Benarkah Daging Kambing Bisa Picu Masalah Darah Tinggi? Ini Fakta Sesungguhnya
Konsumsi daging kambing di saat Iduladha kerap dituding sebagai pemicu masalah darah tinggi. Faktanya, benarkah hal ini terjadi?
Konsumsi daging kambing di saat Iduladha kerap dituding sebagai pemicu masalah darah tinggi. Faktanya, benarkah hal ini terjadi?
- Efek Samping Makan Daging Kambing Berlebihan, Begini Cara Mengurangi Risikonya
- 7 Efek Konsumsi Daging Merah Berlebihan, Picu Batu Ginjal
- Mendadak Pusing Setelah Makan Daging Kambing? Begini Cara Mengatasinya Cukup Pakai Bumbu Dapur
- Harus Dikonsumsi Sewajarnya, Ini Sejumlah Masalah Kesehatan yang Bisa Terjadi saat Konsumsi Daging Kambing Berlebihan
Benarkah Daging Kambing Bisa Picu Masalah Darah Tinggi? Ini Fakta Sesungguhnya
Pada masa Iduladha, konsumsi daging kambing terutama dalam porsi banyak merupakan hal yang biasa terjadi. Kondisi konsumsi daging kambing secara berlebih ini disebut bisa jadi penyebab sejumlah masalah kesehatan termasuk darah tinggi.
Seperti kita ketahui, daging kambing sering kali dianggap sebagai salah satu penyebab utama peningkatan tekanan darah. Namun, apakah benar konsumsi daging kambing bisa memicu masalah darah tinggi?
Dilansir dari Verywell, daging kambing sebenarnya merupakan sumber protein yang baik dan mengandung berbagai nutrisi penting seperti zat besi, vitamin B12, dan zinc. Menurut United States Department of Agriculture (USDA), daging kambing memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi dan domba.
Dalam 100 gram daging kambing, terkandung sekitar 3 gram lemak jenuh, yang lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi yang mengandung sekitar 8 gram. Namun, konsumsi berlebihan tetap bisa menimbulkan risiko, terutama jika diolah dengan cara yang tidak sehat.
Meski kandungan lemak jenuh dalam daging kambing lebih rendah, konsumsi berlebihan lemak jenuh dari sumber apa pun dapat berkontribusi pada peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Heart Association, kolesterol tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang pada gilirannya dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung.
Sodium dan Pengolahan Daging Kambing
Salah satu faktor yang sering kali diabaikan adalah bagaimana daging kambing diolah dan disajikan. Banyak hidangan berbahan dasar daging kambing yang dimasak dengan bumbu tinggi garam atau saus yang kaya natrium.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Hypertension menunjukkan bahwa konsumsi natrium yang berlebihan dapat menyebabkan retensi cairan dalam tubuh, yang meningkatkan volume darah dan akhirnya meningkatkan tekanan darah.
Seperti halnya dengan makanan lainnya, porsi dan frekuensi konsumsi sangat mempengaruhi dampak kesehatan. Sering mengonsumsi daging kambing dalam porsi besar dapat meningkatkan asupan lemak jenuh dan natrium, yang bisa berdampak negatif pada tekanan darah.
Walau kita hanya menyantapnya dalam jumlah besar sebanyak sekali saat Iduladha, penting untuk tetap waspada. Disarankan untuk mengonsumsi daging merah dalam jumlah cukup tidak menunjukkan peningkatan signifikan dalam risiko hipertensi jika diimbangi dengan pola makan sehat yang kaya buah, sayuran, dan serat.
Untuk mengurangi risiko masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi, pastikan konsumsi daging kambing dalam porsi yang wajar, sekitar 85-100 gram per sajian. Hindari penggunaan garam berlebihan dan metode memasak seperti menggoreng. Lebih baik menggunakan metode memanggang, merebus, atau mengukus. Pada saat membakarnya sebagai sate, pastikan agar tidak terlalu hangus untuk mencegah paparan karsinogen.
Penelitian dalam British Medical Journal menunjukkan bahwa pola makan yang seimbang dengan asupan tinggi buah dan sayuran dapat menetralkan efek negatif dari konsumsi daging merah. Artinya, meskipun ada peningkatan konsumsi daging kambing saat Iduladha, jika diimbangi dengan gaya hidup sehat dan konsumsi makanan bergizi lainnya, risiko kesehatan dapat diminimalisir.