Begini Saran IDAI untuk Rawat Pasien Flu Singapura di Rumah agar Tidak Tertular
Dalam merawat pasien flu Singapura, penting untuk menerapkan sejumlah hal untuk mencegah penularan.
Flu Singapura, atau yang secara medis dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD), adalah penyakit yang kerap menyerang anak-anak dan dapat menular dengan cepat. Penyakit ini disebabkan oleh virus Coxsackie A16 dan Enterovirus 71 (EV71), yang tidak hanya dapat menjangkiti anak-anak, tetapi juga orang dewasa. Meski begitu, anak-anak berusia 0-5 tahun lebih rentan terkena penyakit ini. Flu Singapura dapat sembuh dengan perawatan yang tepat di rumah, tetapi jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat memicu komplikasi serius, seperti radang otak atau meningitis, yang dapat berujung pada kematian.
Dilansir dari Antara, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) baru-baru ini memberikan panduan untuk merawat anak-anak yang terkena HFMD di rumah guna mencegah penularan ke anggota keluarga lain. Dalam sebuah diskusi media, Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI, Prof. Dr. Edi Hartoyo Sp.A(K), menekankan pentingnya upaya isolasi pasien HFMD agar tidak menular kepada orang lain, terutama di rumah dengan lebih dari satu anak.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran Flu Singapura? Untuk mencegah penyebaran Flu Singapura, penting untuk menjaga kebersihan tangan dan lingkungan, serta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
-
Apa perbedaan utama antara Flu Singapura dan flu biasa? Perbedaan Flu Singapura dan flu biasa akan terlihat signifikan ketika kita melihatnya lebih detail. Meskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan. Bahkan, tingkat keparahan dari kedua penyakit ini juga bisa berbeda.
-
Apa saja gejala utama Flu Singapura? Gejala-gejala flu Singapura atau penyakit tangan, kaki, dan mulut (HFMD) umumnya meliputi:Demam: Ini adalah salah satu gejala awal yang sering terjadi.
-
Kenapa hidung bengkak saat flu? Virus merusak sel-sel hidung, menyebabkan peradangan dan respons tubuh yang dapat menyebabkan pembengkakan.
-
Di mana virus Flu Singapura biasanya ditemukan? Virus ini biasanya ditemukan dalam kotoran dan cairan tubuh seperti ludah, cairan hidung, dan tenggorokan.
-
Siapa yang mengalami gejala flu Singapura yang jarang terjadi? Vincent mengatakan bahwa gejala ini cukup jarang dialami oleh penderita flu Singapura.
1. Isolasi Pasien dan Pemisahan Barang-Barang Pribadi
Langkah utama dalam mencegah penularan HFMD adalah mengisolasi pasien dari anggota keluarga lainnya.
"Penularannya bisa lewat kontak langsung dan tidak langsung, jadi kalau ada yang kena HFMD yang harus dilakukan ialah diisolasi," jelas Prof. Edi.
Barang-barang seperti tempat minum dan tempat makan juga sebaiknya dipisahkan dari anggota keluarga lain, sebab benda-benda ini bisa menjadi media penularan.
Bagi keluarga yang memiliki lebih dari satu anak, Prof. Edi menyarankan agar anak-anak lain dijauhkan dari pasien hingga ia benar-benar sembuh. Langkah ini penting untuk mengurangi risiko penularan, mengingat virus HFMD dapat dengan mudah berpindah melalui kontak langsung dengan lesi kulit atau cairan tubuh pasien.
2. Perhatikan Asupan Nutrisi
Agar anak dengan HFMD dapat cepat pulih, orang tua atau pengasuh harus memastikan asupan nutrisi yang cukup. Nutrisi ini meliputi karbohidrat, protein, lemak, serat, mineral, dan vitamin. Imunitas tubuh yang kuat dapat membantu anak melawan virus penyebab HFMD.
“Pastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup baik dari karbohidrat, protein, lemak, serat, mineral, dan vitamin sehingga imunitasnya dapat bekerja di dalam tubuh dengan baik melawan virus penyebab HFMD,” ujar Prof. Edi.
Selain menjaga pola makan, pastikan juga bahwa anak mendapatkan cukup istirahat agar tubuhnya memiliki daya tahan yang optimal selama proses penyembuhan. Bila anak diberikan obat oleh dokter, orang tua harus memastikan obat tersebut dikonsumsi secara teratur untuk mengurangi gejala, seperti demam.
3. Pentingnya Menjaga Kebersihan Kulit dengan Mandi
Salah satu gejala utama HFMD adalah munculnya lesi berupa vesikel (lepuh kecil berisi cairan) di kulit. Kondisi ini rentan terinfeksi oleh kuman dari luar jika kebersihan tidak dijaga dengan baik. Prof. Edi menyarankan agar anak tetap mandi secara rutin.
“HFMD kan lesinya ada vesikel, kalau dia misalnya tidak mandi sehingga terkontaminasi dengan kuman yang dari kulit, maka vesikel yang asalnya berisi air malah bisa berubah menjadi nanah, jadi infeksi. Tetap harus mandi, justru kalau bisa mandinya dengan antiseptik,” ungkapnya.
Dengan mandi rutin menggunakan antiseptik, risiko infeksi sekunder pada kulit dapat diminimalkan.
4. Waspadai Gejala yang Membutuhkan Penanganan Segera
Meski HFMD dapat diatasi di rumah, ada beberapa gejala yang harus diwaspadai oleh orang tua dan memerlukan penanganan medis segera. Gejala-gejala tersebut meliputi:
Demam tinggi di atas 38,5 derajat Celsius yang tidak kunjung turun.
Anak menolak makan karena lesi di mulut yang menyebabkan rasa nyeri.
Penurunan kesadaran atau demam yang konstan.
"Kalau kesadarannya sudah menurun, maka itu harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk penanganan tenaga medis karena salah satu komplikasi yang bisa terjadi dan berbahaya ialah radang otak atau meningitis," tambah Prof. Edi.
Komplikasi radang otak akibat HFMD merupakan kondisi yang serius dan berpotensi fatal jika tidak ditangani dengan cepat.
Penyebaran HFMD dan Upaya Pencegahannya
Menurut data Kementerian Kesehatan, kasus HFMD mengalami peningkatan signifikan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Pada triwulan pertama tahun 2024 saja, tercatat lebih dari 6.500 kasus HFMD. Penyakit ini umumnya menyebar melalui kontak langsung dengan cairan dari lesi pada kulit atau air liur pasien, dan juga dapat menyebar melalui permukaan yang terkontaminasi.
Untuk itu, penting bagi orang tua untuk meningkatkan kebersihan lingkungan rumah, terutama bagi keluarga dengan anak-anak kecil yang lebih rentan tertular HFMD. Menjaga kebersihan tangan dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir adalah salah satu cara efektif untuk mencegah penularan. Mengingat HFMD mudah menular di tempat-tempat ramai, orang tua juga disarankan untuk membatasi interaksi anak dengan orang lain selama masa sakit.