Ketahui 3 Cara Cegah Batuk Pilek pada Anak Akibat Polusi Udara
Dokter spesialis anak di RS Pondok Indah Jakarta, Cynthia Rindang Kusumaningtyas, mengungkap cara pencegahan batuk pilek anak yang bisa dilakukan oleh orangtua dengan mudah.
Permasalahan batuk pilek merupakan hal yang kerap dialami oleh anak-anak. Tingginya polusi udara di lingkungan sekitar ternyata juga bisa memicu munculnya masalah ini pada anak.
Seperti diketahui, baru-baru ini polusi udara di beberapa daerah memburuk, terutama di ibukota Jakarta dan sekitarnya. Oleh sebab itu, tentunya penting untuk mencegah batuk pilek anak, meski di tengah kualitas udara yang bisa bahaya untuk kesehatan.
-
Mengapa menjaga kesehatan rambut penting untuk anak? Bagi anak-anak, rambut yang sehat sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kenyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.
-
Apa manfaat pelukan bagi kesehatan fisik anak? Dalam konteks ini, Dr. Bruce D. Perry, seorang ahli neurosains anak, mengungkapkan, "Ketika anak merasa nyaman dan aman melalui kontak fisik seperti pelukan, produksi kortisol dalam tubuhnya akan berkurang, sehingga ia lebih mampu mengatasi stres dan mengembangkan kepercayaan diri yang kuat."
-
Kenapa belajar dari kesalahan penting untuk anak muda? Belajar dari kesalahan termasuk proses pendewasaan yang perlu dilakukan setiap orang. Bukan tanpa alasan, belajar dari kesalahan dapat memberikan berbagai manfaat bagi perkembangan diri, yaitu sebagai berikut:• Pengembangan Kemampuan Problem Solving: Kesalahan memberikan peluang untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi. Melalui pengalaman, kita belajar untuk mengatasi kesalahan dan menemukan cara yang lebih baik untuk menangani situasi serupa di masa depan.
-
Bagaimana cara agar mata anak tetap sehat? Paparan sinar matahari, terutama cahaya alami, diyakini dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko masalah penglihatan.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan rambut anak selain dengan makanan? Kebiasaan ini mungkin terbilang sederhana namun dapat merusak rambut anak. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang perlu dihindari: 1. Sering KeramasKeramas memang penting untuk menjaga kebersihan rambut, namun jika terlalu sering, kebiasaan ini justru bisa merusak rambut serta menyebabkan kulit kepala gatal dan kering. Terlalu sering keramas juga bisa menghilangkan pelembap alami rambut. 2. Jarang KeramasSebaliknya, jarang keramas juga dapat merusak rambut. Jika tidak keramas secara teratur, kulit kepala dapat menjadi berminyak, yang dapat menyebabkan ketombe dan membuat rambut lebih lengket. 3. Mengeringkan Rambut dengan Pengering RambutMengeringkan rambut dengan pengering rambut atau mencatok rambut bisa memicu kebotakan dini. Penggunaan alat-alat ini dapat membuat rambut semakin rontok dan rapuh. Sebaiknya, keringkan rambut dengan bantuan kipas atau angin alami. 4. Menyisir Rambut Saat BasahMenyisir atau menata rambut saat basah bisa merusak rambut. Pada saat basah, rambut cenderung meregang, dan jika disisir, kutikula rambut dapat rusak. Oleh karena itu, sebaiknya sisir rambut setelah rambut kering. 5. Tidur dengan Rambut BasahTidur dengan rambut yang masih basah dapat menyebabkan rambut rapuh dan mudah kering. Rambut basah terlalu lama dapat menyebabkan hygral fatigue, yaitu rambut kehilangan lapisan terluar akibat batang rambut terlalu lembap. Efeknya, rambut pun rapuh dan mudah kering. 6. Tidur dengan HairsprayMembiarkan hairspray semalaman juga merusak rambut. Hairspray dapat mengeringkan batang rambut dan menggumpal di kulit kepala, menyebabkan gatal, ketombe, hingga rambut rontok. Sebaiknya, membersihkan hairspray segera setelah penataan rambut. 7. Mengikat Rambut Saat TidurMengikat rambut saat tidur juga dapat merusak rambut. Mengikat rambut terlalu ketat dapat menyebabkan rambut patah atau rontok, serta membuat kulit kepala gatal.
