9 Pemain Bintang Premier League Pernah Tolak Tawaran Real Madrid
Real Madrid memiliki daya tarik untuk mendatangkan pemain-pemain terbaik dunia ke Santiago Bernabeu.
Real Madrid diakui sebagai klub sepak bola tersukses di Eropa dan memiliki daya tarik yang kuat untuk menarik pemain-pemain terbaik dunia ke Santiago Bernabeu. Meskipun demikian, terdapat beberapa nama besar yang memilih untuk tidak bergabung dengan tim raksasa Spanyol ini.
Dengan sejarah yang kaya, kekuatan finansial yang kokoh, serta gaya hidup yang menarik di ibu kota Spanyol, Madrid telah berhasil mengundang banyak Galacticos untuk menjadi bagian dari klub ini. Banyak pemain top dunia menganggap Real Madrid sebagai tujuan impian mereka.
Namun, tidak semua pemain terpengaruh oleh pesona besar yang ditawarkan oleh Madrid.
"Meski demikian, Madrid tetap memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam pasar transfer."
Beberapa pemain dari Premier League menunjukkan bahwa keputusan mereka tidak hanya didasarkan pada faktor uang dan kemewahan. Ternyata, ada faktor lain seperti kesesuaian dengan tim dan ambisi pribadi yang bisa jadi lebih berpengaruh. Pemain-pemain ini, meskipun sangat diinginkan oleh Los Blancos, memilih untuk tetap berkarier di Inggris.
Keputusan mereka untuk menolak tawaran dari klub sebesar Madrid menimbulkan beragam spekulasi di kalangan penggemar sepak bola. Di bawah ini adalah sembilan bintang Premier League yang menolak kesempatan untuk bergabung dengan Real Madrid.
Steven Gerrard
Jose Mourinho pernah menunjukkan minat untuk merekrut Steven Gerrard saat menjabat sebagai pelatih Chelsea, dan ketertarikan itu terus berlanjut ketika ia bergabung dengan Real Madrid pada tahun 2010. Selain Gerrard, Mourinho juga mempertimbangkan Frank Lampard sebagai salah satu target transfer, meskipun ia lebih memprioritaskan pemain Liverpool tersebut.
Mourinho menggambarkan keduanya sebagai pemain luar biasa yang selalu memberikan performa terbaik di lapangan. Meskipun hasratnya untuk mendatangkan salah satu dari mereka sangat besar, pada akhirnya Mourinho tidak berhasil merealisasikan keinginannya. Namun demikian, Real Madrid tetap berhasil dalam aktivitas transfer mereka, dengan mendatangkan Mesut Özil dan Sami Khedira, yang baru saja menunjukkan penampilan yang mengesankan di Piala Dunia bersama tim nasional Jerman.
Luis Suarez
Luis Suarez mengungkapkan bahwa agennya pernah melakukan pembicaraan dengan Real Madrid terkait kemungkinan kepindahannya dari Liverpool pada tahun 2014. Pada saat itu, Madrid sedang mempertimbangkan untuk melepas Karim Benzema ke Arsenal, dan proses tersebut hampir mencapai kesepakatan. Namun, saat Piala Dunia dimulai, Barcelona juga ikut terlibat dalam pencarian Suarez, yang kemudian membuatnya lebih memilih untuk bergabung dengan Barcelona.
Situasi yang terjadi akibat insiden gigitan membuat ketertarikan Madrid terhadapnya memudar, sementara Barcelona justru semakin berambisi untuk mendapatkan pemain tersebut. Akhirnya, Suarez dihadapkan pada dua pilihan, dan ia memilih untuk bergabung dengan Barcelona. Bergabung dengan klub tersebut merupakan sebuah impian bagi Suarez.
Roy Keane
Pada tahun 2006, Roy Keane mendapat kesempatan untuk bergabung dengan Real Madrid, meskipun ia sudah berada di penghujung kariernya. Los Blancos menawarkan kontrak selama 18 bulan untuk memperkuat lini tengah mereka yang kurang pemain. Namun, Keane memilih untuk menolak tawaran tersebut dan akhirnya bergabung dengan Celtic. Dalam otobiografinya, ia mengungkapkan rasa penyesalannya karena tidak mengambil kesempatan untuk bergabung dengan Madrid pada saat itu.
Keane mengatakan, "Dengan pandangan ke belakang, saya seharusnya berkata pada diri sendiri, ‘Pergilah ke Spanyol, tinggal di sana selama setahun setengah, pelajari bahasa dan budayanya. Kamu mungkin akan menyukainya dan bahkan tinggal di sana.'"
Keputusan Keane untuk menolak tawaran Madrid menjadi momen yang sangat signifikan dalam perjalanan kariernya. Ia menyadari bahwa kesempatan seperti itu tidak datang setiap hari, dan ia merasa seharusnya lebih berani mengambil risiko.
Bergabung dengan Celtic memang memberi Keane kesempatan untuk bermain di liga yang berbeda, tetapi ia tidak bisa menghilangkan rasa ingin tahunya tentang apa yang mungkin terjadi jika ia memilih Madrid. Rasa penyesalan ini menunjukkan betapa pentingnya setiap keputusan dalam karier seorang atlet, terutama di saat-saat krusial seperti itu.
Patrick Vieira
Pada musim panas tahun 2003, Real Madrid memutuskan untuk melepaskan Claude Makelele. Dalam waktu satu tahun, mereka mulai menyadari bahwa skuad mereka memiliki kekurangan, terutama karena terlalu bergantung pada penyerang tanpa adanya perlindungan yang memadai di lini tengah.
