Kondisi yang Tanpa Disangka Bisa Menjadi Tanda Seseorang Berpikir untuk Bunuh Diri
Munculnya pikiran bunuh diri pada seseorang kadang bisa muncul tanpa disadari karena tertutup dengan perasaan bahagia.
Ketika memikirkan seseorang yang mengalami pikiran untuk bunuh diri, gambaran yang muncul di benak biasanya adalah seseorang yang tampak murung, mengasingkan diri, atau berlarut dalam kesedihan. Suicidal ideation atau pikiran untuk bunuh diri sering kali memang berkaitan erat dengan depresi yang mendalam. Akan tetapi, ada satu tanda yang sering kali tak disadari dan cukup mengejutkan: seseorang dengan kondisi kesehatan mental yang bermasalah mendadak tampak bahagia atau tanpa beban. Meski tampak sebagai perubahan positif, perilaku ini justru bisa menjadi peringatan serius bahwa orang tersebut tengah merencanakan tindakan bunuh diri.
Mengapa Terlihat Bahagia dan Tanpa Beban Bisa Menjadi Tanda Peringatan?
Jika seseorang yang biasanya berjuang dengan kondisi mental tiba-tiba terlihat riang dan tenang, ini mungkin karena mereka telah mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya. Dilansir dari Huffington Post, menurut Doreen Marshall, Wakil Presiden Bidang Keterlibatan Misi di American Foundation for Suicide Prevention, ada dua alasan utama yang membuat mereka tampak lebih bahagia: "Gagasan bahwa mereka tidak akan merasakan sakit lebih lama lagi, dan fakta bahwa mereka bisa berhenti mempertimbangkan keputusan tersebut." Pada tahap ini, bagi mereka, kematian tampaknya menjadi satu-satunya jalan keluar dari rasa sakit yang mereka alami.
-
Bagaimana mengatasi depresi terselubung? Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda depresi terselubung, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Depresi terselubung bisa diobati dengan terapi, obat-obatan, atau perubahan gaya hidup. Dengan bantuan yang tepat, Anda atau orang yang Anda kenal bisa pulih dan menikmati hidup yang lebih bahagia.
-
Bagaimana depresi situasional terjadi? Depresi situasional adalah contoh depresi yang tidak menentu. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya gejala murung, perubahan pola tidur dan makan, ketika ada kejadian yang memberi tekanan mental yang cukup tinggi. Gejala depresi situasional muncul akibat respons otak terhadap stres.
-
Apa saja tanda dari depresi terselubung? Berikut sejumlah tanda depresi terselubung yang penting untuk segera dikenali: Perubahan Kepribadian Orang dengan depresi terselubung mungkin menjadi lebih pendiam, pasif, atau tidak peduli pada hal-hal yang penting bagi mereka. Mereka juga bisa menjadi lebih mudah tersinggung atau marah. Perubahan Pola Makan dan Tidur Depresi terselubung bisa memengaruhi pola makan dan tidur seseorang. Mereka bisa kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan. Gangguan tidur seperti insomnia atau hipersomnia juga sering terjadi. Perubahan Interaksi Sosial dan Produktivitas Kehilangan Minat pada Hobi dan Kegiatan Orang dengan depresi terselubung sering kali kehilangan minat pada hobi atau kegiatan yang mereka nikmati. Mereka bisa berhenti melakukan aktivitas yang biasanya membuat mereka bahagia. Bercanda tentang Hal-hal Negatif Mereka mungkin sering bercanda tentang topik yang berkaitan dengan depresi, seperti kematian atau bunuh diri. Ini bisa menjadi cara mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka atau mencari perhatian.
-
Apa yang dimaksud dengan depresi klinis? Depresi klinis (gangguan depresi mayor) adalah jenis depresi yang menyebabkan kemurungan, rasa tertekan, dan hilangnya minat pada aktivitas yang biasa dinikmati.
-
Apa saja perubahan yang bisa terjadi pada aktivitas seseorang ketika mengalami depresi? Depresi seringkali menyebabkan kehilangan minat pada kegiatan yang sebelumnya dianggap menyenangkan atau penting. Jika kamu mendapati dirimu kehilangan minat pada hobi, pekerjaan, atau hubungan sosial, ini bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang nggak beres secara emosional.
