Konsumsi obat antibiotik ini bisa bikin keguguran di awal kehamilan
5 jenis antibiotik seperti makrooksida, kuinolon, tetrasiklin, sulfonamida dan metronidazol akan menimbulkan risiko keguguran di awal kehamilan.
Ketika kehamilan datang, wanita pun begitu berhati-hati dalam menjaganya. Wanita pasti akan memperhatikan makanan, minuman, dan obat-obatan yang mereka konsumsi. Begitu pula jika suatu saat serangan bakteri berupa penyakit ISK atau infeksi saluran kemih datang.
Untuk mengobati ISK, umumnya wanita memilih untuk mengonsumsi obat antibiotik.
"Dalam mengonsumsi obat antibiotik, wanita hamil haruslah berhati-hati. Karena menurut penelitian yang dilakukan di University of Montreal, Quebec menemukan bahwa da beberapa obat antibiotik yang bisa meningkatkan risiko keguguran pada awal kehamilan," ungkap penelitian yang dilansir dari medicaldaily.com.
Penelitian yang dipublikasikan di Canadian Medical Association Journal menemukan 5 jenis antibiotik seperti makrooksida, kuinolon, tetrasiklin, sulfonamida dan metronidazol akan menimbulkan risiko keguguran di awal kehamilan, terutama usia kehamilan di bawah 14 minggu.
"Selain dikaitkan dengan risiko kelahiran prematur atau berat lahir rendah, penelitian kami juga menunjukkan bahwa konsumsi obat antibiotik bisa meningkatkan risiko keguguran hingga 60%," ujar Anick Berard, penulis penelitian ini.
"Meski begitu, tak semua obat antibiotik membahayakan. Sebagai contoh, penisilin termasuk ampisilin, amoksisilin, dan Augmentin cukup aman dikonsumsi sebagai obat ISK bagi wanita hamil," lanjutnya.
"Penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan obat-obatan yang mereka konsumsi. Termasuk dengan antibiotik. Oleh karena itu berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu sebelum meminum obat apapun, terutama jika kamu sedang hamil."
Baca juga:
8 Hal sederhana yang bisa menghambat terjadinya kehamilan, apa saja?
Ladies, ini usia paling ideal untuk hamil
6 Jenis olahraga ini aman untuk dilakukan para ibu hamil
Keren, kini jenis kelamin bayi bisa dideteksi dengan tekanan darah!
-
Siapa yang menemukan antibiotik? Antibiotik pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928 yang membawa perubahan besar pada dunia kesehatan saat itu.
-
Bagaimana antibiotik bekerja untuk mengobati infeksi? Saat sistem imun tidak dapat menangkal bakteri yang masuk dan berkembang biak di dalam tubuh, inilah waktu yang tepat untuk minum antibiotik. Obat tersebut akan bekerja untuk menghancurkan bakteri.
-
Mengapa Nurul Hikmah memilih topik penelitian tentang Cost Effectiveness Analysis Antibiotik Empiris Levofloksasin? Untuk penelitian sendiri, Nurul melakukan riset tentang Cost Effectiveness Analysis Antibiotik Empiris Levofloksasin dibanding Kombinasi Seftriakson/Azitromisin pada Pasien Community Acquired Pneumonia Rawat Inap di RSA UGM. Riset ini berangkat dari latar belakang tingginya tingkat kematian pada penderita pneumonia. “Sebagaimana diketahui, pneumonia bahkan menjadi penyebab kematian terbesar pada anak di bawah lima tahun,” terangnya.
-
Mengapa antioksidan penting bagi kesehatan tubuh? Antioksidan adalah senyawa yang dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif dan dapat menyebabkan penuaan dini, peradangan, dan berbagai penyakit kronis, termasuk kanker.
-
Kenapa antibiotik harus dihabiskan? Bakteri penyebab penyakit tersebut belum tentu hilang sepenuhnya meskipun saat gejala sudah menghilang. Minum antibiotik sampai habis juga bisa mencegah resistensi bakteri atau bakteri yang jadi kebal terhadap obat-obatan tersebut. Jadi, penyakit bisa benar-benar sembuh dan infeksi pun tidak datang kembali.
-
Bagaimana cara mencegah resistensi antimikroba? Gunakan antibiotik hanya ketika diresepkan oleh dokter dan ikuti petunjuk penggunaan dengan benar terkait dosis serta durasi pengobatan. Jangan menggunakan antibiotik yang dibeli tanpa resep atau sisa obat dari perawatan sebelumnya.