Apakah stres bekerja mampu memicu kanker?
Ada penelitian yang menyebutkan kalau stres karena pekerjaan membuat cepat tua. Bagaimana dengan risiko kanker?
Ada penelitian yang menyebutkan kalau stres karena pekerjaan membuat Anda bisa cepat tua. Kemudian penelitian lain mengklaim bahwa stres bekerja juga meningkatkan risiko diabetes pada wanita. Lantas apakah stres akibat pekerjaan juga mampu memicu penyakit kanker?
Anda sebaiknya bernapas lega, sebab penelitian dari Eropa ternyata membuktikan kalau stres bekerja tidak akan meningkatkan risiko kanker seseorang.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang hubungan antara penggunaan smartphone dan kanker otak? Penelitian ini, yang dilakukan atas permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjadi titik terang bagi kekhawatiran yang telah lama ada di kalangan masyarakat terkait potensi bahaya gelombang radio yang dipancarkan oleh smartphone.
-
Apa ciri khas berat badan turun karena kanker? Salah satu ciri khas penurunan berat badan karena kanker adalah hilangnya nafsu makan. Penurunan berat badan yang tidak disengaja sering kali menjadi salah satu tanda awal kanker.
-
Apa yang diklaim sebagai penyebab kanker kulit? Viral unggahan video di Reels Facebook yang mengklaim jika kacamata hitam dapat menyebabkan penggunanya terkena kanker kulit.
-
Bagaimana sel kanker menyebar? Penyebaran sel kanker atau metastasis adalah hal yang paling ditakutkan dari penyakit kanker. Sel kanker bisa menginvasi jaringan di sekitarnya, sewaktu-waktu dapat masuk ke aliran darah atau saluran limfe dan terbawa jauh ke jaringan atau organ tubuh lain.
-
Bagaimana gaya hidup tidak sehat bisa menyebabkan kanker? Kanker dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan salah satunya bisa berasal dari gaya hidup tidak sehat.Meski berakibat buruk, namun nyatanya, masih banyak orang yang mengadopsi gaya hidup tidak sehat ini. Dan tentu saja, gaya hidup ini harus segera diubah untuk meminimalisir munculnya masalah kesehatan di masa depan.
-
Siapa yang menjelaskan hubungan antara depresi dan kecemasan? "Depresi sering kali disertai dengan kecemasan dan sebaliknya," terang Gill.
Peneliti tepatnya menganalisis informasi pada 12 studi yang melibatkan 116.000 responden dari berbagai negara. Responden tersebut usianya berkisar 17-70 tahun.
Setelah itu, peneliti memeriksa catatan kesehatan dan daftar kematian akibat kanker. Selama 12 tahun, sebanyak 5.764 meninggal akibat kanker usus, paru-paru, payudara, dan prostat.
Meskipun demikian, tidak ada hubungan yang bisa ditemukan antara kondisi stres bekerja dengan risiko kanker para responden. Peneliti bahkan telah mengamati faktor yang berkaitan dengan stres bekerja dan risiko kanker. Misalnya usia, jenis kelamin, BMI (body mass index), status sosial ekonomi (berdasarkan jabatan pekerjaan dan tingkat pendidikan), serta kebiasaan merokok atau minum alkohol.
"Memang penting mengatasi stres yang diakibatkan oleh pekerjaan, namun kondisi itu untungnya tidak mampu memicu risiko kanker pada seseorang," tulis peneliti dalam jurnal British Medical Journal (BMJ), seperti yang dikutip dari My Health News Daily.
Sebelumnya, peneliti menduga stres bekerja mampu meningkatkan inflamasi pada tubuh. Sehingga kondisi tersebut mempengaruhi risiko kanker. Namun ternyata tidak ada hubungan antara stres dan kanker.
Meski begitu, peneliti tetap menyarankan agar para karyawan yang terlalu stres bekerja sebaiknya tetap mencari cara untuk mengatasinya. Sebab kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
(mdk/riz)