Kurang olahraga tingkatkan risiko kanker usus
Berat badan yang berlebihan serta malas berolahraga menyebabkan seseorang berisiko tinggi terkena kanker usus besar.
Berat badan yang berlebihan ditambah kurang olahraga membuat seseorang lebih berisiko terkena kanker usus, ungkap sebuah penelitian. Semakin berat, dan semakin jarang olahraga, maka semakin tinggi pula risiko kanker usus.
Hal ini ditemukan peneliti di dana-Farber Cancer Institute di Boston setelah menganalisis berat badan dan aktivitas fisik sekitar 109.046 wanita setiap dua tahun sekali. Pengamatan yang sama juga dilakukan pada 47.684 pria.
-
Bagaimana olahraga bisa menurunkan risiko kanker? Olahraga bisa membantu menjaga berat badan yang sehat, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan mengurangi peradangan.
-
Apa arti dari kanker stadium IV? Kanker stadium IV, secara umum, dianggap sebagai stadium yang paling lanjut dan sering kali menimbulkan kekhawatiran besar. Namun, meskipun sering dianggap sebagai kondisi yang sulit disembuhkan, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam membahas peluang kesembuhan kanker pada stadium ini.
-
Apa itu yang dimaksud dengan kanker stadium 4? Kanker stadium 4 adalah tahap paling lanjut dari penyakit tersebut, di mana sel kanker telah menyebar ke area tubuh yang jauh dari sumber asalnya.
-
Apa ciri khas berat badan turun karena kanker? Salah satu ciri khas penurunan berat badan karena kanker adalah hilangnya nafsu makan. Penurunan berat badan yang tidak disengaja sering kali menjadi salah satu tanda awal kanker.
-
Kapan biasanya kanker usus menyerang orang muda? Dokter spesialis penyakit dalam Susanna Hilda Hutajulu menjelaskan bahwa kanker usus di Indonesia sering menyerang orang dengan usia yang lebih muda dibandingkan negara lain, dengan peningkatan insidensi yang terjadi di usia 30 tahun dan puncaknya pada usia 40-70 tahun.
-
Kapan kanker stadium 4 di diagnosa? Setelah evaluasi tumor kanker oleh tim kesehatan akan menetapkan stadium kanker dari 0 hingga 4.
Setelah pengamatan terakhir pada bulan Juni 2004, peneliti menemukan adanya 2.263 kasus kanker usus pada 842 pria dan 1.421 wanita. Mereka menemukan bahwa 861 kanker usus dipengaruhi oleh biomarker molekul yang bernama CTNNB1. Molekul ini berkaitan dengan kanker dan obesitas.
Melalui analisis tersebut, peneliti juga menemukan kaitan antara indeks massa tubuh (BMI) serta aktivitas fisik terhadap risiko kanker usus. Semakin tinggi BM yang dimiliki seseorang, semakin tinggi pula tingkat CTNNB1 negatif yang dimiliki orang tersebut. CTNNB1 negatif berkaitan dengan peningkatan risiko kanker usus sebanyak 34 persen, ungkap ketua peneliti Shuji Ogino, seperti dilansir oleh My Health News Daily (26/02).
Sebaliknya, lebih banyak aktivitas fisik yang dilakukan seseorang, semakin rendah pula risiko terkena kanker usus. Beberapa aktivitas fisik yang bisa dilakukan antara lain berjalan, jogging, berlari, bersepeda, berenang, melakukan olahraga tenis, yoga, dan lainnya.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa melakukan olahraga dan menjaga berat badan bisa menurunkan risiko kanker usus. Namun belum ada penelitian yang bisa menemukan penyebabnya. Penelitian ini telah menemukan biomarker molekul yang menyebabkannya, yaitu CTNNB1. Meski begitu, pengaruh CTNNB1 negatif terhadap risiko kanker usus masih belum jelas.