Patrick Vieira dianggap sebagai calon pengganti yang menarik, meskipun dia tidak seefektif Makelele dalam hal pertahanan. Direktur Olahraga Madrid, Emilio Butragueno, menilai Vieira sebagai pemain yang sangat penting, dan pada tahun 2004, kepindahannya hampir terwujud. Namun, Vieira memilih untuk bertahan satu musim lagi di Arsenal sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Juventus. Sementara itu, Madrid hanya dapat menghibur diri dengan merekrut Thomas Gravesen.
David Silva
Setelah melihat keberhasilan Manchester City meraih gelar liga dengan Sergio Aguero sebagai penyerang utama, Real Madrid berusaha menghentikan aliran pasokan utama kepada Silva. Namun, Silva yang telah dua tahun bersama Man City tidak memiliki niat untuk berpindah, dan agen dari pemain tersebut menegaskan bahwa ia merasa bahagia di Manchester.
Keputusan Silva untuk tetap di klub terbukti tepat, karena ia menghabiskan 10 tahun di Etihad sebelum akhirnya pindah pada tahun 2020. Di sisi lain, Real Madrid hanya melakukan satu transfer signifikan pada musim panas 2012, yaitu dengan mendatangkan Luka Modric dari Tottenham. Keputusan Silva untuk tetap bertahan di Manchester City terbukti menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat. Silva terus meraih kesuksesan di Manchester, sementara Madrid melanjutkan pembangunan tim mereka dengan kehadiran Luka Modric.
Cesc Fabregas
Cesc Fabregas, yang merupakan lulusan akademi La Masia yang ternama, memulai karier profesionalnya di Arsenal pada usia 16 tahun. Di klub London tersebut, ia menunjukkan bakatnya dan berkembang menjadi salah satu gelandang terhebat dalam sejarah Premier League.
Setelah kembali ke Barcelona pada tahun 2011, Fabregas mengungkapkan bahwa presiden Real Madrid, Ramon Calderon, pernah berupaya untuk merekrutnya. Namun, Fabregas menjelaskan bahwa ia tidak memberikan penolakan langsung, melainkan menjawab, "Bukan sekarang." Meskipun Real Madrid menunjukkan ketertarikan, Fabregas tidak pernah bergabung dengan klub tersebut selama perjalanan kariernya yang cemerlang. Keputusannya untuk tetap bersama Barcelona membawanya meraih berbagai prestasi yang membanggakan.
Ashley Cole
Pada tahun 2009, Ashley Cole yang sedang menghadapi proses perceraian menerima tawaran dari Real Madrid setelah kepergian Gabriel Heinze. Ia mengakui bahwa meskipun situasinya sulit, ia sempat mempertimbangkan untuk berpindah klub. Namun, setelah melakukan diskusi dengan Ancelotti, Cole akhirnya memutuskan untuk tetap bertahan di Arsenal.
"Dia ingin saya tetap di sana dan senang dengan kehadiran saya," kata Cole.
Pada musim panas tersebut, Madrid memperkuat sektor pertahanan mereka dengan mendatangkan Alvaro Arbeloa, Raul Albiol, dan Ezequiel Garay. Meskipun demikian, pada musim 2009/2010, Marcelo tetap menjadi pilihan utama untuk posisi bek kiri.
Eric Cantona
Pada musim 1995/1996, Jorge Valdano, pelatih Real Madrid, mendekati Eric Cantona untuk membahas kemungkinan transfer yang sangat mengejutkan ke Madrid. Valdano menyatakan bahwa Cantona menunjukkan minat yang besar, bahkan ia meminta agar rumput di Bernabeu diganti karena dianggap sudah rusak.
Namun, Cantona kemudian kembali menghubungi Valdano dan menyampaikan bahwa ia telah mengubah keputusannya. Ia mengungkapkan bahwa ia harus menjadi orang yang sangat buruk jika meninggalkan Manchester United pada saat itu. Keputusan Cantona untuk tetap bersama Man United jelas menjadi bagian penting dari cerita legendarisnya. Terlepas dari apa pun yang terjadi, keputusan ini mencerminkan betapa kuatnya hubungan Cantona dengan Setan Merah.
David de Gea
Pada tahun 2015, David de Gea hampir menjadi bagian dari Real Madrid setelah tampil gemilang sebagai salah satu kiper terbaik di Premier League. Namun, transfer tersebut tidak berhasil karena Manchester United terlambat mengirimkan dokumen selama dua menit setelah batas waktu.
Meskipun Florentino Perez berusaha untuk mendatangkan De Gea pada musim berikutnya, kiper asal Spanyol itu memutuskan untuk memperpanjang kontraknya dengan United. Keputusan ini menutup peluangnya untuk pindah ke Madrid, dan ia memilih untuk tetap bertahan di Old Trafford.
Setelah itu, Madrid beralih ke Keylor Navas, yang berkontribusi besar dalam membantu tim meraih dua gelar Liga Champions. Navas menjadi pilihan utama sebelum akhirnya Real Madrid berhasil mendapatkan Thibaut Courtois pada tahun 2018. Keputusan De Gea untuk tetap di Manchester United menjadi salah satu momen penting dalam kariernya, yang memastikan ia terus berkompetisi di level tertinggi.
Sumber: Planet Football