Manakah yang lebih berbahaya, hipotensi atau hipertensi?
Manakah yang lebih berbahaya, hipotensi atau hipertensi? kedua kondisi tersebut sama-sama memiliki dampak dan risiko yang dapat menimbulkan komplikasi penyakit dalam jangka panjang.
Hipotensi dan hipertensi merupakan istilah untuk penyakit mengenai tekanan darah. Tekanan darah tinggi disebut hipertensi. Dan sebaliknya, tekanan darah rendah disebut hipotensi.
Tekanan darah juga terdiri dari dua nilai, yaitu tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan pada dinding pembuluh darah saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan pada dinding pembuluh darah saat jantung beristirahat di antara denyut.
-
Bagaimana cara mengatasi hipertensi? Pengobatan hipertensi sendiri biasanya akan disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan pasien. Namun, ada beberapa hal yang penting diperhatikan setiap pasien jika ingin menurunkan tekanan darah, yakni:1. Kurangi asupan garam2. Tidak merokok3. Lakukan latihan fisik secara teratur4. Hindari stres5. Hindari konsumsi alkohol6. Terapkan pola makan yang seimbang7. Jaga berat badan8. Minum obat penurun tekanan darah sesuai resep dokter
-
Bagaimana cara untuk mencegah hipertensi? Dalam rangka pencegahan hipertensi, Prima menyarankan masyarakat untuk membatasi konsumsi gula, garam, dan makanan berlemak. Ia juga menekankan pentingnya mengurangi konsumsi makanan olahan dan cepat saji serta meningkatkan asupan ikan, buah-buahan, dan sayuran.
-
Mengapa hipertensi berbahaya? Jika dibiarkan, hipertensi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa.
-
Siapa yang berisiko terkena hipertensi? Beberapa anak mungkin mengalami hipertensi karena memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi.
-
Siapa saja yang berisiko terkena hipertensi? Salah satu penyebab hipertensi bisa jadi karena faktor genetik atau keturunan. Sehingga, saat orang tua memiliki riwayat hipertensi maka hal itu berpotensi menurun pada anak.
-
Apa saja gejala hipertensi yang dirasakan? Dilansir dari Halodoc, seseorang yang mengidap hipertensi akan merasakan beberapa gejala yang timbul, antara lain:1. Sakit kepala2. Mimisan3. Masalah penglihatan4. Nyeri dada5. Telinga berdengung6. Sesak napas7. Aritmia
Tekanan darah yang normal sangat dibutuhkan tubuh guna menjalankan berbagai fungsinya secara optimal. Tanpa tekanan, darah tidak dapat mengalir melalui pembuluh darah ke jaringan atau organ tujuannya. Padahal, darah berfungsi sebagai pembawa oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan sel tubuh.
Normalnya, tekanan darah pada orang dewasa terukur pada angka 120/80 mmHg. Anda dikatakan hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah lebih dari 120/80 mmHg. Jika hasil pengukuran tekanan darah kurang dari 90/60 mmHg, ini merupakan hipotensi.
Tekanan darah secara alami dapat berubah-ubah sesuai dengan aktivitas dan kondisi tubuh seseorang. Pada orang yang sehat, tekanan darah terendah dialami saat tidur atau beristirahat. Sedangkan tekanan darah tertinggi terjadi ketika sedang beraktivitas fisik dan mengalami tingkat stres dan kecemasan tinggi.
Oleh sebab itu, pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan saat tubuh dalam kondisi istirahat atau tidak melakukan apa pun selama 5-15 menit, tidak habis merokok, tidak melakukan aktivitas berat seperti berolahraga, dan sedang tidak marah.
Saksikan juga video menarik berikut:
Hipertensi dan hipotensi, mana yang lebih berbahaya?
penyakit tekanan darah ©2018 Liputan6.com
Bahaya hipertensi dan hipotensi tidak bisa dibandingkan, sebab kedua kondisi tersebut sama-sama memiliki dampak dan risiko yang dapat menimbulkan komplikasi penyakit dalam jangka panjang, dan tentunya dapat memberikan pengaruh buruk pada tubuh.
Pada kasus hipertensi yang telah berlangsung lama, komplikasi yang dapat terjadi bisa berupa kerusakan pada organ vital dan pembuluh darah. Kerusakan pada pembuluh darah ini dapat menyebabkan komplikasi yang lebih fatal seperti serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal, stroke, gangguan pada mata, demensia, dan masih banyak lagi.
Sedangkan pada kasus hipotensi, keadaan ini menyebabkan darah tidak mampu dipompa ke seluruh tubuh. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya aliran darah ke jantung, otak, dan organ vital lainnya. Aliran darah yang berkurang memiliki dampak bagi sel-sel tubuh karena mengakibatkan berkurangnya oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsinya. Apabila kondisi ini terus dibiarkan dan terus berlanjut, maka akan menimbulkan kerusakan pada sel, jaringan, organ, dan akhirnya berujung pada kematian.
Meski dampaknya bisa fatal jika tidak ditangani, tapi hipertensi maupun hipotensi merupakan kondisi yang bisa dicegah sejak dini. Beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menjaga tekanan darah tetap normal adalah dengan menjaga berat badan tetap ideal, menerapkan pola makan sehat dan seimbang, istirahat yang cukup, olahraga secara rutin, mengurangi stres, serta berhenti merokok dan minum minuman beralkohol.
Berhentilah membandingkan mana yang lebih bahaya antara hipertensi dan hipotensi, karena keduanya memiliki dampaknya masing-masing terhadap kesehatan tubuh. Daripada sibuk membandingkan keduanya, lebih baik lakukan pencegahan atau jalani terapi atas dua kondisi tersebut, sebelum muncul komplikasi yang tidak diinginkan.
Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Nah, tahukan anda tentang fakta unik cara untuk mencegah hipertensi yang satu ini. Ternyata memberikan pelukan dapat membuat tekanan darah lebih seimbang dan dapat mencegah hipertensi.
Baca juga:
BPJS tidak lagi menjamin obat kanker trastuzumab
Inilah fakta luar biasa mandi air dingin
Nyeri dada bisa menjadi tanda penyakit jantung
Mengerikan, inilah nama-nama penyakit seksual yang menular
Cara menggunakan test pack secara benar
Deretan aktivitas ini bisa menurunkan kualitas sperma