Bisakah Terlalu Sering Bercinta Membuat Organ Kewanitaan Jadi Longgar?
"Kecuali ketika kamu terlibat dalam praktik (seksual) yang di luar kebiasaan, hal ini tidak akan terjadi," terang Alyssa Dweck, MD, ob-gyn dari Westchester, New York dilansir dari Health.
Banyak mitos mengenai kesehatan seksual yang beredar di masyarakat. Hal ini biasanya beredar sebagai sekadar candaan atau bahkan sebagai hal yang dipercaya.
Salah satu hal yang selama ini menjadi mitos adalah tentang longgarnya organ kewanitaan atau vagina. Hal ini dipercaya bisa terjadi akibat seorang wanita terlalu sering bercinta. Benarkah hal ini?
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan organ reproduksi wanita? Menjaga kesehatan organ reproduksi wanita dengan baik dan aman merupakan hal yang penting untuk kesejahteraan dan kualitas hidup.
-
Kenapa menjaga kesehatan alat reproduksi wanita itu penting? Penting untuk memahami bahwa alat reproduksi wanita bukan hanya tentang fungsi biologis, tetapi juga memainkan peran penting dalam identitas dan kesejahteraan psikologis perempuan.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan vagina saat berhubungan intim? Berhubungan intim secara aman
-
Kenapa penyakit pada sistem reproduksi wanita seperti vaginitis bisa menyebabkan vagina bau busuk? Penyakit ini bisa disebabkan oleh jamur Candida Albicans, bakteri Gardnerella, parasit Trichomonas Vaginalis, dan virus. Beberapa gejalanya yang dapat diamati, seperti nyeri hebat pada vagina, disuria, pruritas di vulva, ruam bibir vagina, edema vukva, vagina bau busuk, dan perdarahan vagina.
-
Apa fungsi utama dari organ reproduksi wanita? Organ reproduksi wanita memiliki peranan sentral dalam siklus kehidupan manusia dan kelangsungan spesies. Organ ini memungkinkan perempuan untuk mengalami kehamilan, melahirkan, dan menyusui bayi.
-
Bagaimana vagina wanita bisa menjadi lebih mudah terangsang saat mereka berhubungan seks secara teratur? Ketika wanita berhubungan seks secara teratur, vagina lebih mudah beralih ke mode terangsang secara otomatis.
"Kecuali ketika kamu terlibat dalam praktik (seksual) yang di luar kebiasaan, hal ini tidak akan terjadi," terang Alyssa Dweck, MD, ob-gyn dari Westchester, New York dilansir dari Health.
"Vagina merupakan wilayah yang sangat 'pemaaf', sangat kaya saraf dan suplai darah sehingga penetrasi tradisional tidak akan menyebabkan pelonggaran yang permanen walau melonggarnya bagian ini pada saat itu bisa terjadi," sambungnya.
Ketika kamu terangsang, secara alami vagina akan terlubrikasi serta dapat membesar dan melebar agar muat dimasuki penis. Namun bagian ini akan kembali ketika kondisi terangsang dan masa bercinta telah selesai.
"Keterbukaan bisa terjadi, namun kamu tak akan berjalan dengan vagina yang terbuka hanya karena kamu baru saja bercinta," terang dr. Dweck.
Walau begitu, dr. Dweck menyebut ada pengecualian mengenai hal ini. Usai bercinta pertama kali, keterbukaan vagina lebih mungkin terjadi karena sebelumnya tertutup hymen, membran tipis jaringan yang menutupi vagina jadi lebih terbuka.
Hal ini namun tidak selalu terjadi terutama karena hymen bisa saja sudah sobek sebelumnya akibat olahraga atau penggunaan tampon. Bahkan tanpa hymen, lubang vagina tidak menjadi lebih besar.
Bisakah Melahirkan Membuat Vagina Menjadi Longgar?
Jika memang seks tidak bisa membuat vagina menjadi longgar, apakah hal lain yang bisa menyebabkannya? Jawabannya adalah melahirkan bayi secara normal.
Melahirkan bisa secara permanen menarik lubang vagina dan kemudian membukanya. Terutama ketika digunakan alat-alat tertentu untuk membantu kelahiran.
"Bayi hingga 10 pon bisa melewati vagina, dan walau hal tidaj dapat kembali seperti normal 100 persen setelahnya, namun akan tetap kembali hampir seperti normal," terang dr. Dweck.
Dr. Sherry A. Ross, MD, ob-gyn di Providence Saint John’s Health Center, Southern California mengatakan bahwa perubahan vagina akibat melahirkan atau bercinta tak akan bertahan untuk selamanya. Ketika wanita memasuki usia menopause, lubang kewanitaan bisa mengecil dan merapat terutama jika tidak bercinta secara rutin.
Perbedaan ukuran lubang vagina sendiri tidak dapat dibedakan pada wanita yang masih perawan atau yang sudah melahirkan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak akan banyak perubahan yang terjadi pada vagina.
(mdk/RWP)