Kesamaan Antara Legenda Vampir dan Penyakit Rabies yang Tak Sekadar Kebetulan
Terdapat kesamaan sifat dan gejala antara rabies dengan vampirisme.
Kesamaan Antara Legenda Vampir dan Penyakit Rabies yang Tak Sekadar Kebetulan
Rabies adalah penyakit yang sangat mematikan jika tertular ke manusia manusia. Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan, salah satunya melalui gigitan hewan.
Menariknya, cerita penularan rabies memiliki banyak kesamaan dengan munculnya legenda vampir pada abad ke-18. Hal ini terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul "Rabies: A Possible Explanation for The Vampire Legend" yang ditulis oleh Juan Gomez-Alonso, MD pada tahun 1998.
-
Apa yang ditemukan di mulut 'vampir' tersebut? Seorang 'vampir' dari abad ke-16 yang dikubur dengan batu bata yang disumpal di mulutnya karena dikhawatirkan akan memakan mayat-mayat di bawah tanah, telah direkonstruksi bentuk wajahnya oleh para ilmuwan.
-
Hewan apa saja yang sering disebut sebagai vampir? Flora dan fauna menghadirkan keberagaman hematofagi, dari serangga hingga mamalia. Berikut hewan-hewan yang dijuluki vampir.
-
Di mana kelelawar vampir biasanya ditemukan? Kelelawar ini tidak menyerang manusia, melainkan hewan ternak. Paling umum terdapat di Amerika Selatan dan Tengah.
-
Kenapa beberapa hewan disebut sebagai vampir? Beberapa organisme memakan darah sebagai cara bertahan hidup.
-
Mengapa bakteri-bakteri yang mirip vampir ini tertarik dengan darah manusia? Hingga kini, para ahli belum sepenuhnya memahami alasan mengapa bakteri ini tertarik pada darah manusia. Oleh karena itu, mengungkap motif mereka yang menyerupai Drakula bisa membuka jalan menuju terapi baru untuk infeksi aliran darah yang mematikan, ungkap peneliti dalam jurnal eLife.
-
Siapa yang menemukan makam vampir itu? Para pekerja yang sedang membangun jalan di Luzino, Polandia, menemukan kuburan menyeramkan berisi banyak kerangka manusia dengan kepala terputus dan disusun dalam posisi yang aneh.
Dalam cerita rakyat, vampir sering kali dikaitkan dengan anjing, kucing, kelelawar, dan serigala.
Keterkaitan ini dapat berupa vampir yang berubah menjadi anjing atau vampir yang menyebabkan populasi anjing di sebuah desa musnah.
Terdapat kesamaan antara rabies dan vampirisme. Pada tahun 1733, seorang dokter anonim berpendapat bahwa vampirisme adalah penyakit menular yang memiliki karakteristik yang mirip dengan penyakit yang ditularkan melalui gigitan anjing, yaitu rabies.
Vampir dan rabies juga memiliki sejumlah kesamaan, antara lain:
Sama-sama Menggigit
Vampir menggigit untuk mengisap darah korbannya, sementara itu penderita rabies juga memiliki tendensi untuk menggigit hal lain di sekitarnya. Dampak gigitan dari vempir dan penderita rabies ini sama, yaitu...
Vampir dan Rabies Sama-sama Menular
Gigitan dari vampir dan penderita rabies sama-sama menjadi penyebab penularan kondisi yang mereka alami. Ketika seseorang digigit vampir maka dia berubah menjadi vampir, sementara itu gigitan dari penderita rabies juga bisa menularkan kondisinya
Salah satu kondisi yang tampak pada penderita rabies terutama pada anjing adalah air liur serta busa yang muncul pada mulut. Sementara itu, pada vampir, simbahan darah di mulut juga merupakan hal yang identik.
Mulut yang Bersimbah Darah atau Liur
Sama-sama Takut Air
Dalam legenda, vampir dikatakan takut dengan air suci, sementara itu penderita rabies sering mengalami hidrofobia, yaitu ketakutan berlebihan terhadap air.
Gangguan Sistem Limbik
Gangguan sistem limbik pada otak menyebbabkan vampir dan penderita rabies sama-sama memiliki perilaku agresif yang janggal dan menyerang orang lain.
Vampir bisa berubah menjadi anjing atau bahkan menyerang anjing lain. Hal ini sama dengan rabies yang kerap dikaitkan dengan anjing dan memunculkan perilaku tersebut.
Anjing pada Vampir dan Rabies
Dialami oleh Pria
Vampir hampir selalu digambarkan sebagai sosok pria, sementara itu, rabies bisa mempengaruhi pria tujuh kali lipat dibanding wanita.
Perubahan Perilaku
Vampir dan penderita rabies mengalami perubahan perilaku yang mencolok pada individu yang terinfeksi. Mereka dapat mengalami reaksi negatif terhadap rangsangan tertentu seperti bau dan cahaya.
Rabies kadang-kadang membuat sulit bagi penderita untuk tidur dan mereka menjadi rentan terhadap kebiasaan berkeliaran di malam hari. Sementara itu, vampir juga kerap berkeliaran di malam hari karena tidak kuat dengan terpaan cahaya.