Muncul Denging di Telinga, Kenali Ciri dan Gejala dari Tinnitus
Tinnitus merupakan kondisi yang harus dikenali gejalanya dan diatasi untuk mencegah masalah.
Tinnitus, atau kondisi telinga berdenging, adalah masalah kesehatan yang dialami banyak orang. Tinnitus ditandai dengan munculnya suara yang terdengar di telinga tanpa adanya sumber bunyi dari lingkungan eksternal. Menurut dr. Widayat Alviandi, Sp. THIBKL, Subsp.NO(K), seorang Dokter Spesialis THT dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, tinnitus adalah kondisi di mana penderita mendengar berbagai jenis suara, seperti dengingan, desis, atau bahkan gemuruh, meski sebenarnya tidak ada sumber suara tersebut di sekitarnya.
"Jadi sebetulnya sesuatu yang didengar oleh telinga penderita memang kebanyakan tidak ada sumbernya. Nah itu kebanyakan sih berdenging, sebetulnya berbunyi macam-macam, ada yang berdengung, berdesis, dan gemuruh, tapi paling banyak memang berdenging. Jadi itulah namanya tinnitus,” ungkap dr. Widayat dilansir dari Antara.
-
Bagaimana tinitus bisa terjadi di telinga kanan? Melansir Mayo Clinic, ada sel rambut kecil dan halus di telinga bagian dalam (koklea) yang bergerak saat telinga menerima gelombang suara. Gerakan ini memicu sinyal listrik di sepanjang saraf dari telinga ke otak (saraf pendengaran). Jika rambut di dalam telinga bagian dalam terganggu, mereka dapat "membocorkan" impuls listrik acak ke otak. Ini pada akhirnya menyebabkan telinga berdenging.
-
Kapan tinnitus bisa semakin parah? Ketika kamu memang sudah memiliki tinnitus, mengalami stres bisa memperburuk gejala penyakit di telinga ini.
-
Mengapa telinga berdengung bisa jadi tanda penyakit? Seseorang yang mengalami gangguan telinga berdengung, sebaiknya segara melakukan penanganan. Pasalnya, kondisi ini bisa menjadi gejala dari penyakit tertentu yang harus diwaspadai.
-
Kenapa telinga kiri terasa sakit? Telinga sakit sebelah kiri dapat menjadi pengalaman yang mengganggu dan menyakitkan. Meskipun terkadang mungkin tampak sepele, nyeri di telinga bisa menjadi tanda dari berbagai kondisi medis yang beragam.
-
Bagaimana cara mengatasi hipersensitivitas suara? Meskipun sensitivitas suara biasanya tidak dapat disembuhkan, ada cara untuk mengelolanya. Strategi terbaik dimulai dengan mencari tahu apa yang menyebabkan ketidaknyamanan Anda.
-
Bagaimana cara mengatasi telinga bengkak? Telinga bengkak dapat diatasi dengan menggunakan obat tetes telinga dan antibiotik yang diresepkan oleh dokter. Selain itu, ada beberapa cara mengatasi bengkak lainnya, yaitu: 1. Bersihkan telinga secara teratur dan cuci tangan sebelum memasukkan obat atau menyentuh telinga. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi tambahan yang dapat memperparah kondisi telinga bengkak.2. Kompres DinginLetakkan kantong es atau kain bersih yang dibungkus es di sekitar telinga yang bengkak selama 15-20 menit. Kompres dingin dapat membantu mengurangi peradangan dan membantu meredakan rasa sakit. 3. Oleskan Krim Steroid TopikalJika telinga bengkak disebabkan oleh reaksi alergi, krim steroid topikal dapat membantu mengurangi peradangan. Tetapi, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakannya.4. Jangan Memasukkan Benda Asing ke dalam TelingaHindari mencoba membersihkan telinga atau memasukkan benda-benda ke dalamnya jika terjadi pembengkakan. Ini dapat memperburuk kondisi dan menyebabkan cedera. 5. Periksakan ke DokterJika bengkaknya telinga disertai dengan gejala seperti demam, keluar cairan dari telinga, atau gangguan pendengaran, segera periksakan diri ke dokter. Ini dapat membantu mendeteksi dan mengatasi masalah kesehatan yang mendasarinya.
Jenis-Jenis Tinnitus
Tinnitus dibagi menjadi dua jenis, yaitu tinnitus objektif dan tinnitus subjektif. Tinnitus objektif merupakan jenis tinnitus yang sangat jarang terjadi. Hanya sekitar 4% dari semua kasus tinnitus yang termasuk dalam kategori ini. Uniknya, pada tinnitus objektif, dokter dapat mendengar bunyi yang sama seperti yang dirasakan oleh pasien selama pemeriksaan medis. Kondisi ini biasanya terkait dengan masalah pembuluh darah atau otot di sekitar telinga.
Sebaliknya, tinnitus subjektif adalah jenis tinnitus yang paling umum, mencakup sekitar 96% dari seluruh kasus. Pada tinnitus subjektif, suara hanya dapat didengar oleh penderita dan tidak dapat dideteksi oleh alat medis. Kondisi ini sering kali dipicu oleh masalah pada telinga bagian dalam, terutama pada organ koklea, yang merupakan bagian dari sistem pendengaran yang bertanggung jawab mengirimkan sinyal suara ke otak.
“Kebanyakan tinnitus itu bukan dari kepala, tapi sebetulnya kebanyakan dari rumah siput, dari telinga dalam dengan jaras pendengarannya begitu,” jelas dr. Widayat.
Gejala dan Faktor Pemicu Tinnitus
Tinnitus tidak hanya berupa suara berdenging. Beberapa orang juga mendengar suara berdesis atau bahkan gemuruh di telinganya. Meski tinnitus dapat bersifat sementara, jika berlangsung lebih dari lima menit atau terjadi dua kali seminggu, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari seperti tidur atau berinteraksi di tempat umum, kondisi ini bisa dianggap sebagai masalah patologis dan perlu ditangani oleh tenaga medis.
Gejala tinnitus bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk paparan suara keras dalam jangka waktu yang lama, penggunaan obat-obatan tertentu, dan beberapa kondisi medis seperti vertigo atau gangguan pendengaran mendadak. Faktor usia juga sering kali memperberat kondisi ini, terutama pada orang yang sudah memasuki usia lanjut.
Tinnitus juga bisa muncul sebagai efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, obat antimalaria, atau obat-obatan kemoterapi. Paparan suara yang terlalu bising, seperti mendengarkan musik dengan volume tinggi atau bekerja di lingkungan yang berisik tanpa pelindung telinga, juga menjadi salah satu penyebab umum dari kondisi ini.
Penanganan Tinnitus
Penanganan tinnitus sangat bergantung pada penyebab yang mendasari dan dampak yang ditimbulkan pada kehidupan sehari-hari penderita. Jika tinnitus mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti mengganggu tidur atau konsentrasi, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis THT.
Dr. Widayat menekankan pentingnya mendapatkan diagnosis yang tepat. Jika tinnitus disebabkan oleh gangguan pada telinga bagian dalam atau masalah saraf pendengaran, dokter akan menentukan perawatan yang sesuai. Beberapa metode pengobatan yang umum diterapkan termasuk terapi suara, penggunaan alat bantu dengar, dan pengobatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang mendasari.
Kapan Harus Memeriksakan Diri?
Jika tinnitus terjadi secara berkepanjangan dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sangat penting untuk memeriksakan diri ke dokter. Tinnitus yang berlangsung lebih dari beberapa minggu atau semakin parah bisa menjadi tanda adanya masalah serius pada sistem pendengaran yang memerlukan perawatan medis.
Meskipun tinnitus tidak selalu berhubungan dengan kondisi medis yang berbahaya, pengabaian gejala ini bisa menyebabkan dampak negatif pada kualitas hidup penderita. Oleh karena itu, segera konsultasikan dengan dokter apabila Anda mulai mengalami tinnitus, terutama jika suara berdenging atau berdesis di telinga mulai mengganggu kenyamanan Anda.