Kondisi Saraf Langka Ini Bisa Buat Seseorang Jadi Kecanduan Melawak
Kebiasaan melawak pada seseorang bisa terjadi akibat masalah kesehatan yang dialaminya.
Melawak sering dianggap sebagai cara untuk mencairkan suasana atau menciptakan tawa di tengah keramaian. Namun, bagaimana jika seseorang tidak bisa berhenti melawak, bahkan hingga pada titik yang mengganggu? Dalam dunia medis, ada kondisi neurologis langka yang membuat seseorang mengalami kecanduan humor, sering kali pada waktu yang tidak tepat. Kondisi ini dikenal dengan istilah Witzelsucht, atau dalam bahasa Jerman berarti "kecanduan lelucon."
Dilansir dari Science Alert, kasus yang mencuri perhatian terjadi pada seorang pria berusia 69 tahun yang mengalami stroke dan tiba-tiba mengembangkan kebutuhan obsesif untuk melucu. Obsesi ini begitu mendalam sehingga ia sering membangunkan istrinya di tengah malam hanya untuk menceritakan lelucon. Akhirnya, sang istri memintanya untuk menulis lelucon-lelucon itu daripada terus mengganggu waktu tidurnya.
-
Bagaimana caranya untuk menjaga kesehatan mental? Mari kita berjanji pada diri sendiri bahwa kita tidak akan pernah menganggap enteng kesehatan mental.
-
Gimana cara menjaga kesehatan mental? Untuk menjaga kesehatan mental sehari-hari, dibutuhkan komitmen untuk menerapkan kebiasaan baik dalam hidup. Mulai dari olahraga, konsumsi makanan sehat, kelola kebutuhan tidur, hingga praktikkan rasa syukur.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan mental? Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga mental health adalah sebagai berikut. Pertama, olahraga secara teratur dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan mood. Selain itu, konsumsi makanan sehat juga sangat penting untuk kesehatan mental. Mengonsumsi makanan bergizi dapat mendukung kesehatan otak dan mood yang stabil. Manajemen tidur juga perlu diperhatikan, dengan mencoba untuk tidur yang cukup setiap malam. Praktik syukur juga dapat membantu menjaga kesehatan mental, dengan menghargai hal-hal positif dalam hidup. Aktivitas santai seperti meditasi atau yoga juga sangat berguna, karena dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan ketenangan batin. Terakhir, tetap terhubung dengan teman atau keluarga juga sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Interaksi sosial dapat memberikan dukungan emosional dan mengurangi rasa kesepian.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan mental agar tetap baik? Menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya.Berpikir positif dan optimis tentang masa depan.Mencari dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas yang peduli.Melakukan aktivitas fisik secara rutin untuk meningkatkan mood dan kesehatan tubuh.Melakukan hobi atau kesenangan yang dapat menyalurkan ekspresi diri dan mengurangi stres.Meditasi atau teknik relaksasi lainnya untuk menenangkan pikiran dan emosi.Menghindari zat-zat yang dapat merusak otak dan memperburuk kondisi kesehatan mental.Membuat tujuan hidup yang realistis dan dapat dicapai.Mencari informasi seputar kesehatan mental dari sumber-sumber terpercaya.
-
Mengapa kesehatan mental sangat penting? Sebab, kesehatan mental merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan pada setiap manusia. Sejatinya, kesehatan mental sama pentingnya dengan kondisi jasmani seseorang.
-
Apa saja manfaat memaafkan bagi kesehatan mental? Memaafkan dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan mental seseorang, yaitu sebagai berikut:1. Mengurangi Stres: Memaafkan dapat membantu mengurangi tingkat stres yang dialami seseorang. Ketika seseorang memendam dendam atau marah terhadap orang lain, hal itu dapat menyebabkan stres kronis yang merugikan kesehatan mental.2. Meningkatkan Kesejahteraan Emosional: Memaafkan dapat membantu seseorang merasa lebih damai dan tenteram dalam dirinya sendiri. Ini membantu meningkatkan kesejahteraan emosional secara keseluruhan. 3. Meningkatkan Kualitas Hubungan: Memaafkan juga dapat membantu memperbaiki hubungan dengan orang lain. Dengan memaafkan, seseorang dapat memulihkan atau memperkuat hubungan yang mungkin rusak karena konflik atau kesalahan.4. Mengurangi Kemarahan dan Kebencian: Memaafkan membantu seseorang untuk melepaskan kemarahan dan kebencian yang mereka rasakan terhadap orang lain. Ini dapat mencegah akumulasi emosi negatif yang merugikan kesehatan mental. 5. Memperbaiki Kualitas Tidur: Memaafkan dapat membantu meningkatkan kualitas tidur seseorang. Ketika seseorang memaafkan dan melepaskan beban emosional, mereka cenderung memiliki tidur yang lebih nyenyak dan pulih.6. Meningkatkan Ketahanan Mental: Memaafkan merupakan tanda dari ketahanan mental yang kuat. Seseorang yang mampu memaafkan lebih mungkin untuk mengatasi tantangan dan kesulitan dengan lebih baik. 7. Mengurangi Gejala Depresi dan Kecemasan: Memaafkan juga terkait dengan penurunan gejala depresi dan kecemasan. Ketika seseorang dapat memaafkan dan melepaskan rasa sakit atau kekecewaan, mereka cenderung merasa lebih baik secara emosional.8. Mendorong Pertumbuhan Pribadi: Proses memaafkan dapat membantu seseorang tumbuh secara pribadi. Ini melibatkan pengembangan kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi, serta meningkatkan kedewasaan emosional.