-
Bagaimana cara mengatasi depresi terselubung? Jika Anda merasa mengalami gejala-gejala depresi terselubung, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Selain itu, Anda juga bisa melakukan beberapa hal untuk mengatasi depresi terselubung, seperti: • Berolahraga. Olahraga bisa membantu meningkatkan mood Anda dengan melepaskan hormon endorfin yang bisa membuat Anda merasa lebih bahagia. Olahraga juga bisa meningkatkan kesehatan fisik Anda dan membuat Anda lebih percaya diri. • Berpikir positif. Coba cegah setiap pikiran negatif yang datang dengan menggunakan logika. Jangan biarkan pikiran-pikiran seperti “saya tidak berharga”, “saya tidak berdaya”, “saya tidak berbakat”, atau “saya tidak dicintai” menguasai diri Anda. Gantilah pikiran-pikiran tersebut dengan pikiran-pikiran yang lebih realistis, optimis, dan konstruktif. • Mencari teman curhat. Berbagi perasaan Anda dengan orang-orang yang Anda percayai dan peduli bisa membantu Anda merasa lebih lega dan didukung. Teman curhat bisa menjadi keluarga, teman, komunitas, atau profesional yang bisa memberikan Anda saran, masukan, atau sekadar mendengarkan. • Perlahan menyelesaikan masalah. Jika ada masalah yang menjadi penyebab depresi Anda, jangan menghindarinya atau menundanya. Hadapi masalah tersebut dengan cara yang bijak dan bertanggung jawab. Tentukan prioritas masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu, kemudian cari solusi yang paling efektif dan efisien. • Atur asupan makan. Makanlah makanan yang sehat dan bergizi untuk menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran Anda. Hindari makanan yang mengandung gula, kafein, alkohol, atau zat aditif lainnya yang bisa memperburuk depresi Anda. • Membuat buku harian atau diary. Menulis perasaan Anda di buku harian atau diary bisa menjadi cara untuk mengekspresikan emosi Anda secara sehat. Anda juga bisa menulis hal-hal positif yang terjadi dalam hidup Anda sebagai pengingat bahwa hidup tidak selalu buruk. • Tidur cukup. Tidur cukup bisa membantu tubuh dan pikiran Anda untuk beristirahat dan meregenerasi diri. Tidur juga bisa mempengaruhi mood, konsentrasi, daya ingat, dan kesehatan secara keseluruhan. • Melakukan hal baru. Cobalah untuk melakukan hal-hal baru yang bisa memberikan Anda rasa puas dan percaya diri. Misalnya, belajar sesuatu yang baru, mengembangkan hobi atau minat Anda, melakukan perjalanan ke tempat baru, atau bergabung dengan organisasi atau komunitas yang positif.
Selain itu, banyak individu dengan pikiran bunuh diri yang tetap merasa ragu antara keinginan untuk hidup dan mati. “Pikiran untuk mengakhiri penderitaan mereka dapat disambut dengan perasaan lega, mirip dengan rasa lega yang kita rasakan saat rasa sakit fisik berkurang,” ujar Marshall.
Danielle Dellaquila, terapis dari Gateway to Solutions di New York, menambahkan bahwa ada orang-orang yang juga “berusaha menutupi perasaan mereka sebenarnya agar orang-orang terdekat maupun profesional kesehatan mental tidak mengetahui niat mereka untuk bunuh diri.” Hal inilah yang membuat sangat penting untuk tetap waspada meski terlihat ada perbaikan pada gejala-gejala kesehatan mental.
Perbedaan Antara Suicidality, Hari yang Lebih Baik, dan Mania
Namun, tak jarang orang mengalami hari-hari yang lebih baik, bahkan saat berjuang dengan kesehatan mental. Lalu, bagaimana membedakan perubahan positif yang murni ini dengan tanda-tanda bunuh diri? Atau mungkin, bagaimana membedakannya dari mania dalam gangguan bipolar?
