konsumsi alkohol dapat membantu mengurangi gejala GERD.
Sejumlah makanan dan minuman ini harus dihindari sepenuhnya bagi penderita GERD.