Bahaya Vape atau Rokok Elektrik, Kerap Dianggap Lebih Aman dari Rokok, Benarkah?
Hasil penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penggunaan vaping dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan.
Dalam sebuah penelitian terbaru, ilmuwan mengingatkan bahwa vaping dapat memberikan dampak negatif yang "langsung" terhadap sirkulasi darah, bahkan tanpa adanya nikotin dalam produk rokok. Meskipun banyak orang beranggapan bahwa vaping lebih aman dibandingkan dengan rokok konvensional, penelitian ini menunjukkan bahwa vaping memiliki efek "signifikan" pada pembuluh darah serta dapat mengurangi jumlah oksigen yang dapat diserap oleh paru-paru pengguna. Sistem pembuluh darah berfungsi untuk mendistribusikan darah dan cairan getah bening ke seluruh bagian tubuh. Rokok elektrik, yang dikenal sebagai vape, memiliki kandungan bahan kimia dan racun yang lebih sedikit dibandingkan asap dari tembakau. Oleh karena itu, banyak orang beranggapan bahwa vaping tidak seberbahaya merokok. Vape juga tersedia dalam berbagai rasa yang menarik, sehingga semakin diminati oleh kalangan muda.
Namun, sebuah studi baru yang akan dipresentasikan pada pertemuan Masyarakat Radiologi Amerika Utara di Chicago minggu depan, mengungkapkan bahwa vaping memiliki dampak negatif bagi kesehatan. "Rokok elektrik telah lama dipromosikan sebagai pilihan yang lebih aman dibandingkan rokok tradisional," ungkap Dr. Marianne Nabbout, penulis utama penelitian dari Universitas Arkansas untuk Ilmu Kedokteran, Little Rock, seperti yang dilansir oleh New York Post. "Banyak orang beranggapan bahwa rokok elektrik tidak mengandung zat berbahaya, seperti radikal bebas, yang biasanya terdapat pada rokok tembakau, karena tidak ada proses pembakaran yang terjadi." Penelitian ini memberikan wawasan baru mengenai risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan vape, yang selama ini dianggap lebih aman.
-
Mengapa vape dianggap lebih baik dari rokok? Vape dikatakan lebih baik dari rokok adalah suatu hoaks, ini adalah informasi yang sangat keliru,” kata dr Elisna, pada November 2023 dilansir Antara.
-
Kenapa vape dianggap lebih aman daripada rokok tembakau? Banyak orang yang menganggap vape lebih aman daripada rokok tembakau karena tidak menghasilkan asap yang berisi tar dan karbon monoksida.
-
Siapa yang menyatakan bahwa vape lebih aman dari rokok? Guru Besar Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. dr. Elisna Syahrudin, PhD. SpP(K) membantah informasi yang menyatakan bahwa rokok elektrik alias vape “lebih aman” atau “lebih sehat” dari rokok.
-
Mengapa vaping dan rokok konvensional sama-sama berbahaya? Baik merokok maupun vaping membawa risiko kesehatan yang signifikan. Untuk memilih yang terbaik, berhenti merokok, baik itu rokok tembakau maupun vape, adalah langkah yang bijaksana.
-
Apa yang membuat orang percaya bahwa vape lebih aman dari rokok? Klaim bahwa vape lebih aman dalam segi kesehatan muncul salah satunya karena rokok elektrik tidak memiliki kandungan total aerosol residue (TAR) seperti pada rokok tradisional.
-
Apa saja bahaya rokok elektrik terhadap kesehatan tubuh? Berikut ini adalah beberapa bahaya rokok elektrik bagi kesehatan tubuh: 1. Paparan Nikotin 2. Penyakit Paru Obstruktif Kronis 3. Risiko Kesalahan Penggunaan 4. Terserang Popcorn Lung 5. Pneumonia Lipoid 7. Pengaruhi Kondisi Gigi dan Gusi 8. Dampak Jangka Panjang yang Belum Diketahui
Mengganggu Fungsi Pembuluh Darah
Meskipun pengguna vaping terpapar lebih sedikit bahan kimia berbahaya dibandingkan dengan perokok, Nabbout menyatakan bahwa vaping tetap dapat mengganggu fungsi pembuluh darah serta berdampak negatif pada kesehatan secara keseluruhan. Dalam sebuah studi yang dilakukan di University of Pennsylvania, Nabbout bersama timnya berusaha untuk mengidentifikasi dampak akut terhadap fungsi pembuluh darah akibat merokok dan efek langsung dari vaping, baik yang mengandung nikotin maupun tidak.
