Kanker Paru Semakin Menyerang Orang di Usia Muda, Ketahui Faktor Risikonya
Saat ini, terdapat peningkatan kasus kanker paru pada orang yang berusia 40-an tahun.
Ketua Bidang Ilmiah Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. dr. Elisna Syahruddin, Ph.D., Sp.P(K), menyatakan bahwa penyakit kanker paru dulunya lebih sering dialami oleh orang tua. Namun, saat ini, terlihat adanya peningkatan kasus kanker paru pada usia yang lebih muda. "Sekarang semakin muda yang kena kanker paru. Kalau dulu kan tua tapi sekarang makin muda. Tren itu kelihatan," ungkap Elisna dalam konferensi pers Run for Healthy Lungs yang diadakan bersama AstraZeneca dan BI.
Ia juga menambahkan bahwa dalam praktik sehari-hari, ia kini sering menemui pasien kanker paru yang berusia 40-an tahun. Bahkan, ada pasien yang masih berusia belasan tahun, meskipun kejadian ini biasanya berkaitan dengan faktor genetik. "Yang paling muda itu umur 14 tahun ada. Namun, jarang sekali kasus kanker paru usia belasan," jelasnya. Prof. Elisna, yang merupakan Guru Besar dalam Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi di Universitas Indonesia, menjelaskan lebih lanjut mengenai pengobatan kanker. Menurutnya, pengobatan tergantung pada jenis dan stadium kanker yang dihadapi. "Umur tidak memengaruhi pengobatan," tuturnya.
-
Bagaimana cara mencegah kanker paru-paru? Kanker paru-paru dapat menyerang siapa saja, baik perokok maupun bukan perokok. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker paru-paru sejak dini, yaitu: Tidak merokok atau berhenti merokok.
-
Kapan gejala kanker paru biasanya terasa? Paru kita itu tidak memiliki saraf perasa, tapi saraf perasa ada di lapisan dalam, sehingga kalau sudah kena sampai sana maka sudah stadium empat," kata Sita lagi.
-
Bagaimana cara mencegah kanker paru-paru pada anak? Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker paru-paru pada anak: 1. Hindari paparan asap rokok: Salah satu faktor risiko utama kanker paru-paru adalah merokok atau terpapar asap rokok. Jadi yang pertama kali harus dilakukan adalah membuat lingkungan bebas dari asap rokok. Larang merokok di dalam rumah atau mobil, dan hindari juga mengizinkan anak menghirup asap rokok pasif.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi, dan mengurangi paparan sinar matahari.
-
Bagaimana sel kanker menyebar? Penyebaran sel kanker atau metastasis adalah hal yang paling ditakutkan dari penyakit kanker. Sel kanker bisa menginvasi jaringan di sekitarnya, sewaktu-waktu dapat masuk ke aliran darah atau saluran limfe dan terbawa jauh ke jaringan atau organ tubuh lain.
-
Apa itu kanker pankreas? Kanker pankreas adalah jenis kanker yang berasal dari sel-sel yang ada di jaringan pankreas. Sel-sel kanker pankreas merupakan sel-sel yang mengalami pertumbuhan yang tidak terkontrol dan dapat menyebar ke organ dan jaringan lain di sekitarnya.
Apa Itu Kanker Paru?
Kanker merupakan kelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam tubuh. Sel-sel abnormal ini dapat berkembang dan menyerang bagian tubuh mana pun akibat gangguan pada tingkat genetik. Kanker paru sendiri terbagi menjadi dua jenis yang berbeda, masing-masing dengan karakteristik dan pengobatan yang berbeda pula.
Dua Tipe Kanker Paru
Elisna mengungkapkan bahwa kanker paru dapat muncul dari sel epitel yang terdapat pada saluran napas, yang dikenal sebagai kanker paru primer. Di sisi lain, terdapat juga kanker paru sekunder atau metastasis, yaitu kanker yang berasal dari organ lain, seperti kanker payudara, kanker serviks, kanker kolon, dan kanker prostat, yang kemudian menyebar serta berkembang di paru-paru.
