Kenali Reaksi Tubuh ketika Kekurangan Oksigen, Mulai Lemas Hingga Kerusakan Otak
Tubuh manusia setidaknya bisa bertahan hingga tiga menit tanpa oksigen. Kehilangan oksigen dalam jangka waktu lebih lama dari itu bisa menyebabkan dampak berbahaya seperti kerusakan otak.
Oksigen merupakan salah satu hal yang diperlukan tubuh manusia agar dapat berfungsi secara normal. Tanpa oksigen yang cukup, organ-organ penting, seperti otak dan jantung, akan mengalami kerusakan serius dalam waktu singkat.
Namun, batas waktu yang tepat saat tubuh manusia dapat bertahan tanpa oksigen bervariasi tergantung pada beberapa faktor. Hal ini tergantung sejumlah hal seperti kondisi individu, suhu lingkungan, dan tindakan pertolongan pertama yang diberikan.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Bagaimana petugas kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien? Petugas kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien dengan menerapkan beberapa praktik aman dalam memberikan pelayanan.
-
Kenapa serat penting buat kesehatan pencernaan? Serat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan dengan meningkatkan pergerakan usus. Konsumsi serat yang cukup dapat mencegah atau mengatasi masalah pencernaan seperti sembelit, karena serat menambah volume tinja dan mempercepat proses pengeluarannya.
-
Bagaimana kesurupan bisa dijelaskan dari sudut pandang kesehatan? Kesurupan adalah kondisi ketika seseorang kehilangan identitas pribadinya dan berperilaku seperti orang lain atau makhluk lain. Orang yang kesurupan biasanya tidak sadar akan apa yang ia lakukan dan tidak bisa mengendalikan dirinya.
-
Apa saja manfaat tahu untuk kesehatan tubuh? Beragam manfaat tahu bagi kesehatan yang ternyata cukup banyak. Bisa turunkan risiko diabetes hingga lindungi ginjal.
-
Apa yang dimaksud dengan fakta? Fakta adalah informasi objektif atau bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Fakta adalah sesuatu yang dapat diamati, diukur, dibuktikan, dan diverifikasi oleh berbagai pihak yang dapat melihat fenomena yang sama.
Dilansir dari Insider, tubuh manusia setidaknya bisa bertahan hingga tiga menit tanpa oksigen. Kehilangan oksigen dalam jangka waktu lebih lama dari itu bisa menyebabkan dampak berbahaya seperti kerusakan otak.
Pada sebagian besar kasus, kurangnya oksigen dalam tubuh ini bisa disebabkan karena berbagai hal mulai kerusakan organ pernapasan hingga keracunan karbon. Kondisi keracunan karbon ini rentan dialami mereka yang terjebak di tempat sempit seperti kapal selam.
"Kapanpun manusia terperangkap di tempat dengan udara yang sempit, banyak orang menyangka bahwa oksigen yang paling penting, namun justru keberadaan karbon dioksida merupakan hal yang perlu diperhatikan," terang dr. Dale Molé dilansir dari Independent.
"Orang yang berada di dalam akan kesulitan bernapas, kedalaman respirasi mereka akan meningkat. Hal ini menyebabkan munculnya sakit kepala dan kemudian berujung pingsan," sambungnya.
Lebih jauh, dr. Molé mengungkap bahwa dalam kondisi tersebut, bukan kekurangan oksigen yang membunuh. Tingginya kadar dioksida pada kondisi yang tertutup bisa menjadi penyebab kematian.
Kekurangan Oksigen Bisa Sebabkan Hipoksia
Sementara itu, pada mereka yang mengalami kondisi kekurangan oksigen, terdapat kondisi yang disebut hipoksia yang berisiko mereka alami. Istilah hipoksia ini sempat ramai digunakan beberapa waktu lalu karena merupakan salah satu gejala ketika seseorang terinfeksi COVID-19.
Hipoksia adalah kondisi ketika tubuh mengalami kekurangan oksigen yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan jaringan dan organ-organ tubuh. Hipoksia dapat terjadi akibat berbagai faktor, termasuk masalah pernapasan, gangguan sirkulasi, atau penurunan kadar oksigen di udara yang dihirup.
Gejala hipoksia dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan durasi hipoksia. Gejala umum yang mungkin muncul termasuk sesak napas, kelelahan, pusing, pandangan kabur, kebingungan, dan kulit kebiruan (sianosis). Jika hipoksia berlanjut tanpa penanganan yang tepat, dapat menyebabkan kerusakan organ yang serius atau bahkan berakibat fatal.
Dampak Hipoksia pada Tubuh Seseorang
Peningkatan Laju Pernapasan
Ketika tubuh mengalami kekurangan oksigen, pernapasan akan menjadi lebih cepat dan dangkal sebagai upaya untuk meningkatkan masuknya oksigen ke paru-paru.
Penurunan Tingkat Oksigen dalam Darah
Kekurangan oksigen akan menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah arteri. Ini dikenal sebagai hipoksemia. Oksigen yang cukup diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sel-sel tubuh.
Penurunan Tekanan Darah
Hipoksia dapat menyebabkan penurunan tekanan darah karena pembuluh darah menyempit dan jantung berusaha untuk mengompensasi kekurangan oksigen dengan meningkatkan denyut jantung.
Peningkatan Detak Jantung
Jantung akan berusaha memompa darah lebih cepat untuk mengompensasi kekurangan oksigen dan memastikan suplai oksigen yang cukup ke organ-organ penting.
Dampak Berbahaya dari Kekurangan Oksigen akibat Hipoksia
Perubahan Warna Kulit
Hipoksia dapat menyebabkan perubahan warna kulit. Kulit mungkin menjadi pucat, kebiruan (sianosis), atau kemerahan.
Gangguan Fungsi Sistem Saraf Pusat
Kekurangan oksigen dalam otak dapat menyebabkan penurunan kesadaran, kebingungan, pusing, atau bahkan kehilangan kesadaran.
Kelelahan dan Lemas
Tubuh yang kekurangan oksigen akan merasa lelah dan lemas karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan energi yang cukup.
Gangguan Fungsi Organ
Organ-organ dalam tubuh, seperti jantung, paru-paru, hati, dan ginjal, akan mengalami gangguan fungsi akibat kekurangan oksigen yang berkepanjangan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan organ atau gagal fungsi organ jika tidak segera ditangani.
Kerusakan Otak
Hipoksia, atau kekurangan oksigen dalam jaringan tubuh, dapat memiliki dampak yang serius pada otak. Otak sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen dan membutuhkan pasokan oksigen yang adekuat untuk fungsi normalnya. Kerusakan otak ini bisa menimbulkan dampak tak hanya pada kognitif saja namun juga pada perilaku seseorang.
Sejumlah dampak tersebut bisa muncul pada seseorang akibat hipoksia atau kekurangan oksigen. Beberapa dampak bisa dibalikkan dengan penanganan tepat, namun ketika sudah terjadi kerusakan otak, sangat sulit untuk mengatasi dampak yang muncul ini.
(mdk/RWP)