Marshall menyarankan untuk memperhatikan konteksnya. “Jika perilaku bahagia atau bebas beban seseorang meningkat tanpa penjelasan yang jelas, itu adalah indikator untuk menanyakan lebih lanjut dan jangan takut untuk bertanya tentang perubahan tersebut, termasuk menanyakan langsung mengenai pikiran bunuh diri,” ujarnya.
Episode mania biasanya disertai dengan gejala lain yang berbeda dari orang dengan pikiran bunuh diri. "Episode mania meliputi gejala-gejala seperti rasa besar hati atau pentingnya diri sendiri," jelas Dellaquila. “Seseorang yang mengalami episode mania sering kali juga tampak terlalu gembira, sedangkan individu yang berniat bunuh diri lebih mungkin terlihat tenang dan bahagia, namun tidak sampai berlebihan.” Gejala mania lain yang perlu diperhatikan adalah kecepatan berbicara yang meningkat, berkurangnya kebutuhan untuk tidur, dan partisipasi dalam kegiatan yang terarah pada tujuan, kata Dr. Howard Weeks, Kepala Petugas Medis di Pathlight Mood & Anxiety Center.
Cara Mengenali dan Mendukung Orang yang Mengalami Pikiran Bunuh Diri
Jika Anda mencurigai bahwa seseorang tengah mengalami pikiran untuk bunuh diri, mengajukan pertanyaan secara langsung dapat membantu. Menanyakan apakah mereka memiliki rencana untuk bunuh diri memang bisa terasa menakutkan, namun langkah ini sangat penting. Kekhawatiran bahwa pertanyaan ini dapat "memberi mereka ide" tidaklah benar; justru sebaliknya. Dalam sebuah studi yang diterbitkan di Psychological Medicine, diketahui bahwa menanyakan hal ini tidak mendorong orang untuk bunuh diri, melainkan memberikan mereka kesempatan untuk merasa didengar.
“Sering kali, mereka merasa lega karena ada yang peduli untuk mendengarkan pengalaman mereka terkait pikiran bunuh diri,” kata Marshall. Dukungan ini sangat berharga meski mereka mungkin tidak selalu mengakui bahwa mereka berniat untuk menyakiti diri sendiri.
Menurut Weeks, bahkan jika orang tersebut menyatakan tidak berencana untuk bunuh diri, Anda tetap bisa mendukung mereka untuk menghubungi tim perawatan mereka sendiri, seperti terapis, psikiater, atau dokter umum, atau bisa juga mendorong mereka untuk menghubungi nomor bantuan krisis 988. "Anda bukan pakar kesehatan mental mereka, tetapi Anda dapat membantu mereka untuk mengakses perawatan," tambahnya.
Langkah-Langkah Praktis untuk Mendukung
Di luar bertanya secara langsung, Marshall merekomendasikan beberapa cara untuk memberikan dukungan lebih lanjut:
- Tetap tenang dan percayai naluri Anda.
- Sampaikan bahwa Anda peduli pada mereka dan bahwa Anda mendengarkan tanpa menghakimi atau meremehkan perasaan mereka.
- Ingatkan mereka bahwa mereka tidak sendirian dalam perasaan ini.
- Bantu mereka menghubungkan diri dengan sumber daya yang sesuai, seperti tenaga kesehatan mental.
“Luangkan waktu untuk mendengarkan mereka dengan tenang dan ajukan beberapa pertanyaan lanjutan, seperti seberapa sering mereka memiliki pikiran bunuh diri atau apa yang mereka butuhkan agar merasa aman,” tambah Marshall. Dia juga menekankan pentingnya memastikan bahwa mereka tahu bantuan itu tersedia, dan bahwa perasaan ini adalah sinyal untuk berbicara dengan profesional kesehatan mental.
Jika situasinya kritis, Anda bisa membawa mereka ke ruang gawat darurat dan tetap bersama mereka sampai mereka berada di bawah pengawasan yang aman.
Peran Anda sebagai teman, anggota keluarga, atau orang terdekat sangat penting dalam situasi seperti ini. Meski Anda bukan ahli kesehatan mental mereka, kepedulian dan kehadiran Anda dapat memberikan dampak besar dan mendorong mereka untuk mencari bantuan profesional yang dibutuhkan.