Penelitian Sebut Bersosialisasi Bagus Untuk Otak, Bantu Cegah Demensia
Manfaat interaksi sosial bagi perkembangan otak dan sebagai alternatif untuk cegah demensia.
Studi terbaru menunjukkan bahwa menjaga kalender sosial tetap terisi dapat memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan otak, terutama bagi orang dewasa yang lebih tua. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Gerontology: Psychological Sciences ini mengungkapkan bahwa interaksi sosial, seperti berkumpul dengan teman, menjadi sukarelawan, atau menghadiri kelas, dapat membantu mencegah demensia—mirip dengan bagaimana aktivitas fisik dapat mencegah diabetes atau penyakit jantung.
Interaksi Sosial Untuk Investasi Otak
Dr. Cynthia Felix dari Universitas Pittsburgh dan timnya melakukan penelitian menggunakan data dari 293 peserta komunitas yang rata-rata berusia 83 tahun. Data ini berasal dari studi Health, Aging and Body Composition (Health ABC). Para peserta menjalani pemindaian otak canggih bernama Diffusion Tensor Imaging MRI yang mampu mengukur integritas seluler otak yang terlibat dalam keterlibatan sosial.
-
Siapa yang lebih diutamakan oleh introvert dalam hubungan sosial? Introvert lebih menghargai hubungan sosial yang mendalam dan bermakna dibandingkan dengan memiliki banyak teman.
-
Apa yang dimaksud dengan "Introvert"? Arti kata introvert adalah seseorang yang pemalu, pendiam, dan lebih suka menghabiskan waktu sendirian daripada bersama orang lain.
-
Apa yang menjadi ciri khas orang dengan kepribadian introvert? Orang dengan kepribadian introvert suka menikmati dan menghabiskan waktu sendirian.
-
Apa yang dimaksud dengan introvert? Introvert adalah jenis kepribadian yang identik dengan pribadi tenang, pendiam, dan misterius. Anda mungkin pernah mendengar istilah introvert dan ekstrovert. Ini adalah dua jenis kepribadian yang berbeda dalam cara mereka berinteraksi dengan dunia.
-
Bagaimana cara kaum introvert mengisi ulang energi mereka setelah interaksi sosial yang melelahkan? "Saat berada dalam suasana yang tenang, mereka dapat merenung, meresapi pikiran mereka, dan merasa lebih bahagia dalam keheningan."
-
Apa yang membuat otak introvert berbeda dari ekstrovert? Otak introvert bekerja dengan cara yang berbeda. Para ilmuwan tidak tahu pasti apakah ada penyebab khusus introversi atau ekstraversi. Namun, mereka menemukan bukti kalau otak pemilik dua tipe kepribadian ini bekerja dengan cara yang sedikit berbeda.
Peserta diminta memberikan informasi rinci tentang aktivitas sosial mereka. Peneliti kemudian memberi skor berdasarkan jenis dan frekuensi keterlibatan sosial, seperti bermain permainan papan, menonton film, bepergian jarak jauh, menghadiri kelas atau acara edukasi, berpartisipasi dalam kegiatan komunitas atau keagamaan, bertemu keluarga atau teman setidaknya seminggu sekali, serta menjadi sukarelawan atau bekerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta dengan tingkat keterlibatan sosial yang lebih tinggi memiliki materi abu-abu yang lebih kuat di area otak yang relevan dengan demensia. Area ini meliputi bagian otak yang penting untuk mengenali wajah dan emosi, membuat keputusan, serta merasakan penghargaan.
Dampak Besar bagi Pencegahan Demensia
Pentingnya menjaga kesehatan otak tidak dapat diabaikan. Ketika sel-sel otak mati, biasanya demensia akan mengikuti. Keterlibatan sosial yang rutin dapat membantu mencegah penurunan kognitif ini. “Kabar baiknya adalah bahkan 'dosis' moderat dari aktivitas sosial tampaknya bermanfaat,” kata Felix.
Penemuan ini sangat relevan di masa pandemi Covid-19 ketika banyak orang mengalami isolasi sosial. Felix menekankan, "Data kami dikumpulkan sebelum pandemi Covid-19, tetapi saya percaya temuan ini sangat penting saat ini, mengingat isolasi sosial secara menyeluruh pada semua orang dewasa yang lebih tua dapat menempatkan mereka pada risiko terkena demensia.
"Felix menambahkan bahwa temuan ini menyerukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi dampak spesifik dari jenis dan jumlah aktivitas sosial terhadap kesehatan otak. Seperti yang dijelaskan Felix, "Tidak ada obat untuk demensia, yang memiliki biaya besar dalam hal perawatan dan pengobatan. Oleh karena itu, pencegahan harus menjadi fokus utama. Filosofinya adalah 'gunakan atau kehilangan' ketika berhubungan dengan otak."
- Penelitian Ungkap Cara Otak Manusia Memperbaiki Diri Setelah Cedera
- Ilmuwan Ungkap Manusia Penyebab Otak Kucing Menyusut, Begini Penjelasannya
- 6 Manfaat Latihan Beban untuk Kesehatan Tulang, Cegah Cedera di Masa Tua
- Manfaat Jahe untuk Kesehatan Beserta Cara Mengonsumsi yang Benar dengan Berbagai Olahan
Manfaat Bersosialisasi untuk Semua Usia
Walaupun penelitian ini difokuskan pada orang dewasa yang lebih tua, hasilnya relevan untuk semua kelompok usia. Pandemi telah memaksa banyak orang untuk membatasi interaksi sosial, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan otak. Keterlibatan sosial, meskipun dilakukan secara virtual atau dengan intensitas rendah, dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik selama masa sulit ini.
Studi ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa koneksi sosial memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan keseluruhan. Dalam hal ini, kebijakan kesehatan masyarakat yang mendorong keterlibatan sosial, seperti aktivitas komunitas, program sukarelawan, atau bahkan teknologi untuk menjaga hubungan jarak jauh, menjadi sangat penting.
Penelitian Dr. Cynthia Felix dan timnya memberikan wawasan berharga tentang bagaimana interaksi sosial dapat meningkatkan kesehatan otak, terutama di masa lanjut usia. Dengan mengutamakan pencegahan dan memanfaatkan keterlibatan sosial sebagai alat, risiko demensia dapat dikurangi secara signifikan.
Bagi kita semua, penelitian ini menjadi pengingat untuk tetap menjaga hubungan sosial, baik secara langsung maupun virtual. Dalam dunia yang semakin terisolasi akibat pandemi, koneksi sosial bukan hanya tentang kebahagiaan, tetapi juga investasi jangka panjang untuk kesehatan otak.