Bukan karena Main HP, Ini Penyebab Sebenarnya Orang Sulit Tidur
Persoalan tidak bisa tidur bukan karena aktivitas layar HP.
Aktivitas bermain gadget biasanya selalu menjadi kambing hitam saat merasa sulit tidur. Benarkah demikian? Jawabannya tidak. Ternyata ada penyebab lain yang mungkin kurang disadari bisa menjadi penyebab sulit tidur. Perspektif baru telah menunjukkan bahwa ternyata ada faktor yang lebih mendalam yang mungkin mengganggu waktu tidur remaja dewasa daripada karena sering menatap layar gadget.
Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa bukan penggunaan layar berlebihan yang jadi penyebab utama, melainkan perasaan kesepian.
-
Bagaimana HP bisa menyebabkan gangguan tidur? Ditambah lagi, getaran dan notifikasi yang terus-menerus dapat mengganggu istirahat dan mengurangi kualitas tidur seseorang.
-
Kenapa sulit tidur bisa membuat tidur jadi nggak berkualitas? Jangan dianggap sepele, karena pikiran tersebut bisa memicu kecemasan yang membuatmu jadi nggak bisa mendapatkan istirahat yang berkualitas di malam hari.
-
Kenapa sulit tidur bisa jadi masalah serius? Namun, jika sulit tidur terus berlanjut, itu bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih serius.
-
Kenapa sulit tidur meski badan lelah? Jika jadwal tidur sudah terlanjur berantakan, tubuh akan terasa lemah dan sulit untuk beraktivitas. Rasa 'berat' karena kurang tidur dapat membuat kita lebih mudah lelah. Akumulasi stres fisik dan emosional dari kelelahan tersebut kemudian bisa membuat kita kesulitan untuk tidur.
-
Kenapa sulit tidur di malam hari? Berbagai faktor dapat menyebabkan kesulitan tidur di malam hari, yang meliputi aspek fisik, emosional, dan lingkungan.
-
Gimana caranya agar gak susah tidur? Menetapkan jadwal tidur yang teratur dan konsisten, yaitu dengan mulai memejamkan dan membuka mata pada waktu yang sama setiap hari.
Melansir dari Earth.com, Senin (9/12), penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti dari Oregon State University (OSU), Harvard Medical School, dan Chaminade University, dengan melibatkan lebih dari 1.000 mahasiswa sarjana.
Dipimpin oleh John Sy, seorang mahasiswa pascasarjana dari OSU, mereka menemukan bahwa kesepian merupakan prediktor insomnia yang lebih konsisten dibandingkan waktu mantap layar.
Saat kita mengalami kesulitan tidur, banyak dari kita yang langsung menyalahkan perangkat elektronik, dan memang ada hubungannya antara penggunaan gadget 8-10 jam sehari dengan risiko insomnia yang lebih tinggi.
Namun, dampak kesepian ternyata lebih besar.Studi OSU menemukan bahwa sekitar 35% peserta melaporkan tingkat kesepian yang tinggi, dan mereka mengalami gejala insomnia hampir dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu kesepian.
Hubungan antara kesepian dan kurang tidur sebenarnya sudah lama diketahui, tetapi dampak signifikannya pada mahasiswa sangat mengkhawatirkan.
Kehidupan kampus sering membawa perubahan besar seperti pindah jauh dari rumah, menciptakan lingkungan sosial baru, dan mengelola tekanan akademis yang meningkat dan emua ini bisa menyebabkan perasaan terisolasi. Kesepian sendiri meningkatkan kepekaan kita terhadap stres dan memicu pikiran berlebihan, menciptakan formula untuk malam-malam tanpa tidur.
Orang yang kesepian akan dua kali lebih mungkin mengalami depresi, yang semakin mengganggu pola tidur mereka. Kurang tidur memperburuk masalah emosional, menciptakan lingkaran setan. Jadi, mengatasi kesepian sangatlah penting untuk meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan siswa.
Meskipun membatasi waktu menonton layar hingga kurang dari 8-10 jam sehari adalah upaya yang baik, penelitian ini menyoroti masalah lebih mendesak, yaitu kesepian. Mengatasi rasa terisolasi dapat meningkatkan kualitas tidur, kesehatan mental, dan hasil akademis.
Untuk mengatasi kesepian, mahasiswa bisa terlibat dalam organisasi kampus, kegiatan kelompok, atau kelompok belajar, yang memberikan kesempatan untuk bertemu orang baru, membangun persahabatan, dan menciptakan sistem dukungan. Menjadi bagian dari kelompok sosial ini bisa membuat kehidupan kampus terasa tidak terlalu sepi dan meningkatkan kesejahteraan.
Hubungan antara Tidur dan Kesepian
Kesepian bukan hanya sebuah kondisi emosional. Ini adalah masalah kesehatan yang mempengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan. Bagi mahasiswa, mengatasi kesepian mungkin kunci untuk tidur yang lebih baik.
Tetapi, terlibat dalam percakapan bermakna, bahkan hanya beberapa menit, bisa menurunkan tingkat stres secara signifikan dan membuat pikiran lebih tenang sebelum tidur.
Jadi, lain kali kamu menyadari seseorang terus menatap langit-langit pada pukul 2 pagi, pertimbangkan untuk mengulurkan tangan, terkadang cara terbaik untuk tidur lebih baik adalah dengan merasa terhubung dengan orang lain.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia