Minuman Kemasan Dianggap Hanya Memberi Rasa Manis Tanpa Kandungan Nutrisi di Dalamnya
Minuman kemasan dengan rasa manis tidak memiliki kandungan nutrisi yang bermanfaat.
Minuman manis dalam kemasan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup modern, namun dampaknya terhadap kesehatan tidak boleh diabaikan. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menegaskan bahwa minuman kemasan seperti soda dan teh manis tidak hanya memberikan rasa manis yang memanjakan lidah, tetapi juga membawa risiko kesehatan yang serius.
"Minuman manis seperti soda atau teh kemasan mengandung gula tambahan dalam jumlah besar yang langsung meningkatkan kadar gula darah tanpa memberikan manfaat gizi," kata Pelaksana Sementara Ketua Harian YLKI, Indah Sukmaningsih, dilansir dari Antara.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kenapa kita perlu menghindari minuman manis? Minuman manis seperti soda, jus buah kemasan, dan minuman energi mengandung banyak kalori dan gula tambahan yang dapat menghambat penurunan berat badan.
-
Kenapa bayi menangis? Seorang bayi masih belum bisa berbicara dan menyampaikan keinginannya. Salah satu cara komunikasi yang bisa mereka lakukan adalah menangis.
-
Kenapa Mentilin terancam punah? Habitatnya yang berada di hutan belantara ini semakin hari semakin tergerus oleh ulah manusia. Bangka Belitung sangat terkenal dengan tambang timahnya yang melimpah. Perusahaan besar pun banyak yang membabat habis rumah asli Mentilin. Seiring berjalannya waktu, populasi Mentilin pun semakin menurun dan kini sudah terancam punah.
-
Minuman pahlawan itu apa? Minuman Pahlawan MPLS Tebak-tebakan dalam event MPLS penuh dengan ide yang unik dan kreatif. Salah satunya, para siswa baru disuruh untuk mencari tahu apa yang dimaksud dengan minuman pahlawan oleh panitia.Jika hanya mendengarnya sekilas, Anda pasti akan bertanya-tanya dan sedikit bingung dengan apa yang dimaksud dengan minuman pahlawan itu.Ternyata, jawaban dari tebak-tebakan minuman pahlawan MPLS adalah susu kotak Ultra Milk!
-
Kenapa Mina Bendungan dibentuk? Erwin mengestimasi biaya yang dibutuhkan untuk pembiatan satu buah kolam sekitar Rp1 juta.“Yang buat tetangga-tetangga kami sendiri. Kalau ditambah biaya rokok, makan, dan konsumsi lainnya total biaya yang dihabiskan lebih dari Rp1 juta,” ungkap Erwin.
Minuman manis ini, menurut YLKI, memiliki potensi yang lebih tinggi untuk menyebabkan diabetes tipe 2 dan obesitas dibandingkan dengan nasi putih. Indah menambahkan, meskipun nasi putih juga memiliki potensi meningkatkan risiko diabetes, tingkat risikonya berbeda karena nasi putih tidak mengandung gula tambahan dan tetap memberikan karbohidrat sebagai sumber energi, terutama jika dikonsumsi dalam porsi yang wajar. Sebaliknya, konsumsi rutin minuman manis dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas dan diabetes tipe 2, yang langsung berpengaruh pada resistensi insulin.
Mengurangi konsumsi minuman manis adalah langkah awal yang penting untuk menjaga kesehatan.
"Namun untuk menjaga kesehatan pilihan yang lebih aman adalah mengurangi konsumsi keduanya, mengganti minuman manis dengan air putih atau teh tanpa gula, serta mengganti nasi putih dengan karbohidrat yang lebih sehat seperti nasi merah atau quinoa," jelas Indah.
Pilihan ini tidak hanya membantu mengurangi asupan gula, tetapi juga menghindari dampak negatif yang ditimbulkan oleh konsumsi gula berlebih, seperti peningkatan prevalensi penyakit tidak menular (PTM).
YLKI juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan holistik dalam menyehatkan masyarakat Indonesia, yang tidak hanya melibatkan edukasi tetapi juga kebijakan fiskal yang tegas. Salah satu langkah yang diusulkan adalah penerapan cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).
"Cukai MBDK adalah bagian integral dari upaya tersebut yang diharapkan dapat membantu masyarakat Indonesia mengurangi konsumsi gula berlebih dan mencegah peningkatan prevalensi PTM di masa depan," tambah Indah.
Meskipun Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) menyarankan pengendalian gula, garam, dan lemak (GGL) sebagai alternatif pengenaan cukai MBDK, YLKI menanggapi bahwa kebijakan fiskal yang tegas tetap diperlukan untuk menghasilkan perubahan perilaku konsumsi yang diharapkan.
"Argumen bahwa kontribusi minuman berpemanis terhadap total konsumsi gula nasional hanya 4 persen tidak mengurangi urgensi pengendalian produk. Sebaliknya, pengenaan cukai akan secara langsung mendorong produsen menyesuaikan kadar gula dalam produknya," tegas Indah.
Dengan penerapan cukai yang tepat, diharapkan produsen dapat menurunkan kadar gula dalam produk minuman kemasan mereka, sehingga masyarakat dapat mengurangi asupan gula tanpa harus mengorbankan kesenangan dalam menikmati minuman manis.