Dokter Jelaskan Tak Selamanya Susu Rendah Lemak Lebih Sehat dari Susu Full Cream
Selama ini, susu full cream dianggap tidak begitu baik bagi kesehatan. Hal ini jadi penyebab banyak orang beralih mengonsumsi susu rendah lemak (low fat) dan skim.
Selama ini, susu full cream dianggap tidak begitu baik bagi kesehatan. Hal ini jadi penyebab banyak orang beralih mengonsumsi susu rendah lemak (low fat) dan skim.
Menanggapi hal itu, spesialis gizi klinis, dr. Diana F Suganda, M.Kes, SpGK mengatakan bahwa pada dasarnya susu ada peruntukannya masing-masing. Kita terlebih dahulu harus mengetahui kondisi badan sendiri, baru setelah itu memilih jenis susu yang akan dikonsumsi.
-
Apa yang dimaksud dengan makan sehat? Menurut Davis pada dasarnya, makan sehat adalah mengisi tubuh dengan makanan bergizi dan utuh.
-
Makanan apa yang baik buat menjaga kesehatan usus? Makanan fermentasi mengandung probiotik, yaitu bakteri baik yang memang dibutuhkan di dalam saluran cerna untuk membantu proses mencerna makanan. Jika ingin menjaga kesehatan pencernaan, jangan lupa juga untuk selalu mengonsumsi makanan tinggi serat. Bukan rahasia lagi kalau jenis makanan yang satu ini sangat penting untuk membantu kelancaran sistem pencernaan manusia.
-
Bagaimana cara mendapatkan lemak sehat? Namun, penting untuk memilih lemak yang sehat seperti lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda yang ditemukan dalam alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan berlemak, dan minyak zaitun.
-
Bagaimana lemak sehat bekerja untuk membantu tubuh? Mekanisme mengenai bagaimana lemak sehat memengaruhi lipid belum sepenuhnya diketahui, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa lemak sehat memang dapat menurunkan kolesterol jahat dan meningkatkan kolesterol baik di dalam tubuh.
-
Bagaimana cara memasak makanan sehat tapi tetap lezat? Gunakan bahan-bahan segar dan berkualitas tinggi untuk menghasilkan hidangan yang lezat.
-
Di mana kita bisa menemukan sumber lemak sehat? Jenis lemak sehat tak jenuh ganda adalah lemak omega-3 umumnya ditemukan pada ikan, terutama ikan berminyak. Sementara itu, lemak omega-6 dapat ditemukan di beberapa minyak seperti safflower dan minyak kedelai, bersama dengan beberapa kacang, termasuk kacang brazil.
"Misalnya anak-anak, saya kasih full cream karena mereka masih butuh lemak, protein, bahkan lemak jenuh pun masih butuh," kata Diana saat berbincang dengan Health Liputan6.com pada Rabu, 15 Mei 2019.
Bicara soal susu, lanjut Diana, dari jenis dan pemrosesan saja sudah berbeda. UHT, pasteurisasi, dan susu segar adalah cara pemrosesan susu tersebut sehingga bisa kita konsumsi.
"Susu itu enggak boleh raw atau langsung dari sapinya. Harus diproses dulu. Entah itu UHT (ultra hight temperatur) dengan suhu tinggi sekali, pasteurisasi, baru ketiga dimasak," ujarnya.
Pun dari sisi isi, susu itu ada yang full cream, whole milk (benar-benar masih lengkap semuanya), low fat yang kadar lemaknya masih ada tapi berkisar tiga sampai empat persen saja, dan ada pula susu skim, yang lemak-lemaknya benar-benar ditiadakan.
Menurut Diana, lemak pada susu skim tidak lebih dari satu persen. Sehingga rasanya cenderung anyep, persis air putih.
"Sementara yang full cream gurih, karena lemak itu bikin gurih," katanya.
Sudah pasti pula antara full cream, low fat, dan skim ada kandungan yang dikorbankan.
Skim, misalnya, otomatis jumlah lemaknya paling rendah dibanding yang lain.
"Sementara untuk anak dan orang tua yang masih butuh lemak, ini tidak cocok," kata Diana.
Lebih lanjut, bicara susu sama dengan bicara kalori. Pasien obesitas yang ingin menurunkan berat badan, tentu tidak dianjurkan minum susu full cream.
"Kalorinya kan tinggi. Pada pasien seperti itu, harus kita cut dia punya kalori. Kita pilihkan yang low fat dan skim," katanya.
Sebenarnya, low fat dan skim memiliki besaran kalori yang tidak berbeda jauh. Namun, dari segi rasa, tentu saja masing-masing orang memiliki kenyamanannya masing-masing.
"Mau kita kasih skim tapi tidak diminum bagaimana, saking engga ada rasanya? Nggak apa-apa deh minum yang low fat, tapi cuma sekian saja karena ada kalorinya," kata Diana.
"Bagaimana juga kalori harian tetap ada. Dari makan pagi, makan siang, dan makan malam. Nah, susu diisi di salah satu waktu itu," Diana menekankan.
Menurut Diana, tidak bisa juga kita bilang susu full cream itu jahat,"Dan, kalau kita balik, bukan berarti juga yang low fat itu paling bagus.". Lagi-lagi soal kebutuhan masing-masing individu.
Bahkan, kata Diana, Journal of Obesity menemukan bahwa sejumlah pasien obesitas yang dikasih susu full cream malah bisa menurunkan berat badan. Tentu diimbangi juga dengan diet rendah kalori. Sehingga kalori hariannya kurang dari kebutuhan.
"Yang bisa bikin dia turun apa ya? Oh, ternyata karena lemak yang tinggi itu, membuat dia kenyang lebih lama, sehingga dia tidak ambil (makanan) yang lain," ujarnya.
Sebab, kalau habis minum susu full cream kemudian masih makan yang lain dalam jumlah yang besar, kalorinya menjadi lebih yang bikin dia sulit turun.
"Balik lagi ke perhitungan kalori. Kita harus tahu kalori masing-masing," tandasnya.
Reporter: Aditya Eka Prawira
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Begini Menu Sahur dan Buka Puasa Kaya Gizi yang Harus Kamu Terapkan Selama Ramadan
Alpukat Ternyata Bermanfaat untuk Cegah Tubuh Jadi Kegemukan
Penelitian Ungkap Brokoli Ternyata Memiliki Khasiat untuk Tekan Munculnya Skizofrenia
Konsumsi Kacang pada Trimester Pertama Kehamilan Pengaruhi Kecerdasan Anak
5 Manfaat Luar Biasa yang Bisa Diperoleh dari Konsumsi Ikan Sarden
Selain Kaya Protein, Tahu dan Tempe Ternyata Bisa Bantu Jaga Kesehatan Jantung