Studi ini melibatkan 31 individu sehat yang merupakan perokok dan pengguna vape, berusia antara 21 hingga 49 tahun. Mereka mengikuti tiga sesi terpisah yang mencakup dua pemeriksaan MRI, satu sebelum dan satu setelah sesi merokok atau vaping, yang terdiri dari rokok tembakau, aerosol rokok elektrik dengan nikotin, dan aerosol tanpa nikotin. Selama pemeriksaan, manset dipasang di paha atas untuk membatasi aliran darah, dan setelah proses pengempisan, kecepatan aliran arteri femoralis serta saturasi oksigen vena diukur untuk menilai jumlah oksigen dalam darah yang kembali ke jantung setelah disuplai ke jaringan tubuh.
Pengukuran aliran darah di otak juga dilakukan menggunakan teknik MRI khusus yang dikenal sebagai MRI fase kontras. Data yang diperoleh dari perokok dan pengguna vape kemudian dibandingkan dengan hasil pemindaian awal dari 10 orang yang tidak merokok dan tidak menggunakan vape, dengan rentang usia antara 21 hingga 33 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam mengenai dampak vaping dan merokok terhadap kesehatan pembuluh darah.
Penurunan pada Aliran Darah
Setelah melakukan inhalasi terhadap berbagai jenis vaping atau merokok, penelitian menunjukkan adanya penurunan yang "signifikan" dalam kecepatan aliran darah istirahat di arteri femoralis superfisial. Arteri ini terletak di sepanjang paha dan bertugas menyuplai darah beroksigen ke bagian bawah tubuh. Penurunan fungsi pembuluh darah paling terasa setelah menghirup rokok elektrik yang mengandung nikotin, diikuti oleh rokok elektrik tanpa nikotin. Selain itu, penurunan saturasi oksigen vena juga dialami oleh pengguna vape, baik yang menggunakan rokok elektrik dengan nikotin maupun yang tanpa nikotin.
Tim peneliti mengemukakan bahwa terdapat penurunan "segera" dalam penyerapan oksigen oleh paru-paru setelah melakukan vaping. "Studi ini berfungsi untuk menyoroti efek akut merokok dan vaping terhadap banyak pembuluh darah di tubuh manusia," ungkap Dr. Nabbout. Ia juga menambahkan, "Jika konsumsi rokok elektrik secara akut dapat menimbulkan efek yang langsung terlihat pada tingkat pembuluh darah, maka dapat dibayangkan penggunaan kronis dapat menyebabkan penyakit pembuluh darah." Dengan demikian, penting untuk memahami dampak jangka pendek dan panjang dari penggunaan rokok elektrik dan vaping.
Tetap Bahaya Walau Tak Mengandung Nikotin
Dalam wawancaranya dengan CNN, ia menyatakan, "Meskipun rokok elektrik tidak mengandung nikotin, ada kemungkinan terdapat komponen lain yang dapat berbahaya." Ia menambahkan bahwa inilah alasan di balik efek signifikan yang terlihat, bahkan ketika para subjek tidak menggunakan rokok elektrik yang mengandung nikotin. Dr. Nabbout menekankan pentingnya menyampaikan kepada masyarakat bahwa vaping tidak selalu aman. "Pada akhirnya, kami mengandalkan ilmu pengetahuan untuk membantu memandu regulasi produk-produk tersebut demi kesehatan masyarakat," ujarnya. "Oleh karena itu, menghindari merokok dan vaping adalah saran yang selalu dianjurkan."