Jangan terlalu sering kerokan, intip bahayanya di sini!
Sebisa mungkin menghindari risiko bertambahnya penyakit lain saat berobat.
Tidak dipungkiri memang, kerokan adalah tradisi menghilangkan masuk angin sejak ratusan tahun yang lalu. Bahkan cara ini dipakai di berbagai negara di Asia seperti China dan Vietnam.
Kerokan dipercaya dapat menyembuhkan masuk angin. Bagi orang yang sangat ketagihan dengan kerokan, tentu tidak mudah mengalihkan pengobatan gratis ini ke pengobatan medis atau ke dokter. Mereka akan cenderung percaya pada khasiat kerokan ketimbang dokter.
Faktanya, kerokan justru akan membuat tubuh semakin sakit. Ada banyak hal yang membahayakan bagi tubuh. Bukan rasa sakit akibat dikerok, melainkan rasa sakit yang akan diderita jangka panjang.
Kita tahu bahwa saat tubuh dikerok menggunakan koin, batu giok, gundu, potongan jahe, potongan bawang, atau benda tumpul lainnya, maka pori-pori kulit akan terbuka semakin besar. Sebenarnya ini yang membuat angin di dalam tubuh keluar. Tapi setelah beberapa hari, pori-pori akan tetap terbuka akibat dikerok dengan benda tumpul maupun karena panas tubuh yang meningkat. Saat pori-pori kita membesar maka akan memudahkan angin masuk kembali ke tubuh dengan membawa bakteri dan virus.
Kalau sudah begini, orang tersebut justru akan lebih mudah masuk angin karena pori-pori membesar, Kemudia dia akan melakukan kerokan lagi. Apa yang terjadi, pori-pori akan semakin membesar dan jelas angin jauh lebih mudah masuk. Virus dan bakteri jangan ditanya lagi. OK, mungkin akan segera sembuh setelah dikerok. tapi nanti akan masuk lagi, dikerok lagi, membesar lagi, virus masuk lagi, dan begitu seterusnya.
Kasus terparah adalah merusak jaringan dan struktur kulit sehingga akan tiba masanya merasa perih saat dikerok. Itu karena kulit sudah terlalu sering merasakan panas dan rusak.
Alangkah baiknya jika Anda ingin menyembuhkan penyakit maka harus dengan benar. Jangan tergiur dengan harga murah tapi justru dapat membahayakan kesehatan Anda. Sebisa mungkin menghindari risiko bertambahnya penyakit lain saat berobat. Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Benarkah bayi selalu meniru gerakan orang dewasa?
Tak perlu morfin untuk redakan rasa sakit, cukup perbanyak teman!
Upah dokter belum dibayar, pengguna Kartu Papua Sehat tak dilayani
Melihat lebih dekat perburuan biawak di gurun pasir Arab Saudi
Mulai jarang berhubungan seks? Ini pengaruhnya untuk tubuh
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.