-
Apa saja penyebab batuk pada anak? Batuk pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang bersifat ringan hingga yang lebih serius. Berikut beberapa faktor penyebab batuk pada anak:• Infeksi Virus: Salah satu penyebab paling umum batuk pada anak adalah infeksi virus seperti flu, pilek, bronkitis, atau radang tenggorokan. Virus ini dapat mengiritasi saluran pernapasan dan menyebabkan batuk.• Infeksi Bakteri: Beberapa infeksi bakteri seperti pneumonia atau bronkitis bakteri juga dapat menyebabkan batuk pada anak.• Alergi: Alergi terhadap serbuk sari, debu, bulu hewan peliharaan, atau alergen lainnya dapat mengiritasi saluran pernapasan dan menyebabkan batuk alergi.• Asma: Asma adalah kondisi kronis yang dapat menyebabkan batuk parah, sesak napas, dan peradangan pada saluran pernapasan. • Iritasi Lingkungan: Paparan asap rokok, polusi udara, atau bahan kimia dapat mengiritasi saluran pernapasan anak dan menyebabkan batuk.• Sinusitis: Infeksi sinus dapat mengalir ke tenggorokan dan menyebabkan batuk, terutama pada anak yang cenderung mengalami sinusitis.• Refluks Asam Lambung: Refluks asam lambung dapat menyebabkan cairan lambung naik ke kerongkongan dan tenggorokan, menyebabkan iritasi dan batuk.• Obstruksi Fisik: Benda asing yang tertelan atau terhirup oleh anak, seperti mainan kecil atau makanan, dapat menyebabkan batuk jika benda tersebut terjebak di saluran pernapasan. • Kondisi Medis Kronis: Beberapa kondisi medis kronis seperti fibrosis kistik atau gangguan pernapasan lainnya dapat menyebabkan batuk berulang pada anak.• Perubahan Cuaca: Cuaca dingin atau perubahan cuaca drastis juga dapat memicu batuk pada anak-anak yang rentan.• Stres atau Kecemasan: Stres atau kecemasan dapat menyebabkan batuk psikogenik pada anak, di mana batuk muncul sebagai respons terhadap stres atau kecemasan.
Menyadari hal ini, dokter spesialis anak di RS Pondok Indah Jakarta, Cynthia Rindang Kusumaningtyas, mengungkap cara pencegahan batuk pilek anak yang bisa dilakukan oleh orangtua dengan mudah. Apa saja?
1. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak
Cynthia mengungkap, mencegah batuk dan pilek sama juga dengan mencegah penularan infeksi saluran napas. Secara umum, batuk pilek dapat dicegah dengan meningkatkan daya tahan tubuh anak.
“Hal ini dapat dicapai dengan pola makan yang optimal dan bergizi, istirahat yang cukup, serta berolahraga rutin,” terangnya beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Cynthia juga menyarankan untuk anak di bawah usia 5 tahun dapat menghindari kontak dengan orang sakit.
“Anak berusia di bawah 5 tahun imunitas tubuhnya belum berkembang secara optimal. Sebaiknya, menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit,” tuturnya.
Tak hanya itu, menurut Cynthia, mengajarkan anak pentingnya kebersihan sejak dini juga menjadi langkah pencegahan paling mudah.
“Ajari dan biasakan anak juga untuk rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir demi menjaga higienitas diri,” lanjutnya.
2. Vaksinasi Influenza Setiap Tahun
Vaksin influenza bisa didapatkan oleh anak sebanyak satu kali dalam setahun. Oleh karena itu, Cynthia mengungkap, vaksinasi influenza tak boleh terlewatkan.
“Vaksinasi merupakan salah satu cara terbaik untuk mencegah dan mengurangi risiko sering tertular penyakit influenza,” tuturnya.
Selain itu, Cynthia juga menerangkan berbagai manfaat vaksinasi influenza untuk anak.
“Vaksinasi juga telah terbukti menurunkan angka kesakitan, meringankan gejala, serta risiko terjadinya komplikasi serius akibat flu,” ungkap wanita lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut.
Apalagi, tidak dibutuhkan waktu lama untuk kekebalan tubuh bisa terbentuk pada anak setelah vaksinasi.
“Sekitar 2 sampai 4 minggu setelah imunisasi, biasanya kekebalan tubuh sudah terbentuk,” lanjut Cynthia.
3. Hindari Asap Rokok dan Minimalkan Paparan Polusi Udara
Menghindari atau meminimalkan paparan asap rokok dan polusi udara juga penting untuk dilakukan.
“Paparan asap rokok dapat mengganggu fungsi pembersihan lendir dari saluran pernapasan,” kata Cynthia.
Lebih lanjut, Cynthia juga menyarankan untuk memakaikan masker kepada anak meskipun pandemi sudah mereda. Tujuannya, agar anak tidak secara langsung menghirup polusi.
“Atur waktu dan tempat bermain anak agar tidak secara langsung menghirup polusi. Jika memang harus bepergian ke luar rumah, gunakanlah masker anak dengan benar,” katanya.
Cynthia juga menyarankan orangtua untuk menjaga kebersihan rumah.
“Orangtua juga sebaiknya rutin membersihkan lingkungan rumah agar tidak ada debu, tungau, bulu hewan peliharaan, dan lainnya yang dapat mengganggu pernapasan anak,” terangnya.
Reporter: Chelsea Anastasia
Sumber: Liputan6.com