Orang yang Hidup Sendiri Cenderung Mudah Alami Depresi
Tinggal sendirian memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami depresi.
Bagi orang yang suka menyendiri, tinggal sendiri adalah sebuah kesenangan. Namun, tahukah kalian bahwa orang yang hidup sendiri akan cenderung mengalami depresi dengan mudah?
Orang yang Hidup Sendiri Cenderung Mudah Alami Depresi
Penelitian menunjukkan bahwa tinggal sendirian dalam waktu yang lama dapat meningkatkan risiko gangguan mental.
-
Siapa yang rentan mengalami depresi? Orang yang suka menyendiri cenderung rentan berpikiran negatif dan mengalami depresi.
-
Siapa yang bisa terkena depresi? Depresi bisa dialami oleh siapa saja.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena depresi? Jauh dari pandangan umum bahwa depresi hanya terkait dengan ketidakseimbangan kimia, penelitian ini menyoroti hubungan kuat antara gaya hidup sehat dan kesejahteraan mental.
-
Siapa yang paling sering terkena depresi? Penyakit ini menimpa 6,9% orang dewasa di AS setiap tahunnya atau sekitar 16 juta orang.
-
Siapa yang berisiko tinggi mengalami depresi? Menurut National Cancer Institute, orang dengan kanker gastrointestinal, terutama perut atau pankreas, memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami depresi.
-
Siapa yang lebih rentan mengalami depresi? Meskipun pria, wanita, dan orang dengan berbagai identitas gender dapat mengalami depresi, gejala depresi pada pria sering kali berbeda dan mungkin lebih sulit dikenali.
NCHS mengumpulkan data selama National Health Interview Survey 2021, dengan mewawancarai lebih dari 29.400 orang
Pada penelitian tahun 2021 itu, jumlah orang dewasa di Amerika Serikat yang tinggal sendiri mencapai 16%, angka ini mengalami peningkatan yang signifikan dalam lima dekade terakhir.
Penelitian dilakukan oleh CDC’s National Center for Health Statistics (NCHS).
Menurut laporan, terdapat 37,9 juta individu yang tinggal sendiri pada tahun 2022, meningkat sebanyak 4,8 juta dari tahun 2012.Lalu, apakah hidup sendiri dapat berdampak bagi kondisi depresi.
Penjelasan mengenai hubungan hidup sendiri dengan risiko depresi pada artikel ini dikutip dari Theguardian.com (27/2).
Hidup Sendiri Meningkatkan Depresi
Beberapa orang memilih hidup sendiri dengan berbagai alasan, seperti bisa jadi karena pilihannya, perpisahan dalam hubungan, atau karena kehilangan pasangan.
Menurut laporan terbaru dari CDC’s National Center for Health Statistics (NCHS), individu dewasa yang tinggal sendirian memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami depresi dibandingkan dengan mereka yang tinggal bersama orang lain.
6,4% dari individu dewasa yang hidup seorang diri mengalami perasaan depresi.
Sementara itu, hanya 4,1% dari individu dewasa yang tinggal bersama orang lain yang melaporkan hal serupa.
Variasi ini diamati berdasarkan semua kategori kelompok, seperti gender, usia, tingkat pendapatan, serta mayoritas kelompok etnis.
Penelitian CDC’s National Center for Health Statistics (NCHS)
Dalam beberapa konteks, faktor ekonomi menjadi penyebab meningkatkan gejala depresi, terutama di kalangan individu yang tinggal sendiri.
Orang dewasa dengan penghasilan rendah cenderung lebih sering melaporkan mengalami tekanan emosional.
Interaksi Sosial dan Dampaknya Terhadap Emosional
Studi tersebut juga menanyakan tentang, “seberapa sering dukungan sosial dan emosional yang dibutuhkan didapatkan?”.
Hasilnya, dewasa yang hidup sendiri dan mengaku jarang mendapatkan dukungan sosial dan emosional cenderung mengalami tingkat depresi hampir dua kali lipat lebih tinggi daripada mereka yang menghadapi situasi serupa, tetapi tinggal bersama orang lain.
Lalu, bagaimana cara berinteraksi orang yang hidup sendirian?
Individu yang tinggal sendiri terlibat aktif dalam aktivitas pekerjaan atau kegiatan komunitas, aktif dalam media sosial, dan dukungan emosional yang membantu menjaga kesehatan mental mereka.
Tinggal Bersama Orang Lain Bukan Berarti Tidak Depresi
Tinggal bersama orang lain pun tak menjamin kesehatan mental.
Penelitian sebelumnya mencatat bahwa orang dewasa yang lebih tua dan tinggal bersama anggota keluarga atau bukan memiliki kemungkinan lebih besar mengalami dampak negatif terhadap kesehatan mental.
Hal ini apabila dibandingkan dengan mereka yang tinggal bersama pasangan.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kesepian sebagai "masalah kesehatan masyarakat global".
Kesepian dan isolasi sosial tidak hanya berpotensi menyebabkan depresi, namun juga meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya.
Hidup sendiri dapat meningkatkan risiko demensia hingga 50%, risiko penyakit jantung hingga 29%, dan risiko stroke hingga 32%.
Sebaliknya, hubungan persahabatan yang erat terbukti dapat meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan serta berpotensi memperpanjang usia.
Laporan CDC’s National Center for Health Statistics (NCHS)