Ketika bertemu tim neurologis, pria tersebut membawa sekitar 50 halaman berisi lelucon, kebanyakan berupa permainan kata atau humor dengan isi seksual dan skatologis. Meski sering kali leluconnya dianggap tidak pantas, pria tersebut tetap merasa sangat terhibur dengan kecerdasannya sendiri, meski reaksi orang-orang di sekitarnya justru beragam.
Mengenal Witzelsucht
Istilah Witzelsucht pertama kali diperkenalkan pada tahun 1890 oleh seorang neurolog Jerman bernama Hermann Oppenheim. Ia menemukan bahwa kerusakan pada lobus frontal kanan otak, baik akibat cedera maupun penyakit, dapat memicu perilaku humor yang berlebihan pada pasiennya.
Sebuah kejadian mencengangkan juga tercatat pada tahun 1929, ketika ahli bedah saraf Jerman, Otfrid Foerster, melakukan operasi otak pada pasien yang masih sadar. Ketika bagian tertentu dari otak pasien disentuh, pasien itu tiba-tiba mulai melontarkan permainan kata dalam bahasa Latin, Yunani, Ibrani, dan Jerman.
Temuan-temuan ini membantu para ilmuwan memetakan area otak yang terlibat dalam humor. Meski demikian, hingga kini Witzelsucht masih tergolong kondisi yang jarang dipahami sepenuhnya, dengan kasus-kasus yang dilaporkan sangat terbatas.
Kasus yang Mengungkap Rahasia Otak
Neurolog Mario Mendez dari UCLA telah mendalami sejumlah kasus Witzelsucht sejak tahun 2005. Salah satunya melibatkan pria berusia 63 tahun yang pernah tertembak di kepala, kehilangan sebagian besar lobus frontal kanannya dan sebagian kecil lobus orbitofrontal kiri.
Sebelum insiden tersebut, pria ini sering mengalami depresi berat dan bahkan keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Namun, setelah pulih dari luka, ia justru menunjukkan perilaku penuh canda dan kebahagiaan.
Dokternya melaporkan, "Ia terlihat tidak peduli, sering bercanda, bermain kata-kata, atau mengolok-olok orang lain secara ringan, bahkan tidak pernah benar-benar menganggap serius situasinya." Salah satu hal yang kerap ia lakukan adalah mengembuskan napas ke mulut yang tertutup untuk menggembungkan cacat pada tengkoraknya, lalu menggunakan hal itu untuk mengejutkan dan menghibur orang di sekitarnya.
Hubungan Witzelsucht dengan Moria
Kondisi Witzelsucht sering kali beriringan dengan moria, yaitu perubahan perilaku patologis yang ditandai dengan kegembiraan berlebihan. Kedua kondisi ini berhubungan dengan kerusakan pada sirkuit orbitofrontal di otak, area yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan pengendalian diri. Jika area ini terganggu, pasien dapat kehilangan kepekaan terhadap konteks sosial dan menjadi tidak taktis.
Sebuah pemindaian MRI yang menunjukkan kerusakan pada lobus orbitofrontal memberikan petunjuk mengapa perilaku seperti ini muncul. Namun, para ilmuwan masih berupaya memahami lebih jauh frekuensi kejadian dan metode pengobatan yang efektif untuk kondisi ini.
Dapatkah Kondisi Ini Diobati?
Hingga saat ini, belum ada pengobatan standar untuk Witzelsucht maupun moria. Beberapa dokter mencoba menggunakan serotonin reuptake inhibitors (SSRI), meskipun efektivitasnya terbatas. Jika obat ini tidak berhasil, opsi lain seperti obat anti-kejang atau antipsikotik atipikal kadang-kadang digunakan.
Namun, meski pengobatan tertentu dapat meredakan tawa berlebihan pada pasien, menghilangkan dorongan untuk terus bercanda jauh lebih sulit. Sebuah makalah pada tahun 2019 mencatat bahwa penelitian tentang Witzelsucht dan moria telah membantu para ilmuwan memahami aspek-aspek kompleks dari humor, kreativitas, dan kebahagiaan dalam kehidupan manusia.
Meskipun kondisi ini terdengar menghibur, pasien Witzelsucht sering kali menghadapi kesulitan dalam kehidupan sosial dan profesional. Mereka mungkin tidak menyadari dampak negatif dari lelucon yang mereka buat, yang sering kali dianggap tidak sopan atau tidak pantas.
Namun, kondisi ini juga menggarisbawahi betapa rumit dan menakjubkannya otak manusia. Dari sudut pandang ilmiah, Witzelsucht menunjukkan bagaimana humor, sebagai salah satu fenomena mental positif yang paling kompleks, terkait erat dengan fungsi neurologis tertentu.
Dalam dunia medis, kasus ini tidak hanya menjadi studi menarik, tetapi juga membantu membuka wawasan tentang cara otak kita memproses kebahagiaan, kreativitas, dan kegembiraan. Pada akhirnya, kondisi ini mengingatkan kita bahwa meski tawa itu menular dan baik untuk jiwa, segala sesuatu yang berlebihan bisa menjadi masalah.