Jenis Makanan yang Dapat Memperburuk Stres, Jangan Sampai Terjebak
Mengelola pola makan dengan baik sangat penting dalam upaya mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental.
Stres merupakan salah satu tantangan umum yang dialami oleh manusia modern. Di tengah-tengah rutinitas harian yang semakin padat, kita sering kali harus menghadapi situasi yang menimbulkan tekanan emosional. Namun, ada hal yang mungkin jarang orang sadari: bagaimana pilihan makanan kita dapat mempengaruhi tingkat stres kita sendiri.
Artikel ini bertujuan untuk menyampaikan tentang apa saja jenis-jenis makanan yang sebenarnya dapat memperburuk stres. Dengan demikian, Anda dapat membuat keputusan yang tepat dalam memilih menu hari-hari Anda agar tidak menjadi korban dari efek buruk yang ditimbulkannya.
-
Bagaimana stres mempengaruhi rasa makanan? Para peneliti kini menemukan bahwa stres juga dapat mengubah persepsi rasa seseorang terhadap makanan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan makan berlebihan.
-
Apa aja yang bisa bikin stres? Selain itu, perubahan besar dalam kehidupan, baik positif maupun negatif, seperti pernikahan, perceraian, pindah rumah, atau kehilangan pekerjaan, dapat menyebabkan stres.
-
Bagaimana stres memengaruhi pergerakan makanan? Ketika Anda mengalami stres, tubuh Anda bersiap untuk masuk ke mode fight-or-flight. “Untuk melakukan hal itu, tubuh memperlambat segala hal yang terjadi selama proses pencernaan. Pencernaan menjadi kurang diutamakan dan sumber daya dialihkan untuk mempersiapkan Anda untuk bereaksi.“ Hal ini mengakibatkan perubahan dalam fungsi pencernaan, termasuk perubahan dalam peristaltik usus dan kontraksi otot usus.
-
Apa efek buruk stres pada pencernaan? Stres kronis dapat memperlambat pencernaan karena tubuh masuk ke dalam mode 'fight-or-flight', yang memprioritaskan fungsi tubuh untuk menghadapi ancaman, bukan untuk mencerna makanan.
-
Makanan apa yang bantu hilangkan stres? Produk-produk kakao seperti biji kakao dan bubuk kakao, dapat membantu menghilangkan stres dan meningkatkan mood.
-
Makanan apa yang berbahaya untuk kesehatan? Konsumsi makanan olahan berlebih di era sekarang seperti sudah menjadi hal yang umum dilakukan.Makanan olahan juga sering dijadikan pengganti lauk pauk untuk makan sehari-hari.Padahal, makanan olahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu berbagai macam penyakit. Termasuk penyakit kronis yang membahayakan nyawa.
Pengaruh Makanan terhadap Stres
Makanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat stres seseorang, baik dalam hal meningkatkan atau mengurangi stres. Berikut beberapa cara makanan dapat memengaruhi stres:
- Peningkatan atau penurunan hormon stres: Makanan yang kaya akan gula, lemak jenuh, dan makanan olahan dapat memicu peningkatan hormon stres seperti kortisol. Ketika kita mengonsumsi makanan yang tinggi gula, tubuh mengalami lonjakan gula darah yang diikuti dengan penurunan drastis, yang dapat memicu rasa cemas dan stres. Sebaliknya, makanan kaya nutrisi seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian membantu menstabilkan gula darah dan mendukung keseimbangan hormon.
- Dukungan bagi fungsi otak: Nutrisi seperti omega-3, vitamin B, magnesium, dan antioksidan dari makanan seperti ikan berlemak, kacang-kacangan, dan sayuran hijau dapat meningkatkan kesehatan otak dan mengurangi peradangan yang terkait dengan stres. Omega-3, misalnya, dikenal membantu mengurangi gejala kecemasan dan depresi.
- Regulasi suasana hati melalui mikrobioma usus: Kesehatan usus memiliki hubungan erat dengan kesehatan mental. Makanan yang mendukung mikrobioma usus, seperti makanan yang kaya serat dan probiotik (misalnya yogurt dan tempe), dapat membantu mengatur produksi serotonin—hormon yang berperan dalam mengatur suasana hati. Usus yang sehat dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan mengurangi stres.
