Cukup tidur bisa bantu perbaiki kerusakan otak
Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa tidur cukup bisa membantu memperbaiki kerusakan otak.
Jika selama ini kurang tidur diketahui bisa merusak otak, maka sebaliknya tidur justru bisa membantu memperbaiki kerusakan sel otak. Hal ini diungkap melalui penelitian yang dilakukan pada tikus.
Peneliti dari University of Wisconsin menemukan bahwa tidur bisa meningkatkan proses dalam pembentukan myelin yang membantu memperbaiki kerusakan pada otak. Myelin merupakan bertugas membungkus sel-sel saraf pada otak dan tulang belakang yang bertugas menyalurkan rangsangan listrik pada satu sel ke sel lainnya.
-
Kapan penelitian tentang hubungan kurang tidur dan risiko kematian dilakukan? Berdasarkan penelitian yang dilakukan antara tahun 1995 dan 1998, para peneliti menemukan hubungan yang kuat antara risiko kematian yang lebih tinggi dengan kebiasaan tidur kurang dari tujuh jam semalam.
-
Kapan penelitian tentang hubungan kurang tidur dan diabetes dilakukan? Sebuah penelitian dilakukan dengan melibatkan 247.000 orang yang dikumpulkan antara tahun 2006 dan 2010 untuk UK Biobank, sebuah database biomedis yang cukup luas.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang hubungan kurang tidur dan diabetes? Sebuah penelitian dilakukan dengan melibatkan 247.000 orang yang dikumpulkan antara tahun 2006 dan 2010 untuk UK Biobank, sebuah database biomedis yang cukup luas.
-
Bagaimana cara studi ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kurang tidur dengan diabetes tipe 2? Data ini diperoleh dari informasi 247.000 individu yang dikumpulkan antara tahun 2006 dan 2010 dari UK Biobank, suatu pangkalan data biomedis yang luas.
-
Apa saja masalah kesehatan yang bisa muncul jika insomnia terjadi dalam jangka panjang? Ketika masalah ini terjadi dalam jangka panjang, bakal muncul masalah pada kesehatanmu. Masalah yang mungkin muncul dalam jangka panjang berupa kecemasan, depresi, sakit kepala, radang sendi, serangan jantung, dan osteoporosis.
-
Apa yang dimaksud dengan insomnia? Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan tidur, sulit mempertahankan tidur atau tidur yang tidak memadai dalam jangka waktu yang cukup.
Hasil ini ditemukan setelah peneliti mengamati pembentukan myelin pada tikus yang tidur serta tikus yang kurang tidur. Gen yang bertugas untuk memproduksi sel dan memperbaiki kerusakan sel otak diketahui aktif ketika tikus tertidur. Sementara gen yang berkaitan dengan kematian sel dan stres lebih aktif ketika tikus 'dipaksa' tetap bangun dan kurang tidur.
Peneliti juga menemukan bahwa reproduksi sel semakin berlipat selama tidur, terutama ketika tahapan tidur REM yang bisa ditandai dengan munculnya mimpi saat tidur, seperti dilansir oleh US News (03/09).
"Selama ini peneliti fokus pada aktivitas sel saraf ketika hewan tidur dan bangun. Sekarang jelas bahwa sel lain yang membantu sistem saraf beroperasi juga berubah ketika hewan tidur dan bangun," ungkap Dr Chiara Cirelli dari University of WIsconsin Madison.
Meski begitu peneliti berencana melakukan penelitian lebih lanjut karena seringkali hasil penelitian pada hewan bisa berbeda ketika diterapkan pada manusia.