Faktor Risiko Kanker Paru-paru
Hingga saat ini, penyebab pasti kanker, termasuk kanker paru-paru, masih belum dapat dipastikan. "Penyebab pasti enggak diketahui. Makanya itu disebut unknown disease," ungkap Elisna. Meskipun demikian, ada beberapa faktor risiko yang telah diidentifikasi terkait dengan kanker paru-paru. Menurut Elisna, jika seseorang mengetahui faktor-faktor risiko tersebut, seharusnya mereka dapat mengendalikan risiko tersebut dengan lebih baik.
Faktor risiko pertama untuk kanker paru-paru adalah paparan asap rokok. Baik perokok aktif, pasif, maupun mantan perokok memiliki potensi untuk terkena kanker paru. "Saat rokok dibakar, zat karsinogen yang terkandung di dalamnya dapat menyebabkan iritasi kronis dan kerusakan pada paru-paru," jelasnya. Selain itu, tempat kerja juga dapat menjadi faktor risiko, terutama bagi mereka yang bekerja di pabrik, bengkel, atau pertambangan.
Polusi udara juga merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan. Partikel-partikel yang terdapat dalam polusi dapat terakumulasi di saluran pernapasan, yang berpotensi mengiritasi dan memicu mutasi sel di paru-paru. Riwayat kanker sebelumnya juga dapat meningkatkan kerentanan terhadap kanker paru. "Orang yang pernah mengalami kanker lebih berisiko terkena kanker paru," kata Elisna. Selain itu, jika ada anggota keluarga sedarah yang pernah menderita kanker, terutama yang merokok, maka risiko tersebut juga meningkat.
Faktor risiko lainnya adalah memiliki riwayat penyakit paru kronis. Penyakit seperti tuberkulosis yang tidak diobati hingga tuntas, serta penyakit paru lainnya, dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker paru. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan kesehatan paru-paru dan menghindari faktor-faktor risiko yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan penyakit ini.
Gejala Kanker Paru
Elisna menjelaskan bahwa kanker paru-paru tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Akibatnya, banyak pasien yang tidak menyadari bahwa tubuh mereka sedang mengalami pertumbuhan sel kanker. Hal ini sering kali menyebabkan kanker terdeteksi pada stadium lanjut, di mana tingkat harapan hidup sudah sangat rendah. "Secara klinis tuh gejalanya enggak jelas. Mirip juga dengan penyakit akibat jamur, COVID, gejalanya tuh mirip-mirip, enggak khas," ungkap Elisna.
Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin muncul pada penderita kanker paru-paru:
- batuk yang tidak kunjung sembuh
- batuk disertai darah
- sesak napas
- nyeri di area dada
- penurunan nafsu makan
- penurunan berat badan yang signifikan
- nyeri saat menelan
- pembengkakan pada wajah dan lengan
- suara serak
- suara batuk yang melemah
- nyeri dada pleuritik
- kelopak mata yang menurun
- pupil mata yang mengecil
- berkurangnya keringat di wajah
- nyeri di bahu
- penyusutan otot di bahu dan lengan.
Pentingnya Skrining Paru
Karena tidak ada gejala khas yang mengindikasikan kanker paru, individu yang berisiko tinggi perlu menjalani skrining. Menurut Elisna, di Indonesia, skrining kanker paru dapat dilakukan melalui program BPJS Kesehatan. Skrining ini ditujukan bagi pasien yang dalam keadaan sehat, tidak menunjukkan gejala, dan memenuhi beberapa kriteria, yaitu:
1. Usia antara 45 hingga 71 tahun,
2. Perokok aktif, mantan perokok, atau perokok pasif,
3. Memiliki riwayat kanker paru dalam keluarga. "Untuk melakukan skrining kesehatan, kunjungi puskesmas terlebih dahulu, dan jika memenuhi syarat, Anda akan dirujuk ke rumah sakit untuk menjalani LDCT," ungkap Elisna.
Low Dose CT scan Thorax (LDCT) adalah salah satu metode yang efektif untuk skrining kanker paru. Metode ini memberikan dosis radiasi yang hanya 1/7 dari dosis radiasi yang diberikan pada CT scan biasa. LDCT aman untuk digunakan pada individu yang tergolong berisiko tinggi terhadap kanker paru. "Jadi, jika Anda memiliki faktor risiko, jangan ragu untuk melakukan skrining. Pastikan untuk memeriksakan diri, jangan takut," tutupnya.