5 Masalah kesehatan yang dipicu stres berat!
Jangan remehkan stres, karena jika tak segera diatasi stres akan memicu masalah kesehatan lainnya.
Kita tahu bahwa stres tak hanya masalah pikiran dan psikologis saja, tetapi juga bisa memicu masalah pada fisik. Semakin besar stres yang dihadapi, maka semakin besar pula masalah fisik yang mungkin muncul.
Berikut adalah beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi efek samping dari stres berat yang sedang Anda alami, seperti dilansir oleh Care2 (03/09).
1. Rambut rontok
Rata-rata rambut rontok 50 - 100 helai per hari. Namun jika seseorang mengalami stres berat, jumlah rambut rontok bisa tiga sampai empat kali lebih banyak. Untuk mengatasi efek ini, pastikan Anda mengonsumsi diet seimbang seperti ikan salmon yang mengandung protein, vitamin D, dan asam lemak omega-3. Walnut dan biji-bijian juga baik untuk mencegah rambut rontok.
2. Menurunkan libido
Peneliti mengungkap bahwa hormon stres, cortisol, bisa menurunkan libido atau hasrat seksual pada wanita. Untuk mengatasinya, Anda bisa melakukan olahraga untuk meningkatkan aliran darah pada daerah intim dan kembali meningkatkan libido. Atau cara lain yang lebih baik, yaitu mengatasi stres yang Anda rasakan.
3. Merusak kulit
Ketika stres, tubuh akan melepaskan hormon seperti cortisol yang bisa meningkatkan produksi minyak tubuh. Ini juga bisa memicu masalah kulit seperti eczema. Pada kondisi stres berat sebaiknya perhatikan perawatan kulit Anda karena kulit akan menjadi lebih sensitif terhadap kosmetik.
4. Pikun
Stres bisa membuat orang kehilangan fokus dan mudah pikun. Ini karena hormon stres, cortisol, menurunkan kinerja otak pre-frontal cortex yang berkaitan dengan penyimpanan ingatan jangka pendek. Stres berat juga bisa menyebabkan kepikunan dalam jangka panjang serta mengganggu proses penyimpanan informasi pada otak Anda.
5. Nyeri otot
Stres tampaknya tak berkaitan dengan nyeri otot. Ini salah. Stres juga bisa meningkatkan tekanan otot dan memicu nyeri pada otot-otot tubuh Anda. Stres yang berat bisa memicu rasa sakit pada pundak, leher, punggung, dan bahkan pada rahang.
Itulah beberapa masalah kesehatan yang bisa dipicu oleh stres. Jangan remehkan stres karena jika tak segera diatasi, stres bisa memicu masalah kesehatan lainnya. Dalam jangka panjang, bukan tak mungkin stres juga bisa menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius.
Baca juga:
Tangkal depresi dengan 4 cara enak ini!
5 Alasan ilmiah untuk lebih sering tersenyum!
Suami pensiun bisa bikin istri depresi!
Menyusui cegah depresi pasca melahirkan
'Serangan' email di tempat kerja picu penyakit diabetes!
-
Bagaimana depresi situasional terjadi? Depresi situasional adalah contoh depresi yang tidak menentu. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya gejala murung, perubahan pola tidur dan makan, ketika ada kejadian yang memberi tekanan mental yang cukup tinggi. Gejala depresi situasional muncul akibat respons otak terhadap stres.
-
Kapan kata-kata depresi paling dibutuhkan oleh seseorang? Depresi bisa mengguncang mood dan bahkan mampu membuat seseorang tidak optimis dalam menjalani kehidupan.
-
Apa saja tanda dari depresi terselubung? Berikut sejumlah tanda depresi terselubung yang penting untuk segera dikenali: Perubahan Kepribadian Orang dengan depresi terselubung mungkin menjadi lebih pendiam, pasif, atau tidak peduli pada hal-hal yang penting bagi mereka. Mereka juga bisa menjadi lebih mudah tersinggung atau marah. Perubahan Pola Makan dan Tidur Depresi terselubung bisa memengaruhi pola makan dan tidur seseorang. Mereka bisa kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan. Gangguan tidur seperti insomnia atau hipersomnia juga sering terjadi. Perubahan Interaksi Sosial dan Produktivitas Kehilangan Minat pada Hobi dan Kegiatan Orang dengan depresi terselubung sering kali kehilangan minat pada hobi atau kegiatan yang mereka nikmati. Mereka bisa berhenti melakukan aktivitas yang biasanya membuat mereka bahagia. Bercanda tentang Hal-hal Negatif Mereka mungkin sering bercanda tentang topik yang berkaitan dengan depresi, seperti kematian atau bunuh diri. Ini bisa menjadi cara mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka atau mencari perhatian.
-
Siapa saja yang lebih sering mengalami depresi? Variasi ini diamati berdasarkan semua kategori kelompok, seperti gender, usia, tingkat pendapatan, serta mayoritas kelompok etnis.
-
Kapan Distress bisa muncul? Distress bisa muncul ketika seseorang merasa tidak mampu mengatasi atau melampaui batasnya. Contohnya, jika seseorang tidak mempersiapkan diri untuk ujian yang akan datang, mereka mungkin merasa cemas atau panik.
-
Mengapa wanita lebih rentan mengalami depresi? Goldstein mengatakan bahwa risiko depresi ini dua kali lebih besar pada wanita. Hal ini disebutkan berkaitan dengan alasan biologis seperti hormon dan gen yang menimbulkan gangguan pada perkembangan otak ketika kita masih berupa janin.