Penelitian Buktikan bahwa Mimpi Buruk Bisa Muncul pada Mereka yang Kesepian
Munculnya mimpi buruk yang kita hadapi pada saat tidur, hal ini bisa disebabkan oleh kesepian yang kita alami.
Kesepian ternyata bukan hanya memengaruhi kondisi fisik dan mental seseorang saat terjaga, tetapi juga dapat memengaruhi tidur seseorang, bahkan memicu munculnya mimpi buruk. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim ilmuwan Amerika Serikat mengungkap bahwa orang-orang yang mengalami kesepian lebih rentan mengalami mimpi buruk dengan frekuensi dan intensitas yang lebih tinggi.
Dilansir dari Sicence Alert, dalam studi tersebut, para peneliti menemukan bahwa mimpi buruk cenderung muncul lebih sering dan menjadi semakin intens ketika seseorang merasa kesepian. Hal ini diduga terjadi sebagai dampak dari stres tambahan yang dihasilkan oleh kurangnya hubungan sosial yang kuat.
-
Bagaimana kesepian bisa mempengaruhi pola tidur? Orang yang kesepian akan dua kali lebih mungkin mengalami depresi, yang semakin mengganggu pola tidur mereka. Kurang tidur memperburuk masalah emosional, menciptakan lingkaran setan.
-
Apa penyebab mimpi buruk terjadi? Mimpi buruk khususnya berkaitan dengan pergolakan emosional atau masalah kesehatan mental seperti gangguan stres pascatrauma (PTSD), kecemasan, dan depresi, yang menunjukkan bahwa pikiran sedang berupaya memproses emosi sulit atau konflik psikologis yang belum terselesaikan,' lanjut Dr. Demutska.
-
Apa dampak kesepian terhadap tubuh? Kesepian berbeda dari merasa sendiri atau menjauh dari orang lain. Merasa sendiri terkadang bisa memberikan ketenangan, sementara kesepian membuat hati terasa kosong. Merasa sendiri biasanya dipilih, sementara kesepian adalah perasaan kehilangan hubungan yang penting.
-
Mengapa kesepian berbahaya bagi kesehatan mental? Kesepian adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk depresi pada orang dewasa.
-
Kenapa kesepian bisa merusak kesehatan? Karena koneksi sosial adalah pondasi kesejahteraan, merasa kesepian dapat merusak keseimbangan tubuh, pikiran, dan perilaku Anda.
-
Mengapa mimpi buruk sering muncul? 'Otak merajut pengalaman baru dan kenangan masa lalu, dan ketika emosi seperti ketakutan, kecemasan, atau frustrasi terlibat, mimpi dapat berubah menjadi mimpi buruk,' kata Dr. Alla Demutska, direktur klinis konseling dan psikoterapi di The School of Positive Psychology dilansir dari CNA.
“Salah satu karakteristik dari gangguan tidur yang mulai diteliti terkait dengan kesepian adalah frekuensi dan intensitas mimpi buruk, yang merupakan mimpi yang sangat nyata dan sering kali menakutkan serta kerap mengganggu tidur yang seharusnya memulihkan,” tulis para peneliti dalam hasil publikasi mereka.
Mereka juga menambahkan bahwa meskipun beberapa penelitian telah mendokumentasikan korelasi antara kesepian dan mimpi buruk, sedikit yang diketahui tentang mekanisme yang menyebabkan variasi dalam hubungan tersebut.
Untuk membuktikan hubungan antara kesepian dan mimpi buruk, tim peneliti pertama-tama menganalisis ulang data dari studi sebelumnya yang meneliti kekurangan afeksi. Dari data yang diambil dari 827 peserta dewasa di Amerika Serikat, mereka menemukan bahwa orang yang melaporkan tingkat kesepian yang lebih tinggi juga mengalami mimpi buruk lebih sering. Selain itu, perasaan stres menjadi faktor mediasi utama yang menjelaskan hubungan antara kesepian dan frekuensi mimpi buruk.
Langkah berikutnya dalam penelitian ini melibatkan pengumpulan data baru dari 782 peserta dewasa di AS yang juga menjawab pertanyaan mengenai perasaan kesepian, stres, dan pengalaman mimpi buruk mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesepian tidak hanya meningkatkan frekuensi mimpi buruk, tetapi juga intensitasnya, yang sebelumnya belum banyak diteliti.
Meskipun hasil penelitian ini belum membuktikan secara langsung bahwa kesepian adalah penyebab utama munculnya mimpi buruk, peneliti menyarankan bahwa temuan ini sesuai dengan teori evolusi kesepian. Teori ini menyatakan bahwa kesepian merupakan tanda peringatan bahwa tubuh kehilangan sumber daya penting—yaitu dukungan sosial.
“Hubungan antarpribadi adalah kebutuhan inti manusia,” ujar Colin Hessem, ilmuwan komunikasi dari Oregon State University yang terlibat dalam penelitian ini.
“Ketika kebutuhan untuk menjalin hubungan yang kuat tidak terpenuhi, individu akan menderita secara fisik, mental, dan sosial."
Seperti halnya rasa lapar atau kelelahan menandakan kurangnya asupan kalori atau tidur, kesepian telah berevolusi sebagai sinyal untuk memperingatkan individu ketika kebutuhan mereka akan hubungan sosial tidak terpenuhi. Namun, di sisi lain, kondisi ini juga dapat meningkatkan stres dan kewaspadaan, yang pada gilirannya dapat merusak tubuh dan memicu munculnya mimpi buruk.
Hubungan antara kesepian dan kualitas tidur yang buruk telah banyak dibahas dalam penelitian sebelumnya, dan masuk akal jika pikiran yang kekurangan interaksi sosial di siang hari tetap membawa efek tersebut ke dalam mimpi di malam hari. Peneliti pun berharap penelitian di masa mendatang dapat mengungkap lebih dalam mengenai apakah konten mimpi buruk dipengaruhi oleh kesepian serta metode terbaik untuk mengatasi kesepian agar kualitas tidur seseorang dapat lebih baik.
"Kualitas tidur yang restoratif sangat penting bagi fungsi kognitif, pengaturan suasana hati, metabolisme, dan banyak aspek kesejahteraan lainnya," kata Hessem.
"Itulah mengapa penting untuk menyelidiki kondisi psikologis yang mengganggu tidur, dan kesepian menjadi salah satunya."