Psikolog Jelaskan Bahwa Keluarga Punya Peran Penting untuk Cegah Pernikahan Dini
Masih marak terjadinya pernikahan dini di Indonesia bisa diatasi dengan peranan yang tepat bagi keluarga.
Pernikahan dini masih menjadi salah satu isu yang mengkhawatirkan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Kasandra A. Putranto, menekankan betapa pentingnya peran keluarga dalam mencegah terjadinya pernikahan di usia dini. Menurutnya, keluarga adalah benteng pertama dan terpenting dalam memberikan pemahaman serta edukasi kepada anak mengenai risiko dan konsekuensi dari pernikahan dini.
Pernikahan pada usia muda, selain membawa manfaat, juga menyimpan berbagai risiko yang dapat berdampak serius pada kesehatan reproduksi, stabilitas pernikahan, serta kondisi psikologis.
-
Bagaimana mimpi menikah dijelaskan menurut psikologi? Mimpi menikah dalam psikologi bisa memiliki berbagai makna, tergantung pada konteks dan situasi yang dialami oleh orang yang bermimpi. Secara umum, mimpi menikah bisa mencerminkan keinginan, harapan, ketakutan, atau perasaan yang berkaitan dengan hubungan asmara, komitmen, atau perubahan hidup.
-
Kenapa ucapan pernikahan penting? Tak sekedar mengikat janji suci, kedua pasangan juga akan berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan orang terdekat mereka.
-
Mengapa ucapan selamat menikah penting? Pernikahan menjadi salah satu momen istimewa. Bukan hanya bagi mempelai pengantin dan keluarga, namun juga bagi para tamu undangan. Tidak heran apabila mereka akan memberikan ucapan selamat menikah kepada mempelai.
-
Siapa yang berperan dalam menekan angka pernikahan dini? Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (Kemenag DIY) menggencarkan sosialisasi pendewasaan usia pernikahan bagi pelajar SMA/MA untuk menekan angka pernikahan usia dini.
-
Apa yang terjadi dengan pernikahan di Indonesia? Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan penurunan tajam dalam jumlah pernikahan.
-
Kenapa ucapan selamat lamaran nikah penting? Ucapan selamat lamaran nikah akan menjadi ungkapan kebahagiaan dan harapan kita kepada pasangan yang berbahagia.
"Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang positif cenderung memiliki pandangan yang lebih baik tentang pentingnya kesiapan fisik, mental, dan finansial dalam menjamin kualitas pernikahan," ungkap Kasandra dilansir dari Antara.
Lingkungan keluarga yang sehat dan edukatif sangat berperan dalam membentuk pola pikir anak mengenai pernikahan. Kasandra menjelaskan bahwa anak-anak yang dibekali dengan pengetahuan yang memadai cenderung lebih siap dalam menghadapi kehidupan pernikahan. Oleh karena itu, sangat penting bagi keluarga untuk menanamkan nilai-nilai serta prinsip yang benar mengenai pernikahan sejak usia remaja.
Dalam konteks ini, orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada anak-anak mereka. Kasandra menekankan pentingnya pendidikan, baik akademik maupun seksual, sebagai bekal bagi anak-anak untuk memahami aspek-aspek penting seperti reproduksi, hubungan interpersonal, dan konsekuensi dari pernikahan dini.
"Orang tua harus memberikan pemahaman kepada anak tentang pentingnya pendidikan untuk masa depan yang lebih baik, termasuk pendidikan akademik dan pendidikan seksual, untuk membantu anak memahami reproduksi, hubungan, dan konsekuensi dari pernikahan dini," tambahnya.
Kasandra juga mengingatkan akan risiko kesehatan yang mengintai perempuan yang menikah di usia muda. Organ-organ tubuh yang belum sepenuhnya matang dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan dan persalinan, bahkan meningkatkan risiko kematian. Selain itu, tekanan mental yang dialami perempuan muda akibat kehilangan masa remaja mereka juga menjadi perhatian.
- Tak Hanya Terkait Kesehatan Jiwa, Ketahui Hal Apa Saja yang Bisa dan Perlu Dikonsultasikan pada Psikolog Terkait Perkembangan Anak
- Psikolog Bocorkan Kiat Bagi Orang Tua Mengedukasi Anak untuk Cegah Pelecehan Seksual
- Psikolog Sarankan untuk Sering Memeluk Anak Agar Mereka Merasa Lebih Dicintai
- Pentingnya Peran Ayah dalam Keluarga Agar Anak Tak Terjebak Toxic Relationship dari Kacamata Psikolog
"Pernikahan dini sering kali mengakibatkan hilangnya hak-hak anak, seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk hidup bebas dari kekerasan, dan hak untuk dilindungi dari eksploitasi," jelasnya.
Kasandra juga menyoroti dampak psikologis dari pernikahan dini, di mana perempuan yang menikah muda cenderung lebih rentan mengalami kecemasan, depresi, dan gangguan suasana hati. Hal ini disebabkan oleh tekanan yang timbul dari tanggung jawab besar yang seharusnya belum menjadi beban mereka pada usia tersebut.
Oleh karena itu, Kasandra mengajak para orang tua untuk terus memberikan dukungan, baik dalam bentuk pendidikan maupun lingkungan yang positif, agar anak-anak mereka dapat mengambil keputusan yang lebih bijak mengenai pernikahan.
Orang tua juga disarankan untuk memastikan anak-anak mereka menyelesaikan pendidikan dan memulai karier sebelum mempertimbangkan pernikahan. Dengan demikian, anak-anak dapat berpikir secara logis dan mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul akibat pernikahan dini.