Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Dianggap Mampu Lindungi Pola Konsumsi Masyarakat
Penerapan cukai minuman berpemanis bisa menjadi cara untuk lindungi pola konsumsi dan kesehatan masyarakat.
Pengenaan cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dianggap sebagai langkah penting dalam upaya melindungi pola konsumsi masyarakat. Menurut Rafika Zulfa, staf bidang penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), regulasi ini diperlukan untuk mengendalikan konsumsi gula yang berlebihan dan melindungi kesehatan masyarakat.
“Tentu diperlukan instrumen yang bisa lebih mengontrol pola konsumsinya, salah satunya dengan diberlakukannya cukai minuman berpemanis dalam kemasan secepatnya di tahun ini,” kata Rafika dilansir dari Antara.
-
Mengapa cukai minuman berpemanis diterapkan? Penerapan Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBDK) pada 2024 ini perlu disambut baik karena manfaat kesehatan yang mungkin diberikannya.
-
Dimana cukai minuman berpemanis telah diterapkan? Banyak negara telah menerapkan cukai ini dengan hasil positif. Di Meksiko, misalnya, cukai yang diterapkan sejak tahun 2014 menghasilkan penurunan konsumsi minuman berpemanis hingga 11,7 persen pada rumah tangga miskin dan 7,6 persen pada populasi umum dalam dua tahun.
-
Siapa yang usul cukai minuman manis? YLKI juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan holistik dalam menyehatkan masyarakat Indonesia, yang tidak hanya melibatkan edukasi tetapi juga kebijakan fiskal yang tegas. Salah satu langkah yang diusulkan adalah penerapan cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).
-
Bagaimana cukai mempengaruhi konsumsi gula? Menurut WHO, cukai ini dapat menjadi langkah efektif untuk menurunkan konsumsi gula. Data mereka menunjukkan bahwa kenaikan harga minuman berpemanis hingga 20 persen dapat menurunkan konsumsi hingga 20 persen, sehingga membantu mencegah obesitas dan diabetes.
-
Apa saja dampak cukai terhadap kesehatan? Kebijakan ini diharapkan dapat membawa berbagai manfaat, khususnya di bidang kesehatan. Minuman berpemanis merupakan salah satu faktor risiko utama berbagai penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung.
-
Siapa yang mendorong penerapan cukai? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah lama mendorong upaya pemerintah untuk menekan konsumsi gula.
Regulasi Sebagai Instrumen Perlindungan Konsumen
Regulasi yang mengatur pengenaan cukai pada MBDK bertujuan untuk mengurangi konsumsi gula berlebih, yang telah terbukti menjadi penyebab utama berbagai masalah kesehatan, termasuk diabetes dan obesitas. Cukai pada MBDK diharapkan tidak hanya menjadi mekanisme fiskal tetapi juga sebagai upaya untuk melindungi konsumen melalui pembatasan konsumsi produk yang berisiko bagi kesehatan. Selain cukai, Rafika juga menekankan pentingnya kebijakan non-fiskal seperti edukasi promosi kesehatan dan regulasi pelabelan yang lebih informatif.
YLKI mendukung penerapan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2024, yang menetapkan batasan konsumsi minuman tinggi gula dalam kemasan. Peraturan ini diharapkan dapat mengatur pola konsumsi masyarakat dan mempengaruhi produksi dari pelaku usaha, sehingga produk yang beredar di pasaran menjadi lebih aman bagi kesehatan masyarakat.
"Selain adanya PP yang mengatur, hal yang tidak kalah penting adalah upaya pengawasan pelaksanaan oleh pemerintah dan lembaga terkait untuk bisa memastikan apakah regulasi tersebut sudah dilaksanakan sesuai dengan semestinya," tambah Rafika.
Pengawasan dan Edukasi, Langkah Kunci dalam Implementasi
Pengawasan terhadap penerapan regulasi ini menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa pola konsumsi masyarakat dan produk yang beredar sudah sesuai dengan ketentuan yang ada. Pengawasan yang efektif diharapkan dapat mencegah peningkatan angka kejadian diabetes dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh konsumsi gula berlebih. Selain itu, pengawasan di lapangan juga harus ditingkatkan dengan memberikan label pada kemasan produk sebagai petunjuk yang jelas bagi konsumen.
Dengan adanya informasi yang lebih rinci tentang kandungan gizi pada produk, masyarakat diharapkan dapat membuat pilihan yang lebih sehat. Informasi yang benar dan jelas akan membantu konsumen dalam mengambil keputusan yang tepat terkait produk yang mereka konsumsi. Rafika juga menekankan pentingnya edukasi yang komprehensif dan berkelanjutan, yang dilakukan secara terus-menerus untuk memberikan pemahaman yang luas kepada konsumen tentang dampak langsung dan tidak langsung dari konsumsi MBDK.
YLKI sendiri telah aktif dalam melakukan advokasi dan sosialisasi kepada masyarakat melalui berbagai saluran, termasuk media sosial dan kegiatan offline di beberapa kota besar di Indonesia. Kegiatan ini melibatkan para pakar dan ahli dari bidang kesehatan serta ekonomi keuangan untuk memberikan edukasi mengenai urgensi cukai MBDK dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
Urgensi Aksi Nyata dari Pemerintah
Selain regulasi tertulis, aksi nyata dari pemerintah juga sangat diperlukan untuk melindungi konsumen dari bahaya konsumsi gula berlebihan. Edukasi advokasi melalui media massa menjadi salah satu cara efektif untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat luas. Edukasi ini harus dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pakar kesehatan dan ekonomi, untuk memberikan pemahaman yang komprehensif kepada masyarakat.
Edukasi yang dilakukan dengan baik diharapkan dapat mengubah pola konsumsi masyarakat menjadi lebih sehat, mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh konsumsi MBDK, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.