Kerap Menyakiti Diri Sendiri, Ketahui Apa Itu Perilaku Self-Harm serta Penyebabnya
Self-injury atau kadang juga disebut sebagai self-harm, self-mutilation, cutting, atau barcoding, adalah tindakan menyakiti diri sendiri dengan sengaja.
Self-injury atau kadang juga disebut sebagai self-harm, self-mutilation, cutting, atau barcoding, adalah tindakan menyakiti diri sendiri dengan sengaja.
-
Mengapa mental health penting? Kesehatan mental sangat penting karena memengaruhi cara seseorang menangani stres, hubungan interpersonal, dan pengambilan keputusan. Pentingnya kesehatan mental tidak bisa diabaikan karena berdampak langsung pada kualitas hidup seseorang.
-
Apa itu mental health? Mental health adalah istilah bahasa Inggris yang berarti kesehatan mental. Ini merujuk kepada kondisi kesehatan mental atau pikiran yang dimiliki seseorang. Layaknya fisik, kesehatan mental juga perlu dijaga untuk meningkatkan kualitas hidup.
-
Kenapa menjaga mental health itu penting? Sebab, kesehatan mental pada akhirnya juga akan mempengaruhi kesehatan fisik secara keseluruhan.
-
Apa definisi dari mental health? Mental health adalah kondisi kesehatan yang mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial seseorang. Hal ini mencakup bagaimana seseorang merasakan, berpikir, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
-
Kenapa self-care penting untuk kesehatan mental? Self-care dapat membantu seseorang untuk merasa lebih baik tentang dirinya sendiri dan meningkatkan kepercayaan diri. Dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat, seperti berolahraga, meditasi, atau membaca buku, seseorang dapat merasa lebih bahagia dan tenang.
-
Bagaimana caranya untuk menjaga kesehatan mental? Mari kita berjanji pada diri sendiri bahwa kita tidak akan pernah menganggap enteng kesehatan mental.
Kerap Menyakiti Diri Sendiri, Ketahui Apa Itu Perilaku Self-Harm serta Penyebabnya
Menyakiti diri sendiri atau self harm ini bisa melibatkan berbagai perilaku yang berbeda. Ini dapat melibatkan berbagai perilaku seperti memotong, membakar, atau bahkan mematahkan tulang. Dilansir dari Web MD, kebanyakan individu yang melakukan self-injury cenderung melakukannya secara sendirian dan berusaha menyembunyikan perilaku mereka.
Perilaku self-injury dapat terjadi pada siapa pun, tanpa memandang pendidikan, usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosioekonomi. Namun, lebih sering terjadi pada remaja perempuan, orang yang pernah mengalami pelecehan fisik, emosional, atau seksual, serta individu dengan masalah kejiwaan atau riwayat keluarga yang tidak mendukung.
Apa yang Menyebabkan Self-Injury?
Self-injury sering kali terjadi saat seseorang menghadapi perasaan yang sangat kuat atau situasi yang mengganggu. Ini bisa menjadi cara untuk meredakan tekanan, mengatasi rasa sakit emosional, atau bahkan meminta bantuan secara tidak langsung.
Beberapa orang juga melakukan self-injury sebagai bentuk hukuman terhadap diri sendiri atau sebagai cara untuk mengungkapkan perasaan yang tidak diizinkan saat masih kecil. Hal ini bisa muncul karena kesulitan yang mereka alami sedari dulu dalam mengungkapkan perasaan yang dialaminya.
Apa Gejala Self-Injury?
Gejala self-injury dapat bervariasi, tetapi sering meliputi luka-luka seperti potongan atau luka bakar yang tidak dapat dijelaskan secara logis. Selain itu, tanda-tanda lain meliputi rendahnya harga diri, kesulitan dalam mengelola emosi, dan masalah dalam hubungan interpersonal.
Beberapa tanda peringatan bahwa seseorang mungkin melakukan self-injury termasuk mengenakan pakaian yang panjang meskipun cuaca hangat, atau memiliki benda tajam seperti pisau atau korek api tanpa alasan yang jelas.
Bagaimana Self-Injury Didiagnosa?
Jika seseorang menunjukkan tanda-tanda self-injury, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental yang dapat melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi perawatan yang sesuai. Self-injury sering kali merupakan gejala dari gangguan kejiwaan seperti gangguan kepribadian, depresi, atau kecemasan.
Pengobatan untuk self-injury dapat meliputi berbagai pendekatan seperti psikoterapi, terapi perilaku, terapi kelompok, atau terapi keluarga. Tujuan utamanya adalah untuk membantu individu mengidentifikasi dan mengatasi penyebab dari perilaku self-injury serta mengembangkan strategi yang lebih sehat untuk mengatasi masalah.
Bagaimana Prognosis bagi Orang yang Melakukan Self-Injury?
Prognosis untuk individu yang melakukan self-injury bervariasi tergantung pada berbagai faktor termasuk kondisi psikologis yang mendasarinya serta dukungan sosial yang tersedia. Namun, dengan intervensi yang tepat dan dukungan yang memadai, banyak individu dapat belajar untuk mengelola emosi mereka dengan lebih efektif dan mengurangi frekuensi perilaku self-injury.
Perilaku menyakiti diri sendiri dalam taraf apa pun bukanlah hal yang normal dilakukan. Segera lakukan konseling ketika Anda atau orang di sekitar menunjukkan tanda-tanda menyakiti diri sendiri ini.