Jenis Makanan yang Dapat Memperburuk Stres
1. Kafein
Kafein adalah stimulan yang ditemukan dalam kopi, teh, cokelat, dan banyak minuman energi. Kafein bekerja dengan menghambat adenosin, neurotransmitter yang berfungsi untuk menenangkan otak. Ketika adenosin terhambat, aktivitas neuron meningkat, dan ini dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon stres seperti kortisol dan epinefrin.
Dampak pada Stres
- Kecemasan Meningkat: Kafein dapat menyebabkan peningkatan kecemasan, terutama pada individu yang sudah rentan terhadap gangguan kecemasan. Gejala seperti jantung berdebar, ketegangan otot, dan kegelisahan dapat meningkat setelah konsumsi kafein.
- Gangguan Tidur: Kafein juga dapat mengganggu pola tidur. Tidur yang tidak berkualitas dapat memperburuk stres dan membuat seseorang lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental.
2. Makanan Olahan
Makanan olahan sering kali mengandung bahan tambahan seperti pengawet, pemanis buatan, dan lemak trans. Makanan ini sering kali rendah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi secara optimal.
Dampak pada Stres
- Peradangan: Makanan olahan dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh. Peradangan kronis telah dikaitkan dengan gangguan mood dan masalah kesehatan mental lainnya.
- Ketidakseimbangan Gizi: Kekurangan nutrisi penting seperti asam lemak omega-3, vitamin B, dan mineral dapat mempengaruhi produksi neurotransmitter yang penting untuk mood, seperti serotonin.
3. Alkohol
Alkohol adalah depresan sistem saraf pusat yang dapat memberikan efek relaksasi sementara. Namun, konsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat menyebabkan perubahan kimiawi di otak.
Dampak pada Stres
- Kualitas Tidur Buruk: Meskipun alkohol dapat membantu seseorang tertidur lebih cepat, kualitas tidur biasanya terganggu. Tidur yang tidak nyenyak dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan.
- Siklus Negatif: Penggunaan alkohol sebagai cara untuk mengatasi stres sering kali menciptakan siklus negatif di mana individu merasa lebih cemas setelah efek alkohol hilang.
4. Karbohidrat Olahan
Karbohidrat olahan seperti roti putih dan pasta dibuat dari biji-bijian yang telah diproses sehingga kehilangan serat dan nutrisi lainnya.
Dampak pada Stres
- Lonjakan Gula Darah: Karbohidrat olahan cepat dicerna oleh tubuh, menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat. Ini diikuti oleh penurunan tajam yang bisa membuat seseorang merasa lelah dan mudah tersinggung.
- Perubahan Mood: Fluktuasi kadar gula darah dapat mempengaruhi mood secara signifikan. Ketidakstabilan ini sering kali berkontribusi pada perasaan cemas dan depresi.
5. Makanan Tinggi Gula
Makanan tinggi gula termasuk permen, kue, minuman manis, dan makanan penutup lainnya. Gula sederhana mudah dicerna dan cepat meningkatkan kadar energi.
Dampak pada Stres
- Respons Inflamasi: Konsumsi gula berlebih telah dikaitkan dengan peningkatan peradangan dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi kesehatan mental.
- Ketergantungan Gula: Gula bisa bersifat adiktif; ketika seseorang merasa "high" setelah mengonsumsinya, mereka mungkin mencari lebih banyak gula untuk merasakan efek tersebut lagi, menciptakan siklus ketergantungan.
6. Daging Merah
Daging merah kaya akan lemak jenuh dan sering kali diproses dengan cara yang tidak sehat (misalnya, daging olahan). Konsumsi daging merah secara berlebihan telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.
Dampak pada Stres
- Peningkatan Tekanan Darah: Daging merah bisa meningkatkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung, yang keduanya berkontribusi pada peningkatan stres.
- Kesehatan Mental: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi daging merah dapat berhubungan dengan peningkatan risiko depresi dan kecemasan.
7. Makanan Kaya Gluten
Gluten adalah protein yang ditemukan dalam gandum, barley, dan rye. Bagi sebagian orang dengan sensitivitas gluten atau penyakit celiac, konsumsi gluten dapat menyebabkan reaksi fisik yang serius.
Dampak pada Stres
- Gejala Psikologis: Beberapa individu melaporkan gejala kecemasan atau depresi ketika mengonsumsi gluten meskipun mereka tidak memiliki diagnosis resmi.
- Pencernaan Buruk: Sensitivitas gluten dapat menyebabkan masalah pencernaan yang berkontribusi pada ketidaknyamanan fisik dan emosional.