Jarang nonton TV bikin anak lebih berprestasi
Jarang nonton TV juga menghindarkan anak dari obesitas dan masalah perilaku.
Sudah banyak penelitian yang mengungkap efek buruk menonton televisi untuk anak. Kini sebuah penelitian terbaru kembali menunjukkan bahwa anak-anak mendapatkan lebih banyak manfaat jika mereka menjauhi televisi.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang jarang menonton televisi atau menggunakan komputer memiliki risiko obesitas yang lebih rendah, tidak mengalami masalah perilaku, dan memiliki nilai yang lebih baik untuk semua pelajaran di sekolah. Hal ini karena anak yang menonton televisi dengan didampingi orang tua biasanya memiliki tidur yang cukup dan ini berkaitan dengan prestasinya yang meningkat di sekolah.
Hasil tersebut ditemukan peneliti setelah melakukan pengamatan terhadap lebih dari 1.300 anak dari Iowa dan Minnesota. Penelitian ini menyarankan bagi para orang tua untuk mengurangi waktu menonton televisi, bermain game, atau menggunakan komputer pada anak mereka.
"Mengurangi nonton TV akan membuat anak tidur lebih lama, memiliki prestasi yang baik di sekolah, dan cenderung lebih tenang, tidak bersikap agresif," ungkap ketua peneliti Dr Douglas Gentile dari Iowa State University, seperti dilansir oleh Daily Mail (01/04).
Selain itu Gentile juga menjelaskan bahwa anak yang jarang menonton televisi memiliki risiko rendah terkena obesitas. Anak-anak tersebut terhindar dari paparan contoh perilaku yang buruk di televisi sehingga mereka tak menunjukkan sikap agresif atau bermasalah dalam hal perilaku.
Penelitian ini mendukung hasil dari penelitian lain yang menunjukkan bahwa terlalu banyak menonton televisi membuat anak rentan terkena obesitas. Penelitian lainnya di Australia juga menunjukkan bahwa menonton televisi terlalu lama meningkatkan kemungkinan pertengkaran antara anak dan orang tua serta memicu pertengkaran keluarga.
Baca juga:
Autisme terjadi sejak di dalam kandungan?
Tidak mampu, balita di Jambi jantungnya bocor dirawat di rumah
Dokter belum bisa sebut penyebab busuknya tangan Puvelia
Ingin anak lebih pintar? Tingkatkan kedekatan emosional!
Jangan menyusui anak hingga berusia lebih dari 2 tahun!
Awas, stres bisa merusak kesehatan anak!
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang pengaruh musik pada kecerdasan anak? Sebuah penelitian menarik yang dilakukan oleh University of Amsterdam dan diterbitkan dalam Journal of Frontiers in Neuroscience menunjukkan hasil yang signifikan.
-
Apa manfaat pelukan bagi kesehatan fisik anak? Dalam konteks ini, Dr. Bruce D. Perry, seorang ahli neurosains anak, mengungkapkan, "Ketika anak merasa nyaman dan aman melalui kontak fisik seperti pelukan, produksi kortisol dalam tubuhnya akan berkurang, sehingga ia lebih mampu mengatasi stres dan mengembangkan kepercayaan diri yang kuat."
-
Kenapa belajar dari kesalahan penting untuk anak muda? Belajar dari kesalahan termasuk proses pendewasaan yang perlu dilakukan setiap orang. Bukan tanpa alasan, belajar dari kesalahan dapat memberikan berbagai manfaat bagi perkembangan diri, yaitu sebagai berikut:• Pengembangan Kemampuan Problem Solving: Kesalahan memberikan peluang untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi. Melalui pengalaman, kita belajar untuk mengatasi kesalahan dan menemukan cara yang lebih baik untuk menangani situasi serupa di masa depan.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang ingatan menjijikkan? Mengutip Indy100 & Newsweek, Senin (25/3), para peneliti di Macquarie University di Australia dan Karolinska Universitet di Swedia telah mengungkap bahwa sensasi-sensasi sensorik ini memicu rasa jijik yang kuat.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Siapa saja yang terlibat dalam penelitian tentang dampak merokok terhadap kesehatan remaja? Studi yang dipresentasikan dalam Kongres European Respiratory Society (ERS) di Wina, Austria, menunjukkan bahwa merokok sejak remaja meningkatkan risiko masalah pernapasan, seperti mengi dan produksi dahak, saat mencapai usia 20-an.